Latar Belakang Masalah Agenda media dalam pemberitaan pemilu presiden 2014 pada Koran Sindo
Tingkat penonjolan ataupun penekanan berita dari sebuah media mencakup beberapa level-level tertentu dalam penentuan agenda media,
diantaranya yaitu: 1 penciptaan kesadaran, hal ini bisa terjadi saat meliput berita yang disebarluaskan di media secara spektakuler sehingga menjadi isu utama; 2
menentukan prioritas, agenda seseorang akan terkena pengaruh bukan hanya dari
cara suatu berita ditampilkan atau disampaikan, tetapi juga waktu dan ruang yang
disediakan untuk berita itu; 3 mempertahankan isu, liputan terus menerus akan
membuat isu menjadi kelihatan penting.
5
Pemberitaan di media massa terjadi melalui proses pesan yang sistematis dan tersusun rapi, tidak semua pesan dapat dengan bebas diterima oleh khalayak,
namun harus melalui proses seleksi oleh wilayah pemilihan redaksi, pemilihan pesan berlandasan pada dua kepentingan besar, penting menurut media dan
penting menurut khalayak. Jika salah satu unsur kepentingan tersebut tidak terpenuhi maka pesan tidak akan disampaikan.
6
Terlihat bahwa sedikit banyaknya media memberikan pengaruh kepada publik mengenai isu mana yang lebih
penting dibandingkan dengan isu lainnya. Kemudian kita menyebutnya dengan agenda setting pada media massa. Salah satu aspek yang paling penting dari
konsep agenda media ini adalah masalah waktu pembingkaian pesan atas fenomena-fenomena tersebut. Dalam artian bahwa tiap-tiap media memiliki
potensi-potensi agenda setting yang berbeda satu sama lainnya. Dengan begitu, media berpotensi besar dalam menentukan agenda. Media
dapat mengubah dirinya menjadi salah satu agen bagi konstruksi sosial yang mampu mendefinisikan realitas sesuai dengan kepentingannya. Bahkan, menurut
5
Ibid, h. 495-496.
6
Dedi Kurnia Syah Putra, Media dan Politik: Menemukan Relasi Antara Dimensi Simbiosis Mutualisme Media dan Politik, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012, h.11.
Muttaqin dalam jurnal Dakwah dan Komunikasi menuturkan, bahwa media dengan kemampuannya menafsirkan realitas menciptakan realitas baru yang
sesungguhnya berbeda atau tidak memiliki referensi yang pasti dalam kehidupan nyata.
7
Pemilu sebagai sebuah realitas sosial politik merupakan salah satu berita politik yang selalu menarik media massa untuk diliput dan dijadikan bahan
pemberitaan. Bahkan, baik berita politik dan media seperti tidak dapat terpisahkan karena saling bergantung satu sama lain dan merupakan salah satu warisan dari
presiden Roosevelt. Awalnya presiden Franklin D Roosevelt FDR memperkenalkan apa yang ia sebut Fireside Chast pada tahun 1933. Roosevelt
merupakan presiden pertama yang menggunakan media secara efektif untuk mengalang dukungan publik.
8
Demikian pula yang kemudian dirasakan oleh pers dan persuratkabaran di Indonesia saat ini, perpaduan yang indah antara politik dan
media. Faktanya, pemilihan Umum Juni 1999 membersitkan semacam daya mitos
bahwa melalui pemilu itulah, segala krisis, segala kemelut akan kita atasi seakan- akan ada formula jampi-jampi pada pemilu. Karena itu, pemilihan umum menjadi
agenda yang sangat sentral dan strategis. Masyarakat pers bersama media massa, lembaga masyarakat dan pemerintah terpanggil untuk menjelaskan agenda itu dan
memasyarakatkannya.
9
Bahkan sampai menjadikannya sebagai agenda media.
7
Ahmad Muttaqin, Ideologi dan Keberpihakan Media Massa, Jurnal Ilmiah Komunikasi Makna, Vol.3 No.1, h.190.
8
Shirley Biagi, Media Impact: Pengantar Media Massa. Penerjemah Mochamad Irfan dan Wulung Wira Mehendra, Jakarta: Salemba Humanika, 2010, h.346.
9
Jakob Oetama, Pers Indonesia: Berkomunikasi Dalam Masyarakat Tidak Tulus, Jakarta: Penerbit Buku Kompas, 2001, h.475.
Berita mengenai pemilu maupun kampanye senantiasa dikaitkan dengan kekuatan media yang dapat mempengaruhi khalayaknya dalam hal orientasi dan
sikap politik warga. Karena itu, pemberitaan di sekitar peristiwa pemilu selalu diwarnai konflik kepentingan dan pertarungan dalam hal mempengaruhi
penampilan berita di media massa. Tentu saja isi pemberitaan ini nantinya mempunyai implikasi terhadap mereka yang menggunakan media tersebut.
