Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

perkara waris yang berbeda agama. Namun demikian, dalam perkara ini Pengadilan Agama Badung telah memutuskan waris berbeda agama antara pewaris dan ahli waris adalah diperbolehkan. Penyusun memilih mengadakan penelitian di Pengadilan Agama Badung karena Pengadilan Agama ini telah menerima dan memproses perkara waris berbeda agama. Terlepas dari beberapa kaidah normatif yang mengatakan bahwa waris berbeda agama adalah tidak diperbolehkan. Adapun permasalahan yang akan dikemukakan dalam skripsi ini adalah bagaimana penyelesaian perkara waris beda agama dalam sistem hukum di Indonesia. Dalam hal ini sang anak yang beragama Islam mendapatkan harta warisan dari ibunya yang beragama Hindu yang terjadi di Badung Provinsi dan sang anak yang beragama Islam tersebut mengajukan perkaranya di Pengadilan Agama Badung. Beranjak dari latar belakang masalah di atas, penulis merasa tertarik untuk mengangkat sebuah judul “Penyelesaian Perkara Waris Beda Agama di Pengadilan Agama : Studi Putusan No.: 4Pdt.P2013PA.Bdg.”.

B. Identifikasi Masalah

Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar keempat di dunia dengan berbagai macam suku dan agama. Secara resmi Indonesia hanya mengakui enam agama, yakni: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Buddha dan Khonghucu tetapi mayoritas penduduknya memeluk agama Islam, dengan demikian maka secara otomatis hukum yang berlaku di Indonesia sedikit banyak dipengaruhi oleh Hukum Islam. Hukum Islam melingkupi seluruh segi kehidupan manusia, baik untuk mewujudkan kebahagiaan di atas dunia maupun di akhirat kelak. Hubungan dan interaksi sosial antara manusia tersebut salah satunya dapat terwujud melalui suatu perkawinan. Keluarga mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dan merupakan masyarakat kecil yang terdiri dari seorang ayah, ibu, dan anak. 7 Perkawinan merupakan salah satu sebab timbulnya hubungan waris mewarisi. Hubungan ini lahir ketika ada salah satu pihak yang meninggal dunia. Orang yang meninggal dunia ini biasanya meninggalkan harta, baik berupa harta benda yang menjadi miliknya maupun yang menjadi hak dan kewajibannya. Harta tersebut dikenal dengan istilah harta warisan. Di Indonesia perkawinan tidak hanya dilakukan dengan orang yang seagama tapi tidak menutup kemungkinan perkawinan terjadi dengan orang yang berbeda agama. Perkawinan antara orang yang berbeda agama menurut hukum di Indonesia adalah dilarang. Akan tetapi, sering terjadi penyelundupan hukum, yang mengakibatkan terjadinya perkawinan beda agama. Sehingga ketika salah satu pihak meninggal dunia ataupun terjadi perceraian menimbulkan masalah hukum baru, yaitu kewarisan berbeda agama. Salah satu pembahasan dalam ilmu mawaris adalah pembahasan tentang penyebab kewarisan dan penghalangnya. Penyebab seseorang berhak menerima 7 Muderis Zaini, Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga System Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1992, hal. 7 warisan adalah adanya hubungan perkawinan, kekerabatan, dan memerdekakan budak. Sedangkan penghalang kewarisan salah satunya adalah perbedaan agama antara pewaris dan ahli waris yang dapat menggugurkan hak seseorang untuk mewarisi harta peninggalan. Dengan kata lain, penghalang-penghalang untuk mewarisi merupakan tindakan atau hal-hal yang dapat menggugurkan hak seseorang untuk mewarisi harta peninggalan setelah adanya sebab-sebab untuk mewarisi. 8 Perbedaan agama yang menjadi penghalang mewarisi adalah apabila pewaris dan ahli waris salah satunya beragama Islam dan yang lain bukan Islam. Perbedaan agama sebagai penghalang kewarisan diperhitungkan pada saat muwaris meninggal, karena pada saat itulah hak kewarisan untuk ahli waris mulai berlaku. Jumhur ulama bersepakat menetapkan bahwa orang kafir tidak dapat mewarisi seorang Muslim lantaran lebih rendah statusnya dari pada orang Islam. 9

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Batasan masalah

Agar terhindar dari kesalahpahaman serta ketidakjelasan masalah yang diambil oleh penulis, maka penulis mebatasi masalah terkait penetapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Agama Badung yang menyatakan bahwa Pengadilan Agama Badung mengabulkan permohonan 8 Ahmad Azhar Bazhar Basyir, Hukum Waris Islam Yogyakarta, Universitas Islam Indonesia, 1990, hlm. 16 9 Al-Qardawi, Fatwa-Fatwa Kontemporer, terjemah Hadyu al-Islam Fatawi Mu‟asirah, Jilid ke-3 Jakarta: Gema Insani Press, 2002, hlm. 850. untuk perkara waris beda agama. Hambatan hak mewaris anak yang lahir dari perkawinan beda agama adalah belum adanya unifikasi yang mengatur tentang waris karena dalam kenyataannya masih terdapat pluralisme hukum waris, sehingga dalam menyelesaikan masalah hak waris anak yang lahir dari perkawinan beda agama masing-masing pihak tunduk pada hukum yang berbeda yaitu berdasarkan hukum agama atau adat.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian tersebut diatas, rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: a. Bagaimana hukum kewarisan beda agama dalam perspektif ulama madzhab? b. Bagaimana hukum kewarisan beda agama menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia? c. Apakah perkara No. 4Pdt.P2013PA.Bdg terhadap waris beda agama sesuai dengan Hukum Waris Islam dan Hukum Positif?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui hukum kewarisan beda agama dalam perspektif ulama madzhab. b. Untuk mengetahui hukum kewarisan beda agama menurut hukum positif yang berlaku di Indonesia. c. Untuk mengetahui perkara No. 4Pdt.P2013PA.Bdg terhadap waris beda agama telah sesuai dengan Hukum Waris Islam dan Hukum Positif.

2. Manfaat penelitian ini adalah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka menambah khazanah ilmu pengetahuan hukum, terutama pembahasan hukum mengenai waris beda agama. b. Agar masyarakat mengetahui pengaturan hak waris beda agama serta akibat hukum yang berlaku di Indonesia.

E. Studi Pustaka Terdahulu

Dalam review studi terdahulu penulis meringkas skripsi yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan penulis sebelumnya. No Nama Penulis dan Judul Substansi Pembeda 1. Yatmi Wulansari, Peradilan Agama tahun 2009 Penolakan ahli waris menurut Hukum Islam dan KUHP Dalam Skripsi ini membahas tentang takharuj atau mengundurkan diri menjadi ahli waris, takharuj dapat terjadi karena beberapa hal pertama, karena keridhoan diri sendiri Perbedaan dengan skripsi penulis adalah skripsi ini membahas tentang hak penolakan ahli waris untuk mendapatkan harta waris dari si pewaris yaitu hak untuk menolak menjadi ahli