Gelar As-Siddiq kepada Abu Bakar r.a. Pemilihan dan Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah

Pendidikan Agama Islam 5 9 0 9 0 9 0 9 0 9 0 Abu Bakar meninggal dunia pada tanggal 23 Jumadil Akhir tahun 13 H, bertepatan dengan bulan Agustus tahun 634 M pada usia 63 tahun. Ia dimakamkan di bekas rumah putrinya, ‘Aisyah, di samping makam Rasulullah saw..

2. Gelar As-Siddiq kepada Abu Bakar r.a.

Abu Bakar mendapat gelar “as-Siddiq”, yang berarti “yang sangat membenarkan.” Pemberian gelar tersebut berkaitan dengan peristiwa Israk Mikraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.. Sebab, Abu Bakar merupakan sahabat yang pertama kali membenarkan peristiwa Israk Mikraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.. Peristiwa tersebut bermula ketika orang-orang kafir Quraisy di Mekah menjadi gempar ketika mendengar peristiwa Israk Mikraj. Mereka sangat tidak memercayai peristiwa Israk Mikraj yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw., termasuk di antara mereka adalah Abu Jahal, Abu Lahab, dan sebagainya. Mendengar berita besar tersebut, Abu Jahal bergegas menemui Abu Bakar dan berkata kepadanya, ”Hai Abu Bakar Bagaimanakah pendapatmu tentang perkataan sahabatmu Muhammad yang paling kamu cintai bahwa ia semalam berjalan-jalan pergi ke Baitulmaqdis, di Palestina dan pagi ini sudah ada di antara kita di Mekah?” Abu Bakar menjawab, “Apakah ia berkata demikian?” Abu Jahal menjawab, “Ya, sungguh ia berkata begitu di depan orang banyak.” Abu Bakar berkata, “Jika benar ia berkata demikian, ia sungguh benar dan tidak akan berdusta.” Abu Jahal kemudian bertanya, “Apakah kamu membenarkan perkataannya?” Abu Bakar dengan tegas menjawab, “Ya, aku membenarkan perkataannya dan aku akan membenarkan dia, meskipun lebih jauh daripada itu. Aku akan membenarkan berita dari langit, baik di waktu pagi maupun di waktu sore yang datang darinya.” Atas peristiwa tersebut, Abu Bakar mendapat gelar as-Siddiq. Gelar tersebut diberikan kepadanya karena keyakinannya akan kebenaran peristiwa Israk dan Mikraj yang dialami oleh Nabi Muhammad. Beliaulah yang benar-benar meyakini kebenaran Israk Mikraj yang dilakukan Nabi Muhammad saw. tanpa keraguan sedikit pun. Pendidikan Agama Islam 5 9 1 9 1 9 1 9 1 9 1

3. Pemilihan dan Pengangkatan Abu Bakar sebagai Khalifah

Pada saat para sahabat dan umat Islam memusatkan perhatiannya untuk mengurusi jenazah Nabi Muhammad saw., Bani Sa’idah yang dipimpin oleh Sa’ad bin Ubadah, yang berasal dari kaum Ansar suku Khazraj, berinisiatif mengadakan sidang di Saqifah Bani Sa’idah. Tujuan dari sidang tersebut adalah untuk membicarakan tentang kepemimpinan umat Islam sepeninggal Rasulullah saw.. Bani Sa’idah menghendaki agar pengganti Rasulullah saw. berasal dari kaum Ansar, dan secara khusus berasal dari suku mereka, yaitu dengan mengangkat Sa’ad bin Ubadah sebagai pengganti Rasulullah saw.. Berita tentang sidang yang dilakukan oleh Bani Sa’idah akhirnya terdengar oleh para sahabat dan kaum Muhajirin. Setelah berunding, kaum Muhajirin sepakat mengirim tiga tokoh untuk mendatangi tempat persidangan. Tiga tokoh tersebut adalah Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, dan Abu Ubaidah bin Jarrah. Ketiga orang tersebut sempat mendengar bagian akhir dari pidato Sa’ad bin Ubadah. Setelah Sa’ad bin Ubadah menyelesaikan pidatonya, konon Umar bin Khattab hampir saja tidak dapat menahan amarahnya, namun dapat diredakan oleh Abu Bakar as-Siddiq. Terjadilah perdebatan mengenai siapa yang paling berhak untuk menggantikan Rasulullah saw.. Kaum Ansar menginginkan jabatan tersebut. Namun demikian, kaum Muhajirin pun bersikukuh agar pengganti Rasulullah saw. berasal dari kalangan mereka. Ketika perdebatan dan ketegangan memuncak, Abu Ubaidah bin Jarrah maju ke depan dan berkata, “Sahabat-sahabatku dari kaum Ansar, kalian adalah pihak yang pertama-tama menyokong dan membantu. Janganlah kalian menjadi pihak yang pertama-tama berubah dan berganti pendirian.” Pidato yang pendek dari Abu Ubaidah ternyata telah menyadarkan sekalian kaum Ansar. Setelah itu, tampillah Basyir bin Sa’ad, salah satu tokoh suku Khazraj dan berkata: “Saudara-saudaraku kaum Ansar Bukankah Muhammad itu dari suku besar Quraisy? Justru kaumnya lebih berhak dan layak memegang pimpinan. Demi Allah, saya sendiri tidak akan membantahnya dalam persoalan ini. Marilah kita bersama- sama bertakwa kepada Allah. Janganlah kita saling berbantah dan bertengkar.” Pendidikan Agama Islam 5 9 2 9 2 9 2 9 2 9 2 Dalam suasana yang sudah reda itu, Abu Bakar maju ke depan dan berkata: “Marilah kita semuanya kini memusatkan perhatian kepada dua tokoh dan silakan pilih, yaitu Umar bin Khattab ataupun Abu Ubaidah bin Jarrah”. Akan tetapi, dengan spontan dan bersamaan Abu Ubaidah dan Basyir bin Sa’ad berteriak: “Mana mungkin hal itu Demi Allah, kami tidak akan menyerahkan pimpinan kecuali kepadamu. Engkau adalah tokoh termulia di kalangan Muhajirin, engkau menyertai Rasulullah di Gua Sur, dan engkau pula yang menggantikan Rasulullah sebagai imam salat Silakan ulurkan tanganmu dan kami akan mengangkat baiat terhadapmu”. Keduanya maju ke depan, menjabat tangan Abu Bakar dan mengucapkan bai’at, disusul oleh Umar bin Khattab. Bagai sengatan arus listrik, tiba-tiba seluruh yang hadir dalam sidang itu membaiat Abu Bakar as-Siddiq sebagai pengganti Nabi saw.. Setelah sekalian umat Islam melakukan bai’at kepadanya, Abu Bakar naik mimbar di dalam Masjid Nabawi dan berpidato untuk yang pertama kalinya. Setelah mengucapkan puji dan syukur kepada Allah, Abu Bakar berkata: “Saudara-saudara, saya sudah terpilih untuk memimpin kamu sekalian, dan saya bukanlah orang yang terbaik di antara kamu sekalian. Kalau saya berlaku baik, bantulah saya... Apabila ada golongan yang meninggalkan perjuangan di jalan Allah, maka Allah akan menimpakan kehinaan kepada mereka. Apabila kejahatan itu sudah meluas pada suatu golongan, maka Allah akan menyebarkan bencana kepada mereka. Taatilah aku selama aku taat kepada Allah dan Rasulullah. Akan tetapi, apabila aku melanggar perintah Allah dan Rasulullah, maka gugurlah kesetiaanmu kepadaku....”

4. Kekhalifahan Abu Bakar r.a. 632-634 M11-13 H