Karena menyangkut fungsi dan peran media, baik sebagai sumber informasi maupun sarana media komunikasi politik yang menghubungkan kekuatan-
kekuatan politik dengan khalayak luas. Pemberitaan kampanye pemilu pada media massa tertuang dalam pasal 72
disebutkan bahwa kegiatan kampanye pemilu bisa dilakukan melalui berbagai aktifitas seperti pertemuan terbatas, tatap muka, penyebaran melalui media cetak
dan media elektronik, penyiaran melalui radio dan atau televisi, penyebaran bahan kampanye kepada umum, pemasangan alat peraga di tempat umum, dan lain
sebagainya.
10
Saat media dihadapkan pada berita-berita kampanye pemilu, akan menghadapi berbagai kepentingan. Hal ini dipertegas dalam Hamad bahwasanya
setiap media memiliki motivasi dan tujuan di balik teks yang dibuatnya, entah itu motif ideologis, idealis, ekonomis maupun politis, hal mana dapat tertangkap dari
penggunaan ketiga instrumen pembentukan teks tersebut: penggunaan gaya bahasa, strategi pengemasan dan soal pemuatan.
11
10
Faisal Baasir, Indonesia Pasca Krisis: Catatan Politik dan Ekonomi 2003-2004, Jakarta: Anggota Ikapi, 2004, h.3.
11
Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa, Jakarta: Granit, 2004, h.6.
Dengan begitu, persoalan bagi setiap media massa dewasa ini, baik cetak, elektronik bahkan online memiliki kebijakan yang berbeda-beda dalam
menyeleksi informasi, memilih dan mengemas pemberitaannya. Unsur-unsur apa yang ditonjolkan, dan unsur mana pula yang diabaikan dalam pemberitaan itu
menjadi pilihan jurnalistik yang berkait dengan kebijakan pengelola dan kepentingan media.
Pemilihan Umum presiden di tahun 2014, merupakan pemilu yang berbeda di tahun-tahun sebelumnya. Pada pemilu kali ini, Warga Negara Indonesia
dituntut untuk memilih calon pemimpin yang baru setelah masa jabatan Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Presiden selama dua periode di tahun 2004-2009
dan 2009-2014. Lebih-lebih kontestan pemilu dalam memperebutkan kursi RI 1, hanya diperebutkan oleh dua calon kandidat pasangan capres dan cawapres yaitu
Prabowo-Hatta dan Jokowi-Jusuf Kalla. Seyogyanya, pemberitaan mengenai pemilu merupakan angin segara bagi awak media, dan disadari maupun tidak,
keberpihakan media dalam menonjolkan salah satu kandidat takkan terhindarkan. Sehingga, aroma pemberitaan di media kian memanas. Hal ini pula yang
menjadikan peneliti skeptis terhadap independensi salah satu surat kabar nasional yaitu Koran Sindo.
Koran Sindo terbit perdana, 30 Juni 2005 yang sebelumnya bernama Harian Seputar Indonesia. Dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi MNI,
subsidiary dari PT Media Nusantara Citra MNC.
12
Meski Koran Sindo belum lama berdiri, namun koran ini merupakan surat kabar yang patut diperhitungkan
baik dari prestasi yang diraih dengan surat kabar yang lebih dulu telah lama
12
Sejarah Koran Sindo, www.library.upnvj.ac.idpdfs1fisip09204612083bab4.pdf, diakses pada 9 Juni 2014, pkl 11.30 WIB.
berdiri. Dengan salah satu prestasinya yaitu Koran Sindo mampu menyabet berbagai penghargaan dari Ketua Umum Serikat Perusahaan Pers SPS Dahlan
Iskan dalam ajang The 5th Indonesia Print Media Awards IPMA 2014 di Bengkulu.
13
Koran Sindo berhasil menyabet enam penghargaan sampul muka cover koran terbaik. Empat di antaranya gold winner dan dua yang lain silver
winner. Bahkan, saat ini Koran Sindo telah menempati posisi nomor tiga secara nasional dan nomor dua di wilayah Jabodetabek.
14
Begitu banyak media cetak memproklamirkan diri sebagai korannya pemilu atau media yang konsen memuat berita-berita pemilu. Namun, surat kabar
Sindo-lah yang konsisten mengabarkan berita-berita mengenai kampanye pemilu, baik saat pilkada DKI Jakarta, pileg maupun pilpres. Muatan-muatan berita ini
diberikan kolom dan halaman khusus yaitu pada “Rakyat Memilih”. Meski Koran
Sindo bukan satu-satunya surat kabar yang memiliki konsentrasi terhadap pemilu. Ada beberapa sederetan surat kabar yang sama konsentrasi pemberitaannya
mengenai pemilu, salah satunya yaitu Media Indonesia dan Kompas. Koran Sindo memberikan 2-3 halaman muka khusus mengenai pemilu. Sedangkan,
meski Kompas merupakan koran terbaik pertama dalam skala nasional hanya memberikan 1 halaman khusus mengenai berita pemilu dan Media Indonesia 1
atau 2 halaman berita pemilu. Demikian jelas bahwa Koran Sindo menganggap penting betul akan agenda yang ditentukannya. Hal ini pula yang membuat
peneliti tertarik untuk mengambil subjek penelitian pada Koran Sindo.
