3. Karakteristik Citra
Citra atau image tidak selalu mencerminkan realitas objektif, bisa jadi citra dikontruksi sedemikian rupa sehingga terkadang real dengan
kenyataan sesungguhnya. Citra tidak bisa diukur dengan sistematis, hanya bisa dideskripsikan. Kenyataannya citra itu bersifat abstrak hanya
wujudnya yang dapat dirasakan melalui penilaian negatif ataupun positif
28
. Wujud dari pencitraan dapat dirasakan dari hasil penilaian, penerimaan,
kesadaran, dan pengertian, baik semacam tanda respek dan rasa hormat, baik itu dari publik sekelilingnya ataupun dari masyarakat luas terhadap
institusi atau individu sebagai sebuah badan usaha ataupun terhadap personelnnya dipercaya, profesional, dapat diandalkan dalam pemberian
pelayanan yang baik
29
. Dengan citralah dapat mempengaruhi opini publik sekaligus
menyebarkan makna-makna bersifat informasi, sebab semakin baik kesan yang dipersepsikan oleh masyarakat akan semakin baik juga citra lembaga
tersebut. Dalam pembentukan citra akan terlihat atau terbentuk melalui proses penerimaan secara fisik panca indera, yang masuk pada saringan
perhatian attention filter kemudian akan menghasilkan pesan yang dapat
28
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, hal. 75
29
Rosady Ruslan, Praktik dan Solusi Public Relations dalam Situasi Kritis dan Pemulihan Citra, Jakarta: Ghalta, 1999, hal. 50
dimengerti atau dilihat perceived massage yang kemudian berubah menjadi persepsi dan akhirnya akan menghaliskan citra
30
.
4. Analisis Citra
Tujuh langkah utama dalam menganalisis citra menurut Philip Kotler adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Analisis Citra Sumber: Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi
30
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi, hal. 75
SITUATION ANALYSIS Analisis Situasi
PRELIMARY ANALYSIS Analisis Persiapan
RESEARCH DESIGN Rancangan Riset
SOURCES OF DATA Sumber Data
DATA ANALYSIS Analisis Data
REPORT PREPARATION Persiapan Laporan
FOLLOW UP
Proses identifikasi harus dimulai dengan sasaran khalayak yang jelas, dan khalayak dapat diartikan sebagai calon pembeli jasa yang
ditawarkan itu kemungkinan diterima atau menolak pesan-pesan yang disampaikan. Khalayak sasaran tersebut terdiri dari individu, kelompok
dan masyarakat tertentu yang sangat mempengaruhi keputusan komunikator
tentang apa
yang dikatakan
what, bagaimana
mengatakannya why, kapan mengatakannya when, di mana pesan tersebut disampaikan where, dan kepada siapa pesan who tersebut akan
disampaikan sehingga dapat berpengaruh terhadap citra instansi. Maka pihak praktisi public relations komunikator terlebih dahulu harus
meneliti mengenai kebutuhan, keinginan, sikap, tanggapan, trendi dan ciri- ciri dari khalayak sasaran tersebut untuk menentukan program kerja dan
tujuan apa yang hendak dicapai
31
.
5. Pembentukan Citra
Terdapat empat komponen pembentukan citra, yaitu persepsi, kognisi, motivasi dan sikap. Persepsi diartikan sebagai hasil pengamatan
unsur lingkungan dimana kemampuan mempersepsi inilah dapat melanjutkan proses pembentukan citra dengan memberikan informasi-
informasi kepada individu untuk memunculkan suatu keyakinan. Sehingga dari keyakinan tersebut timbul suatu sikap pro dan kontra tentang produk,
31
Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006, hal. 78-79