Norma kesusilaan Pendidikan Kewarganegaraan 1 Kelas 7 Parsono 2009

6 PKn SMPMTs Jilid 1

3. Norma kesopanan

Norma kesopanan adalah peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan manusia dalam masyarakat dan dianggap sebagai tuntunan pergaulan sehari-hari dalam masyarakat itu. Norma ini timbul dan diadakan oleh masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan, sehingga masing-masing anggota masyarakat saling menghormati. Norma kesopanan merupakan pedoman mengatur tingkah laku manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya. Dalam masyarakat tertentu, kesopanan ditetapkan sebagai peraturan yang mengatur apa yang tidak boleh dilakukan dan apa yang boleh dilakukan oleh seseorang anggota masyarakat. Norma kesopanan bersifat relatif artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu. Akibat dari pelanggaran norma ini adalah dicela sesamanya, sanksi tidak tegas, tetapi dapat diberikan oleh masyarakat berupa cemoohan dan dikucilkan dalam pergaulan masyarakat. Sumber norma kesopanan adalah keyakinan masyarakat yang bersangkutan. Contoh: a. Berilah terlebih dahulu tempat duduk kepada wanita di dalam kereta api, bus, dan lain-lain, terutama wanita yang tua, hamil, atau membawa bayi. b. Jangan berdesak-desakan memasuki ruangan. c. Jangan meludah di sembarang tempat. d. Jangan berkata-kata kotor atau kasar.

4. Norma hukum

Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa negara. Isinya mengikat setiap orang dan pelaksanaannya dapat dipaksakan oleh alat-alat negara. Dalam masyarakat tertentu ada hukum yang diberlakukan secara lisan yang disebut hukum adat. Norma hukum berfungsi sebagai berikut. 7 PKn SMPMTs Jilid 1 a. Melengkapi norma-norma yang lain dengan sanksi yang nyata dan tegas. b. Mengatur hal-hal yang belum diatur oleh norma-norma yang lain. c. Norma hukum kadang-kadang mengatur hal-hal yang bertentangan dengan norma yang lain. Contohnya pengatur pelaksanaan hukuman mati, meskipun dalam norma pada umumnya dilarang membunuh. Sumber norma hukum bisa berupa peraturan perundang- undangan, yurisprudensi, kebiasaan, dan doktrin. Contoh: a. Barang siapa dengan sengaja menghilangkan jiwa nyawa orang lain, dihukum karena membunuh dengan hukuman setinggi-tingginya 15 tahun. b. Orang yang ingkar janji suatu perikatan yang telah diadakan, diwajibkan mengganti kerugian. Misalnya jual beli. Gambar 1.1: Penegakan hukum Sumber: Solo Pos, 21 November 2006