Pendidikan Agama Islam 5
12 2 12 2
12 2 12 2
12 2
b. Syarat Sah Puasa
Syarat sah puasa berarti hal-hal yang harus dipenuhi seseorang agar puasanya menjadi sah. Jika syarat tersebut tidak terpenuhi, maka
puasanya tidak sah atau batal. Adapun yang termasuk syarat sah puasa, antara lain:
1
Islam sepanjang hari. Bagi orang Islam yang sedang berpuasa dan tiba-tiba murtad keluar dari agama Islam karena mencela Islam,
maka batallah puasanya.
2 Mumayiz, yaitu dapat membedakan antara yang baik dan tidak baik.
Orang yang sedang berpuasa tiba-tiba gila, meskipun sesaat, maka tidaklah sah puasanya.
3 Suci dari haid dan nifas. Jika sedang berpuasa tiba-tiba keluar darah
tersebut, maka puasanya batal. 4
Dilaksanakan pada waktu-waktu diperbolehkan untuk berpuasa. Jika seseorang melaksanakan puasa pada tanggal 1 Syawal hari raya
Idulfitri atau 10 Zulhijah hari raya Iduladha atau tanggal 11-13 Zulhijah hari Tasyrik, maka puasanya tidak sah dan menjadi haram hukumnya.
4. Rukun Puasa
Rukun puasa adalah sesuatu yang harus terpenuhi untuk sahnya puasa pada saat pelaksanaan puasa. Seperti halnya syarat puasa, rukun puasa
jika ditinggalkan akan membatalkan puasa. Rukun puasa hanya ada dua macam, yaitu:
a.
Niat, yaitu menyengaja melakukan puasa. Niat untuk puasa Ramadan harus dilaksanakan pada malam hari sebelum terbit fajar. Niat
dilakukan di dalam hati, misalnya; “Saya niat puasa Ramadan besok”. Niat pun boleh diucapkan dengan lisan. Suatu perbuatan akan berarti
di sisi Allah swt. apabila dilakukan dengan kesadaran hati atau alat yang benar. Niat yang benar menurut Islam adalah mencari rida Allah
swt. atau menaati perintah-Nya. Janganlah kalian berniat puasa hanya karena takut dimarahi oleh orang tua kalian.
Rasulullah saw. bersabda:
Pendidikan Agama Islam 5
1 2 3 1 2 3
1 2 3 1 2 3
1 2 3
Artinya:“Dari Hafsah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari sebelum terbit fajar, maka tidak sah puasanya.” H.R. Abu
Dawud, at-Tirmizi, dan an-Nasa’i dalam Sunan Abu Dawud No. 2.098, Sunan At-Tirmizi No. 662, dan Sunan An-Nasa’i
No. 2.291 - 2.292.
b. Menahan diri dari segala yang membatalkan puasa mulai dari terbit
fajar hingga terbenam matahari Magrib. Ketika puasa juga harus dapat menahan diri dari nafsu dan perbuatan yang dapat merusakkan
puasa dan kesucian bulan Ramadan.
5. Hal-hal yang Membatalkan Puasa
Orang yang berpuasa harus menjauhi hal-hal berikut agar puasanya tidak menjadi batal.
a. Makan dan minum dengan sengaja. Sebab, orang yang berpuasa
harus mencegah dari makan dan minum. Allah swt. berfirman:
. . . wa kulu wasyrabu hatta yatabayyana lakumul-khaitul-abyadu minal-khaitil-aswadi minal-fajr i . . . .
Artinya:“. . . Makanlah dan minumlah hingga jelas bagimu
perbedaan antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar . . . .” Q.S. al-Baqarah 2: 187
Jika orang yang berpuasa lupa atau tidak sengaja makan dan minum, maka puasanya tidak batal, sebagaimana sabda Rasulullah saw.
sebagai berikut. -
- .
- -
- -
- .
. .
.
Pendidikan Agama Islam 5
1 2 4 1 2 4
1 2 4 1 2 4
1 2 4
Artinya:“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa lupa bahwa dia berpuasa, lalu dia makan atau minum, maka hendaklah disempurnakan puasanya,
sesungguhnya Allah-lah yang memberinya makan dan minum.” H.R. al-Bukhari dan Muslim
b. Muntah dengan sengaja. Rasulullah saw. bersabda:
Artinya:“Dari Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda:
“Barang siapa yang terpaksa muntah, tidaklah wajib mengganti puasanya, dan barang siapa yang menyengaja
muntah, maka hendaklah dia mengganti puasanya.” H.R. Abu Dawud, Ahmad, at-Tirmizi, dan Ibnu Majah
c. Keluar darah haid atau nifas bagi perempuan.
d. Hilang akal atau gila. Jika hal tersebut terjadi pada siang hari, maka
batallah puasanya. e.
Dan lain sebagainya.
6. Orang-orang yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa