Metodologi Penelitian Agenda media dalam pemberitaan pemilu presiden 2014 pada Koran Sindo
dalam bentuk pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena yang diselidiki.
31
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti ialah: 1
Observasi Teks Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi teks yaitu
pengamatan untuk menganalisis isi makna pesan yang terdapat di dalamnya, kemudian dilakukan pengamatan secara sistematis dengan mengambil
beberapa sampel berita berdasarkan fenomena yang terdapat pada Koran Sindo edisi tanggal 13 juni hingga 4 Juli 2014
2 Wawancara
Wawancara adalah percakapan antara periset seseorang yang berharap mendapatkan informasi dengan informan seseorang yang
disumsikan mempunyai informasi penting tentang suatu objek. Peneliti melakukan wawancara dengan pihak Koran Sindo yaitu
Djaka Susila selaku Wapemred Wakil Pemimpin Redaksi Koran Sindo, dalam upaya mengetahui berita-berita kampanye yang telah disetting oleh
awak media dalam jajaran redaksi dalam kebijakan redaksional Koran Sindo.
3 Dokumen
Selain melakukan observasi teks dan wawancara, peneliti juga akan menghimpun data-data, dan kepustakaan yang ada kaitannya dengan
permasalahan yang akan diteliti.
31
Dalam skripsi Maysyarah mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam Konsentrasi Jurnalistik, UIN Jakarta dengan judul
“Analisis Framing Berita Aksi Terorisme di Indonesia Dalam Surat Kabar Sindo”.
b.
Analisis Data
Pada prinsipnya analisis data merupakan sejumlah aktifitas yang dilakukan oleh peneliti ketika proses pengumpulan data atau informasi
berlangsung, sampai pada penarikan kesimpulan berupa konsep atau hubungan antarkonsep.
32
Analisis data kualitatif digunakan bila data-data yang terkumpul dalam riset adalah data kualitatif. Data kualitatif dapat berupa kata-kata,
kalimat-kalimat atau narasi-narasi, baik yang diperoleh dari wawancara mendalam maupun observasi.
33
Data yang diperoleh pada penelitian kualitatif umumnya berasal dari hasil proses wawancara, observasi maupun dokumentasi. Data menurut
Lincoln dalam Hamidi ialah: “Data are, so to speak, the constructions offered by or in the
sources; data analysis leads to a reconstruction of those constuctions
”.
34
Data yang diperoleh oleh peneliti di lapangan sebenarnya merupakan hasil interaksi antara peneliti dan subjek penelitian, baik berupa induvidu
atau berasal dari situasi sosial. Karena itu data yang dideskripsikan peneliti sebenarnya merupakan hasil rekonstruksi pikiran peneliti terhadap apa yang
teramati konstruksi subjek penelitan. Pada penelitian kualitatif hanya menggunakan teknik analisis non
statistik, karena data seluruhnya adalah data kualitatif. Adapun analisis data
32
Hamidi, Metode Penelitian Kualitatif, Malang: UMM Press, 2010, h.97.
33
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2008, h.194.
34
Oppcit, h.95.
non statistik atau analisis data kualitatif prosedur analisisnya kurang berstruktur seperti halnya pada analisis data kuantitatif. Pada umumnya
analisis data kualitatif menganalisis menurut isinya. Sedangkan teknik analisis yang digunakan bisa dengan metode deduksi, induksi atau gabungan
dari keduanya, yang dikenal dengan analisis reflektif.
35
Maka, secara garis besar proses analisis data kulitatif menurut Kriyantono sebagai berikut:
36
Gambar 1.2 Proses Analisis Data Kualitatif
37
Fakta Empiris Tataran
Konseptual
c. Teknik Analisis Data
Berdasarkan pengumpulan dan analisis data, maka untuk kepentingan analisis framing dilakukan secara langsung dengan mengidentifikasi wacana
berita berdasarkan pada model Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki. Data
35
Kasiram, Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Malang: UIN Maliki Press, 2010, h.379.
36
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana, 2008, h.194.
37
Ibid, h.195. berbagai data di
lapangan AnalisisKlasifikasi,
DataKategorisasi, Ciri- ciri Umum
Pemaknaan Interpretasi, Ciri-ciri
Umum
Keshahihan Data: -Kompetensi Subjek
-Authenticity Intersubjectivity
Agreement BERTEORI
KONTEKSTUAL
hasil identifikasi tersebut dianalisis untuk melihat struktur sintaksis, skrip, tematik dan retoris.
Teknik analisa data yang digunakan peneliti sesuai dengan perangkat model framing Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki seperti kerangka
berikut.
38
Tabel 1.1 Model Framing Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki
39
Struktur Perangkat
Framing Unit yang Diamati
Sintaksis: Cara
wartawan menyusun fakta
1.Skema berita Headline, lead, latar informasi,
kutipan sumber,
pernyataan, penutup.
Skrip: Cara
wartawan mengisahkan fakta
2.Kelengkapan berita
5W + 1H
Tematik: Cara
wartawan menulis fakta
3.Detail 4.Koherensi
5.Bentuk kalimat
6.Kata ganti Paragraf,
proposisi, kalimat,
hubungan antarkalimat.
