Deskripsi Putusan Nomor 2571Pdt. G2012PA JS

mawaddah dan rohmah, dalam rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak mungkin lagi terwujud. Tanpa memandang siapa yang salah atau apa penyebabnya retaknya ikatan perkawinan Pemohon dan Termohon tersebut sesuai Putusan Mahkamah Agung No. 38KAG1990 tanggal 5 Oktober 1991, maka ikatan perkawinan Pemohon dan Termohon sudah tidak dapat lagi memberikan manfaat maupun maslahat, bahkan justru menimbulkan mudharat bagi keduanya, karena perceraian merupakan penyelesaian terbaik bagi persoalan rumah tangga mereka, karena itu Majelis Hakim menilai “menolak kemudharatan, harus lebih didahulukan daripada mencari dan memperoleh kemaslahatan dar-ul mafaasid muqoddamun ‘ala ajlbil mashoolih”. Mengenai kesanggupan Pemohon memberikan nafkah kepada anaknya sebesar RP. 10.000.000,00 sepuluh juta rupiah perbulan, telah disepakati Pemohon dan Termohon dengan surat kesepakatan bersama tanggal 4 Februari 2013. Dengan beberapa pertimbangan diatas, maka amar putusannya adalah mengabulkan permohonan Pemohon seluruhnya, menetapkan memberi ijin kepada Pemohon untuk menjatuhkan talak satu raj’i terhadap Termohon di depan Sidang Pengadilan Agama Jakarta Selatan setelah putusan ini berkekuatan hukum tetap, menghukum Pemohon dan Termohon untuk mentaati dan melaksanakan isi kesepakatan tanggal 4 Januari 2013, dan membebankan Pemohon untuk membayar biaya perkara ini sebesar Rp. 316.000,00 tiga ratus enam belas ribu rupiah. 4 4 Salinan Putusan Nomor 2571 Pdt. G2012PA JS