13
Ibrahim Arsyad, Hari Pers Nasional - KORANSINDO Sabet Enam Penghargaan IPMA 2014, http:www.koran-sindo.comnode365813, 2014, diakses pada 9 Juni 2014, pkl 14.28
WIB.
14
http:www.mnc.co.idbusinessessindomediaid, diakses pada 9 Juni 2014, pkl 14.50 WIB.
Salah satu fenomena yang juga menarik dalam komunikasi politik adalah penggunaan bahasa atau teks dalam berpolitik. Bahasa tidak bersifat netral atau
objektif, seperti yang diasumsikan Lingkaran Wina dan Ilmuwan Positivis. Alih- alih, bahasa bersifat sewenang-wenang, ganda dan majemuk. Tidak ada satu
katapun yang mempunyai makna tunggal. Oleh karena itu, bahasa juga dapat mencerminkan kepentingan pihak yang menggunakannya.
15
Bahkan, persis seperti yang diungkapkan oleh Dr John C Merrill, guru besar Universitas Missouri dalam bukunya The Imperative of Freedom, A
Philosophy of Journalism Autonomy, kebebasan dan indepensi pers dalam melaksanakan tugasnya ditekan oleh kepentingan ekonomi yang menguasai pers
itu sendiri.
16
Dalam kenyataanya pula, usaha media massa Indonesia dalam mengungkap realitas, masih mengalami banyak persoalan. Ada kendala berasal
dari luar seperti dari struktur kekuasaan, dan masyarakat, dan ada pula dari dalam pers itu sendiri, yaitu menyangkut kepentingan politik redaksi dan ekonomi
mereka. Sebagaimana Gerbner dalam McQuail menuturkan, para komunikator
massa memang acapkali berada dalam situasi tertekan, tekanan itu berasal dari berbagai kekuatan luar, termasuk dari klien, penguasa, pakar, institusi lain, dan
khalayak.
17
Demikian, meski adanya keharusan pers untuk menjalankan tugas- tugas idealnya. Namun, pada waktu yang bersamaan kemampuan ekonomi pers
15
Deddy Mulyana, Komunikasi Politik Politik Komunikasi: Membedah Visi dan Gaya Komunikasi Praktisi Politik, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013, h.19.
16
Jakob Oetama, Perspektif Pers Indonesia, Jakarta: LP3ES, 1987, h. 31.
17
Dennnis McQuail, Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Jakarta: Erlangga, 1992, h.141.
itu sendiri dapat berkembang sedemikian rupa, sehingga berpotensi menghimpit peranan idealnya.
Fenomena ini yang kemudian menarik untuk diteliti oleh peneliti, dengan keberpihakan media terhadap orientasi kekuatan politik tertentu, pengaruh
intervensi pemilik modal dan pengiklan dalam proses pemberitaan, bahkan motivasi teks yang diproduksi oleh awak media, menjadikan berita yang masuk
pada meja redaksi harus disortir, berita mana yang layak maupun tidak layak beredar, berita mana yang ditonjolkan maupun yang dibuang. Kemudian hal ini
yang menyebabkan ketidakberimbangan berita yang dikemas. Sehingga, berdasarkan latar belakang diatas, maka skripsi penelitian ini saya beri judul
“Agenda Media dalam Pemberitaan Pemilu Presiden 2014 Pada Koran Sindo
”. B.
Batasan Dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Bermacam-macam rubrik berita pada kolom dan halaman koran, termasuk berita nasional, internasional, politik, ekonomi, lifestyle, olahraga
dan lain sebagainya. Agar penelitian ini lebih terarah peneliti membatasi fokus permasalahan pada kolom khusus pemi
lu yaitu „Rakyat Memilih‟ pada Koran Sindo
. hal ini berdasarkan, rubrik pada halaman „Rakyat Memilih‟ tepat dijadikan sumber penelitian karena memuat hal-ihwal mengenai
pemilihan umum presiden 2014. Agenda setting memiliki tiga unsur penting diantaranya yaitu agenda
media, agenda khalayak, dan agenda kebijakan. Berdasarkan judul yang
peneliti ambil, penelitian ini hanya ingin melihat agenda media. Hal ini tidak terlepas dari kekurangan peneliti.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan yang akan di jawab pada penelitian ini di antaranya
yaitu: 1
Bagaimana politik redaksional Koran Sindo dalam mengagendakan berita dua pasangan capres dan cawapres pada pemilu presiden 2014?
2 Bagaimana karakteristik pesan yang diagendakan Koran Sindo dalam
pemberitaan dua pasangan capres dan cawapres selama pemilu Presiden 2014?