Jenis Penelitian Teknik Pengumpulan data

c. Yang diwarisi al-Mauruts, yakni peninggalanharta peninggalan. Al- mauruts dinamakan juga miraats dan irts, yaitu harta yang ditinggalkan oleh orang yang mewariskan atau hak-hak yang mungkin diwariskan. 2 2. Syarat-syarat kewarisan : a. Harus ada Muwarrits pewaris yang telah meninggal dunia dan meninggalkan harta peninggalan warisan merupakan conditio sine quo-non baru ada masalah kewarisan apabila ada seseorang yang meninggal dunia. Bilamana tidak ada yang meninggal dunia maka belum disebut masalah kewarisan. b. Pewarisan hanya berlangsung karena kematian. Yang mati meninggal itu dapat bermacam-macam pula bentuknya, antara lain: 1 Mati haqiqi mati sejati, ialah hilangnya nyawa seseorang dari jasadnya, yang dapat dibuktikan oleh panca indra atau pembuktian menurut ilmu kedokteran. 2 Mati hukmi mati yang dinyatakan menurut keputusan hakimpengadilan. Pada hakikatnya orang itu masih hidup, atau dua kemungkinan antara hidup dan mati menurut hukum dianggap telah mati. 2 Ramulyo Idris, “Hukum Kewarisan Islam [Studi Kasus, Perbandingan Ajaran S yafi‟ipatrilinial dan praktek HazairinBilateral dan praktek di Pengadilan Agama]” Jakarta: Ind Hill-CO, 1987, hal. 50-51. 3 Mati takdiri ialah kematian bayi yang baru dilahirkan akibat terjadi pemerkosaan, misalnya: a Kematian seorang bayi akibat pemukulan terhadap perut ibunya b Atau pemaksaan ibunya meminum racun, dan tidak langsung terhadap bayi yang mati. 3 3. Adapun sebab-sebab warisan yang disepakati ada tiga yakni : a. Kekerabatan atau nasab hakiki, Hanafiyyah menyebutkan ar-Rahim, yang dimaksudkan adalah kekerabatan hakiki. Yakni, setiap hubungan yang penyebabnya adalah kelahiran. Ini mencakup keturunan si mayit dan asal-usulnya juga anak dari asal-usul si mayyit. b. Hubungan suami istri atau nikah yang sah, yang dimaksudkan adalah akad yang sah, baik disertai menggauli istri atau tidak. Ini mencakup suami dan istri. c. Wala‟ adalah kekerabatan secara hukum yang dibentuk oleh syar’i karena memerdekakan budak. d. Syafi’iyyah dan Malikiyah menambahkan sebab keempat yaitu representasi Islam. Representasi Islam Muslim mendapatkan warisan seperti nasab. Peninggalan orang Muslim atau sisa peninggalan diberikan kepada Baitul Mal sebagai warisan kepada orang-orang 3 Ramulyo Idris, “Hukum Kewarisan Islam [Studi Kasus, Perbandingan Ajaran S yafi‟ipatrilinial dan praktek HazairinBilateral dan praktek di Pengadilan Agama]” Jakarta: Ind Hill-CO, 1987, hal. 51-52