B. Pertimbangan Majelis Hakim Terhadap Putusan Perkara Akibat Pornografi

Adapun pertimbangan Majelis Hakim yang telah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon. Namun tidak berhasil pada kenyataannya Pemohon dan Termohon mengakui pokok-pokok permasalahannya dan tujuan perkawinan tidak terwujud. Pertimbangan Majelis Hakim : a. Alat bukti surat, baik yang berupa akta otentik, akta dibawah tangan, maupun surat yang bukan akta. Menurut penelitian alat bukti yang diajukan Pemohon meliputi surat-surat sebagai berikut: 1 Fotocopy Kutipan Akta Nikah dari Kantor Urusan Agama KUA dengan nomor 52619II01 Bukti P-1 2 Fotocopy Kartu Tanda Penduduk KTP P-2 3 Fotocopy Akta Kelahiran atas nama Kanzana Farel P-3 4 Fotocopy Kartu Keluarga P-4 b. Pemeriksaan saksi-saksi, yang dimulai dari pemeriksaan saksi-saksi dari kedua belah pihak, yakni saksi dari pihak Pemohon adalah Sena Bin Dasmon dan Fatma Binti Yusuf, dan saksi dari pihak Termohon adalah Dewi Puspita Binti Prastowo. c. Pernyataan kedua belah pihak, artinya tidak perlu membuktikannya lagi, karena pengakuan Pemohon dan Termohon yang dibenarkan oleh para saksi merupakan bukti yang mengikat dan sempurna sebagaimana yang dimaksud pasal 174 HIR, dan terhadap fakta yang telah diakui dan dinyatakan telah terbukti kebenarannya. Selain pada 164 dan 165 HIR disebutkan bahwa sejauh tidak diatur dalam Undang-undang, Pengadilan Agama mengacu pada aturan umum, dalil fiqh, kesaksian dan qorinah-qorinah indikator-indikator. Dari bukti dalil-dalil Pemohon yang menyatakan bahwa penyebab perselisihan antara Pemohon dan Termohon karena Termohon terlibat pornografi, prostitusi, dan juga mempunyai pria idaman lain. Berdasarkan fakta-fakta yang ada cukup memberikan petunjuk bagi Majelis Hakim akibat Termohon yang terlibat dengan kasus pornografi tersebut telah menjadikan perselisihan antara Pemohon dan Termohon dalam membina rumah tangga yang berujung kearah perpecahan rumah tangga. Begitu juga dari pengakuan dan pembuktian dengan keterangan saksi-saksi yang diperoleh fakta- fakta yang menyangkut keadaan rumah tangga Pemohon dan Termohon sebagai berikut: 1. “S” Bin “D”, umur 53 tahun, agama Islam, pekerjaan buruh, selaku saudara sepupu Pemohon, dibawah sumpahnya telah memberikan keterangan sebagai berikut: - Bahwa setahu saksi mereka sudah tidak tinggal bersama lagi. - Bahwa setahu saksi rumah tangga Pemohon dan Termohon sudah tidak harmonis, sering terjadi perselisihan. - Bahwa hal itu saksi ketahui sendiri karena pemohon pernah datang menemui saksi dan menceritakan keadaan rumah tangganya yang katanya sudah tidak harmonis. - Bahwa Pemohon pernah datang menemui saksi dalam rangka konsultasi masalah rumah tangganya. - Bahwa saksi sudah menasehati Pemohon agar memikirkan lagi lebih jauh dengan niatnya untuk menceraikan Termohon. 2. “F” Binti “Y”, umur 45 tahun, agama Islam, Pekerjaan ibu rumah tangga, selaku kakak ipar Pemohon, di bawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut : - Bahwa yang saksi dengar tentang keluhan Pemohon kepada suami saksi adalah Pemohon mengatakan sudah tidak ada kecocokan dengan Termohon, tidak sejalan lagi dan juga Termohon sudah tidak menghargai Pemohon sebagai suami. - Bahwa Pemohon juga mengeluhkan bahwa Termohon tidak lagi mau melayani Pemohon sebagai seorang istri. - Bahwa setahu saksi Pemohon dan Termohon sudah tidak lagi tinggal bersama. - Bahwa saksi sudah berusaha mendamaikan Pemohon dan Termohon namun tidak berhasil. 3. “DP” Binti “P” umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan ibu rumah tangga, selaku keponakan Termohon, dibawah sumpahnya memberikan keterangan sebagai berikut: 4. Bahwa setahu saksi antara Termohon dan Pemohon sudah tidak ada keharmonisan lagi. 5. Bahwa setahu saksi sebabnya adalah yang saksi dengar Pemohon ada hubungan dengan wanita lain. 6. Bahwa setahu saksi Pemohon dan Termohon sudah tidak lagi tinggal bersama sejak pertengahan tahun 2012. 7. Bahwa saksi ketahui mereka sudah berpisah tempat tinggal sejak pertengahan tahun 2012 setiap saat saksi datang kerumah Termohon, Pemohon selalu sudah tidak ada dirumah. 8. Bahwa saksi sudah berusaha meberikan masukan kepada termohon tapi tidak berhasil Sehingga jelas dengan adanya pemaparan dari saksi kedua belah pihak bahwa benar antara Pemohon dan Termohon seringkali terjadi pertengkaran dan sudah tidak lagi tinggal serumah. Setelah dihadirkan para saksi dari Pihak Pemohon dan Termohon yang membenarkan pokok-pokok permasalahan Pemohon dan Termohon, maka dalam pemeriksaan perkara ini telah memenuhi maksud pasal 22 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 dan pasal 76 Ayat 1 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah dimandemen denngan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2006. Pertimbangan hukum yang diambil oleh Majelis Hakim adalah karena majelis hakim melihat bahwa antara Pemohon dan Termohon sering terjadi perselisihan dalam rumah tangga yang alasannya karena Pemohon merasa bahwa kehidupan rumah tangganya sudah tidak sejalan dengan visi dan misinya. Majelis Hakim melihat dengan adanya fakta-fakta tersebut telah merupakan bukti bahwa antara Pemohon dan Termohon tidak bisa dipersatukan kembali, atau mereka telah berada pada titik akhir perkawinan. Sehingga, sangat sulit untuk keduannya hidup rukun lagi sebagai suami isteri. Dan pada akhirnya Majelis Hakim mengabulkan permohonan Pemohon karena telah berdasar dan beralasan hukum untuk diterima dan dikabulkan berdasarkan pasal 19 huruf f Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 jo pasal 116 huruf f Kompilasi Hukum Islam. 5 5 Salinan Putusan Nomor 2571 Pdt. G2012PA JS