Sistematika Penulisan Agenda media dalam pemberitaan pemilu presiden 2014 pada Koran Sindo
Dalam konteks politik, partai-partai dan para aktor politik akan berusaha memengaruhi agenda media untuk mengarahkan pendapat umum
dalam pembentukan image.
2
Dengan menonjolkan isu, citra, dan karakteristik tertentu kandidat, media ikut memberikan sumbangan yang signifikan dalam
melakukan konstruksi persepsi publik dalam pengambilan keputusan, apakah akan ikut memilih dan siapa yang akan dipilih.
Para peneliti sebelum McCombs dan Shaw memiliki beberapa gagasan yang mirip dengan hipotesis penentuan agenda. Menurut Kurt Lang dan
Gladys Engel Lang dalam Severin dan Tankard mengenai gagasan penentuan agenda menyatakan bahwa:
3
Media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media
massa secara konstan menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang hendaknya dipertimbangkan, diketahui dan dirasakan
induvidu-induvidu dalam masyarakat.
4
Mengutip definisi penentuan agenda yang dikemukakan oleh Dennis McQuail bahwa:
Process by which the relative attention given to items or issues in news coverage influences the rank of public awwareness of issues and
2
Ibid, h. 124.
3
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana, 2009, h.264.
4
Ibid, h.264.
attribution of signifiicance. As an extension, effects on public policy may occur.
5
Pernyataan lain dari tentang gagasan penentuan agenda juga berasal dari pernyataan Bernard Cohen dalam Severin dan Tankard tentang kekuatan
pers:
6
Surat kabar mungkin tidak sering berhasil memberi tahu orang apa yang harus dipikirkan, tetapi surat kabar luar biasa berhasil dalam
memberi tahu pembacanya apa yang harus dipertimbangkan.
7
Artinya, membentuk persepsi khalayak tentang apa yang dianggap penting. Dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan test
case tentang isu apa yang lebih penting.
8
Namun menurut Tamburaka, sejarah agenda setting sebenarnya sudah ada sejak lama tanpa ada yang memperkenalnya terlebih dahulu, namun
sudah dipraktikkan oleh media massa khususnya media cetak seperti koran atau majalah di era Penny Press.
9
Asumsi dasar agenda setting itu sendiri didasari oleh dua hal, yaitu: pertama, baik pers maupun media tidak merefleksikan realitas yang
sebenarnya, mereka menyaring dan membentuknya. Kedua, konsentrasi
5
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, h.22.
6
Werner J. Severin dan James W. Tankard, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana, 2009, h.265.
7
Ibid, h.265.
8
Elvinaro Erdianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h.74.
9
Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012, h.23.
media terhadap beberapa isu dan subjek tertentu yang menjadikan isu tersebut jauh lebih penting daripada isu yang lain.
10
Sehingga, setiap media massa memiliki potensi besar dalam menyusun agenda medianya masing-masing
pada tiap pemberitaan dan memberikan efek pada khalayak. Efek dari model agenda setting terdiri atas efek langsung dan efek
lanjutan subsequent effects. Efek langsung berkaitan dengan isu: apakah isu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak, dari semua isu, mana yang
dianggap paling penting menurut khalayak, sedangkan efek lanjutan berupa persepsi pengetahuan tentang peristiwa tertentu atau tindakan seperti
memilih kontestan pemilu atau aksi protes.
11
Fungsi penentuan agenda agenda setting function media mengacu kepada kemampuan media, dengan liputan berita yang diulang-ulang, yaitu
mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak publik.
12
Sehingga, media tidak saja bergantung pada berita kejadian news event, tetapi ia memiliki
tanggung jawab untuk mengiring orang melalui agenda-agenda yang bisa membuka pikiran mereka. Seperti yang dik
atakan McCombs “the mass media may not be successful in telling people what to think, but the media are
stunningly successful in telling audience what to think about ”.
Berkenaan dengan itu, dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang isu mana yang lebih penting. Demikian, model
10
Agenda Setting Theory, artikel ini diakses pada 20 Agustus 2014, pkl 16.15 WIB, http:www.utwente.nlcwtheorieenoverzichtTheory20clustersMass20MediaAgenda-
Setting_Theory.
11
Elvinaro Erdianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h.74.
12
Werner J. Severin James W. Tankard J.r, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana, 2011, h.261.