Retoris: Cara
wartawan menekankan fakta
7.Leksikon 8.Grafis
9.Metafora Kata, idiom, gambarfoto, grafik.
Ada beberapa definisi framing yang kemudian ringkas oleh Eriyanto dalam bukunya analisis framing, diantaranya yaitu:
38
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS, 2008, h.256.
39
Ibid, h.256.
1. Robert N. Entman menyatakan bahwa framing adalah proses seleksi dari
berbagai aspek realitas sehingga bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan penempatan
informasi-informasi dalam konteks yang khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada sisi lain.
40
2. Todd Gitlin menyatakan bahwa framing tak ubahnya strategi yang
digunakan untuk membentuk dan menyederhanakan suatu realitas kepada khalayak pembaca. Yang kemudian, peristiwa-peristiwa tersebut
ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol dan menarik perhatian khalayak pembaca. Hal itu dilakukan dengan seleksi,
pengulangan, penekanan,dan presentasi aspek tertentu dari realitas.
41
3. Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki mendefinisikan framing sebagai
strategi kosntruksi dan memproses berita. Perangkat kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi, menafsirkan peristiwa, dan
dihubungkan dengan konvensi pembentukan berita.
42
Menurut Sudibyo dalam Tamburaka, framing merupakan metode penyajian realitas dimana kebenaran tentang suatu kejadian tidak diingkari
secara total, melainkan dibelokkan secara halus, dengan memberikan penonjolan terhadap aspek-aspek tertentu, dengan menggunakan istilah-
40
Ibid, h.67.
41
Ibid, h.67.
42
Ibid, h.67.
istilah yang punya konotasi tertentu, dan dengan bantuan foto, karikatur, dan alat ilustrasi lainnya
43
Namun, secara umum framing merupakan pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh
wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana
yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa kemana berita tersebut.
Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Mulanya, frame dimaknai dimaknai sebagai struktural
konseptual atau perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta yang menyediakan kategori-kategori
standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan frame sebagai
kepingan-kepingan prilaku strips of behaviour yang membimbing induvidu dalam membaca realitas.
44
Dalam perspektif komunikasi, Nugroho dalam Sobur menyatakan bahwa analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara, atau ideologi
media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati strategi seleksi, penonjolan dan pertautan fakta ke dalam berita agar lebih bermakna, lebih
menarik, lebih berarti atau perlu diingat, untuk mengiring interpretasi
43
Apiadi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media Massa, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013, h.130-131.
44
Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik dan Analisis Framing, Bandung: PT Remadja Rosdakarya, 2009, h.161-162.
khalayak sesuai perspektifnya. Jadi, framing adalah pendekatan untuk mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh
wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian
mana yang ditonjolkan dan dihilangkan, serta hendak dibawa kemana berita tersebut. Demikian, sebagaimana Imawan dalam Sobur menuturkan bahwa
berita menjadi manipulatif dan bertujuan mendominasi keberadaan subjek sebagai sesuatu yang legitimate, objektif, alamiah, wajar atau tak
terelekkkan.
45
Menurut Pan dan Kosicki, ada dua konsepsi dari framing yang saling berkaitan. Pertama, dalam konsepsi psikologi. Framing dalam konsepsi ini
lebih menekankan pada bagaimana seseorang memproses informasi dalam dirinya. Demikian, framing berkaitan dengan struktur dan proses kognitif,
bagaimana seseorang mengolah sejumlah informasi dam ditunjukkan dalam skema tertentu. Framing dipahami sebagai struktur internal dalam alam
pikiran seseorang atau pribadi wartawan. Kedua, konsepsi sosiologis. Pandangan sosiologis lebih melihat pada
proses internal seseorang, bagaimana induvidu secara kognitif menafsirkan suatu peristiwa dalam cara pandang tertentu, maka pandangan sosiologis
lebih melihat pada bagaimana konstruksi sosial atas realitas. Frame disini dipahami sebagai proses bagaimana seseorang mengklasifikasikan,
45
Ibid, h.162.
mengorganisasikan dan menafsirkan pengalaman sosialnya untuk mengerti dirinya dan realitas di luar dirinya.
46
Saat kedua konsepsi ini digabung dalam satu model. Terdapat tiga pihak yang saling berhubungan dalam membentuk frame pada suatu
pemberitaan, yaitu: wartawan, sumber dan khalayak. Pertama, proses konstruksi melibatkan nilai sosial yang melekat pada diri wartawan yang
tertanam dan mempengaruhi bagaimana realitas dipahami. Kedua, saat wartawan menulis dan mengkonstruksi berita, maka wartawan tidaklah
berhadapan dengan publik yang kosong, namun khalayak menjadi pertimbangan dari wartawan. Ketiga, proses konstruksi ditentukan oleh
proses produksi yang selalu melibatkan standar kerja, profesi jurnalistik, dan standar profesional dari wartawan.
