Pendidikan Agama Islam 5
2 7 2 7
2 7 2 7
2 7
2. Masa Dewasa Nabi Musa a.s.
Setelah menginjak usia dewasa, Nabi Musa a.s. keluar dari istana Raja Fir’aun untuk mencari pengalaman baru dan mengetahui dunia luar.
Dalam suatu perjalanan, Nabi Musa a.s. bertemu dengan dua orang yang sedang berkelahi. Dua orang tersebut berasal dari bani Israil dan yang
satunya adalah orang Qibti keturunan dari Raja Fir’aun. Nabi Musa a.s. berusaha mendamaikan dua orang yang sedang berkelahi tersebut dan
melerainya. Tanpa diduga sebelumnya, Nabi Musa a.s. menendang dan meninju orang Qibti tersebut yang berakibat meninggal dunia.
Nabi Musa a.s. dan orang dari bani Israil tadi merasa takut dan cemas. Sebab, mereka telah mengetahui bahwa dengan membunuh orang Qibti
tersebut, maka akan berurusan dengan Raja Fir’aun dan akan mendapatkan hukuman dari Raja Fir’aun yang sangat berat. Akhirnya,
Nabi Musa a.s. melarikan diri dan meninggalkan Negeri Mesir yang merupakan tanah kelahirannya.
Dalam pelariannya, Nabi Musa a.s. bertemu dangan dua orang gadis yang mengantri untuk mengambil air minum untuk hewan ternaknya. Padahal,
orang-orang yang mengantri untuk mengambil air di situ adalah orang laki- laki semua. Nabi Musa a.s. merasa terpanggil hatinya untuk menolong kedua
gadis tersebut. Akhirnya, Nabi Musa a.s. ikut mengantri untuk mengambil air guna menolong kedua gadis tersebut. Setelah ditolong oleh Nabi Musa,
kedua gadis tersebut mengucapkan terima kasih kepada Nabi Musa a.s. dan menawarkan kepadanya agar sudi berkunjung ke rumahnya. Nabi Musa
a.s. pun mau berkunjung ke rumah kedua gadis tersebut dan ternyata di rumah kedua gadis tersebut ada seorang laki-laki yang sudah tua renta,
yang merupakan bapak dari kedua gadis tersebut. Seorang laki-laki yang sudah tua renta tersebut tidak lain adalah Nabi Syu’aib.
Nabi Syu’aib sangat menyukai kepribadian Nabi Musa yang suka menolong dan berbudi pekerti luhur. Oleh karena itu, Nabi Syu’aib meminta
kepada Nabi Musa untuk menikahi salah satu putrinya. Dengan senang hati, Nabi Musa memenuhi permintaan Nabi Syu’aib tersebut. Pernikahan
pun digelar antara Nabi Musa dan putri Nabi Syu’aib. Sebagai maskawinnya, Nabi Musa akan membantu pekerjaan Nabi Syu’aib
selama 10 tahun. Nabi Musa hidup bahagia bersama istrinya di rumah Nabi Syu’aib.
Pendidikan Agama Islam 5
2 8 2 8
2 8 2 8
2 8
Setelah 10 tahun pernikahan Nabi Musa dengan putri Nabi Syu’aib, maka maskawin pernikahan Nabi Musa sudah lunas terbayar. Nabi Musa
pun rindu akan kampung halamannya, negeri Mesir. Akhirnya, Nabi Musa bersama istrinya meminta izin kepada Nabi Syu’aib untuk menengok
kampung halamannya. Dengan senang hati, Nabi Syu’aib mengabulkan permintaan tersebut.
Dalam perjalanan, Nabi Musa dan istrinya beristirahat di suatu tempat yang bernama Tursina. Di tempat tersebut, Nabi Musa melihat api yang
keluar dari salah satu pohon. Nabi Musa bermaksud mengambil api itu untuk penerangan, tetapi tidak bisa. Di tempat itulah Nabi Musa menerima
wahyu dari Allah swt. dan dinobatkan oleh Allah swt. sebagai seorang Rasul, utusan Allah.
3. Nabi Musa Berdakwah kepada Raja Fir’aun