Konsep Agenda Media Teori Agenda Setting
media terhadap beberapa isu dan subjek tertentu yang menjadikan isu tersebut jauh lebih penting daripada isu yang lain.
10
Sehingga, setiap media massa memiliki potensi besar dalam menyusun agenda medianya masing-masing
pada tiap pemberitaan dan memberikan efek pada khalayak. Efek dari model agenda setting terdiri atas efek langsung dan efek
lanjutan subsequent effects. Efek langsung berkaitan dengan isu: apakah isu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak, dari semua isu, mana yang
dianggap paling penting menurut khalayak, sedangkan efek lanjutan berupa persepsi pengetahuan tentang peristiwa tertentu atau tindakan seperti
memilih kontestan pemilu atau aksi protes.
11
Fungsi penentuan agenda agenda setting function media mengacu kepada kemampuan media, dengan liputan berita yang diulang-ulang, yaitu
mengangkat pentingnya sebuah isu dalam benak publik.
12
Sehingga, media tidak saja bergantung pada berita kejadian news event, tetapi ia memiliki
tanggung jawab untuk mengiring orang melalui agenda-agenda yang bisa membuka pikiran mereka. Seperti yang dik
atakan McCombs “the mass media may not be successful in telling people what to think, but the media are
stunningly successful in telling audience what to think about ”.
Berkenaan dengan itu, dengan teknik pemilihan dan penonjolan, media memberikan petunjuk tentang isu mana yang lebih penting. Demikian, model
10
Agenda Setting Theory, artikel ini diakses pada 20 Agustus 2014, pkl 16.15 WIB, http:www.utwente.nlcwtheorieenoverzichtTheory20clustersMass20MediaAgenda-
Setting_Theory.
11
Elvinaro Erdianto dan Lukiati Komala Erdinaya, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2007, h.74.
12
Werner J. Severin James W. Tankard J.r, Teori Komunikasi: Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa, Jakarta: Kencana, 2011, h.261.
agenda setting mengasumsikan adanya hubungan yang positif antara penilaian yang diberikan media kepada suatu persoalan dengan perhatian
yang diberikan khalayak kepada persoalan itu. Singkatnya, apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Begitu juga
sebaliknya, apa yang dilupakan oleh media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.
13
Di Indonesia, beberapa surat kabar memiliki kelebihan dalam mengetengahkan isu-isu tertentu agenda media lewat tajuk rencana
editorial, berita utama headline, artikel yang khusus dibuat untuk itu, serta berita-berita hasil wawancara talking news dari narasumber yang
kompeten.
14
Pandangan lain dari Stephen D. Reese dalam Morrisan menyatakan, bahwa agenda media merupakan hasil tekanan pressure yang berasal dari
luar dan dari dalam media itu sendiri. Dengan kata lain, agenda media sebenarnya terbentuk berdasarkan kombinasi sejumlah faktor yang
memberikan tekanan kepada media seperti proses penentuan program internal, keputusan redaksi dan manajemen serta berbagai pengaruh eksternal
yang berasal dari sumber nonmedia seperti pengaruh induvidu tertentu, pengaruh pejabat pemerintah, pemasang iklan dan sponsor.
15
13
Gun Gun Heryanto, “Marketing Politik di Media Massa dalam Pemilu 2009,” Jurnal diakses
pada 20
Agustus 2014,
pkl 14.00
dari ejournal.stainpurwokerto.ac.idindex.phpkomunikaarticle...3030.
14
Hafied Canggara, Komunikasi Politik: Konsep, Teori dan Strategi, Jakarta: Rajawali Press, 2009, h. 125.
15
Morrisan, Teori Komunikasi: Induvidu Hingga Massa, Jakarta: Prenada Media Group, 2013, h.499.
Berita merupakan salah satu produksi media massa yang seringkali diberikan penekanan-penekanan maupun penonjolan tertentu oleh awak
media. Produksi pesan, dalam hal ini berita di sebuah institusi media massa sedikit banyak dipengaruhi oleh ideologi dari institusi itu sendiri. Artinya, isi
media mencerminkan ideologi pemilik institusi media dan para pengelola yang berkecimpung di dalamnya.
Penyusunan agenda terjadi karena media harus selektif dalam melaporkan berita. Saluran berita sebagai penjaga gerbang informasi
membuat pilihan tentang apa yang harus dilaporkan dan bagaimana melaporkannya.
16
Sehingga, para redaktur media dituntut agar memiliki ketajaman untuk mengangkat isu-isu yang perlu dibicarakan oleh masyarakat
maupun pemerintah. Isu-isu itu tidak hanya muncul dari anggota redaksi sendiri, namun para pengelola media biasanya memiliki kelompok pemikir
narasumber yang dapat dihubungi setiap saat untuk memberi ulasan. Bagi masyarakat yang senang membaca surat kabar, berita-berita media menjadi
isu pembicaraan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam revisi teori agenda setting terhadap penelitian McCombs
dan Shaw, terdapat beberapa kenyataan yang seringkali dipertanyakan oleh para ahli. Bagaimana media menentukan agenda jika awak media tidak benar-
benar intens mencoba persuasi pembaca. Maka menurut Sparks, jawabannya akan
ditemukan dalam
konsep framing.
17
Sebagaimana Tankard
16
Stephen W. Littlejohn dan Karen A Foss, Teori Komunikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2011, h.416.
17
Glenn G. Sparks, Media Effects Research; A Basic Overview, Wadsworth: Cengage Learning, 2006, h. 182.
mendefinisikan istilah, bahwa framing adalah pusat ide yang terorganisir dalam menyampaikan konteks dan saran mengenai isu yang diseleksi,
diberikan penekanan, pengecualian, dan elaborasi. Demikian, baik framing maupun agenda setting memiliki keterkaitan yang mendasar.