Cara wartawan atau media menonjolkan suatu berita dapat dilihat dari bagaimana wartawan memakai secara strategis kata, kalimat, lead,
hubungan antar kalimat, foto, grafik, dan perangkat lain untuk membantu dirinya mengungkapkan pemaknaan mereka sehingga dapat dipahami oleh
pembaca. Frame juga dihubungkan dengan elemen yang berbeda dalam teks berita, seperti kutipan sumber, latar informasi, pemakaian kata atau kalimat
tertentu ke dalam teks secara keseluruhan. Dalam pendekatan ini, perangkat framing dibagi ke dalam empat
struktur bahasa sebagaimana pada tabel 3 Pertama, struktur sintaksis. Sintaksis berhubungan dengan bagaimana wartawan menyusun peistiwa,
46
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, Yogyakarta: LkiS, 2008, h.253.
pernyataan, opini, kutipan, pengamatan atas peristiwa ke dalam bentuk susunan umum berita. Struktur semantik ini dapat diamati dari bagian berita
lead yang dipakai, latar, headline, kutipan yang diambil, dan sebagainya. Kedua, struktur skrip. Skrip berhubungan dengan bagaimana wartawan
mengisahkan atau menceritakan peristiwa ke dalam bentuk berita. Ketiga, struktur tematik. Tematik berhubungan dengan bagaimana wartawan
menungkapkan pandangannya atas peristiwa ke dalam proposisi, kalimat atau hubungan antarkalimat yang membentuk teks secara keseluruhan.
Keempat, struktur retoris. Retoris berhubungan dengan bagaimana wartawan menekankan arti tertentu ke dalam berita.
d.
Teknik Penulisan
Penulisan dalam penelitian ini mengacu pada buku pedoman Penulisan Karya Ilmiah Skripsi, Tesis, dan Disertasi karya Hamid Nasuhi
dkk yang diterbitkan oleh CeQDA Center for Qualitiy Development and
Assurance Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. G. Tinjauan Pustaka
Setelah melakukan penelusuran koleksi skripsi pada perpustakaan umum dan perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis menemukan penelitian yang sama namun sedikit berbeda yang menginspirasi dalam pengambilan penelitian ini yaitu
mengenai “Agenda Media Dalam Pemberitaan Pemilu Presiden 2014 Pada Koran Sindo
”. Adapun beberapa tinjauan pustaka tersebut ialah:
1. Skripsi karya Maysyarah, mahasiswi Komunikasi Penyiaran Islam
Konsentrasi Jurnalistik, UIN Jakarta dengan judul “Analisis Framing Berita
Aksi Terorisme Di Indonesia Dalam Surat Kabar Sindo”. Skripsi ini berisikan bagaimana surat kabar Sindo mengkonstruk realitas suatu kejadian dalam hal
aksi terorisme yang terjadi di Indonesia yang dianggap menjadi berita yang layak disuguhkan. Dari hasil penelitiannya, framing berita aksi terorisme pada
koran Sindo sejalan dengan konsep framing Robert N Entman. Perbeedaan dengan penelitian milik Maysyarah adalah objek berita yang
digunakan. Penelitian terdahulu menggunakan berita aksi terorisme yang terjadi di Indonesia. Sedangkan, peneliti menggunakan berita kampanye
pemilu Presiden 2014. 2.
Skripsi karya Nurhasnah, Mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, UIN Jakarta, lulusan tahun 2007 dengan judul “Kebijakan Redaksional Surat Kabar Media
Indonesia dalam Rubrik Editorial”. Skripsi ini berisikan bagaimana kebijakan redaksional Surat Kabar Media Indonesia menganggap layak atau tidaknya
suatu berita tampil pada rubrik editorial. Hal ini tentunya juga bisa menjadi bahan rujukan peneliti untuk mengetahui mekanisme redaksi Koran Sindo
dalam menyajikan berita yang layak muat sepanjang pemilu 2014 ini. 3.
Skripsi karya Desi Mauliza, mahasiswi Konsentrasi Jurnalistik, UIN Jakarta, lulusan tahun 2013 dengan judul “Analisis Framing Pemberitaan Kampanye
Terbuka Pemilukada DKI 2012 Pada Harian Seputar Indonesia dan Republika”. Skripsi ini berisikan bagaimana surat kabar Seputar Indonesia
dan Republika membingkai pemberitaan selama kampanye pemilukada DKI 2012, yaitu melalui berita yang ditampilkan kepada khalayak. Dimana
ditemukan perbedaan antara surat kabar Seputar Indonesia dan Republika
dalam mengkonstruk berita berdasarkan perspektif kedua media tersebut melihat sebuah peristiwa dan memaknainya.
Perbedaan dengan penelitian milik Desi Mauliza adalah objek yang akan diteliti. Perbedaan objeknya yaitu skripsi terdahulu menggunakan berita-
berita harian Seputar Indonesia dan Republika saat kampanye pemilukada DKI 2012, dengan membandingkan antara berita-berita yang dikemas pada
harian Seputar Indonesi dan Republika. Sedangkan peneliti menggunakan berita-berita selama pemilu presiden 2014 pada Koran Sindo tanpa adanya
membandingkan komparasi dengan surat kabar lainnya. Peneliti melihat kecendrungan analisis framing melalui observasi teks maupun melihat
kebijakan redaksional Koran Sindo.