Proses Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia

melalui proses pembiayaan yang rumit. Dalam hal ini terlihat bahwa adanya karyawan tidak mematuhi prosedur pembiayaan yang ditetapkan oleh bank. Hal ini akan menyebabkan risiko pembiayaan jika nasabah tersebut ternyata tidak kompeten dalam mengelola usahanya.

E. Proses Manajemen Risiko Bank Muamalat Indonesia

Manajemen risiko Bank Muamalat Indonesia adalah proses membangun sistem kontrol untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kerugian atau dapat didefinisikan sebagai serangkaian prosedur dan metodologi yang sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank. 45 Khusus pada proses manajemen risiko pembiayaan, Bank Muamalat Indonesia menerapkan sistem dimana keputusan pembiayaan diambil oleh unit bisnis bersama-sama dengan Risk Management berdasarkan prinsip Four Eye Principles. Prinsip Four Eye Principles merupakan proses pembiayaan yang memisahkan kewenangan diantara unit-unit yang terlibat proses pembiayaan agar pemberian pembiayaan bersifat objektif. Dalam proses pembiayaan, BMI tidak hanya melibatkan satu pihak dalam prosesnya. Pihak- pihak yang terlibat memiliki limit kewenangan tertentu dalam memberikan keputusan pembiayaan. Dan pihak yang terlibat tersebut terdiri dari account manager, unit support pembiayaan, branch managerarea manager, unit risk 45 Annual Report Bank Muamalat Indonesia, 2013 management, legal, dan komite pembiayaan. Selain itu dalam prosedur pengajuan dan penilaian pembiayaan, BMI menggunakan prinsip 5C+1S Character, Capacity, Capital, Collateral, daan Condition of Economic+ Syariah. 46 Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah bagian marketing harus memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara keseluruhan calon nasabah. Di dunia perbankan syariah dikenal dengan 5C+1S, yaitu : 47 1 Character Yaitu penilaian terhadap karakter atau kepribadian calon penerima pembiayaan dengan tujuan untuk memperkirakan kemungkinan bahwa penerima pembiayaan dapat memenuhi kewajibannya 2 Capacity Yaitu penilaian secara subyektif tentang kemampuan penerima pembiayaan untuk melakukan pembayaran. Kemampuan diukur dengan catatan prestasi penerima pembiayaan di masa lalu yang didukung dengan pengamatan di lapangan atas sarana usahanya seperti took, karyawan, alat-alat, pabrik serta metode kegiatan 46 Wawa ncara Pribadi dengan Bpk. Amin Syafi’i, Commercial Financing Risk Manager, 11 Mei 2015, KPO Bank Muamalat Indonesia 47 Djawahir Hejazziey, Perbankan Syariah dalam Teori dan Praktik, Yogyakarta: Deepublish, 2014, Ed.1, Cet.1, h. 140-141 3 Capital Yaitu penilaian terhadap kemampuan modal yang dimiliki oleh calon penerima pembiayaan yang diukur dengan posisi perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio financial dan penekanan pada komposisi modalnya 4 Collateral Yaitu jaminan yang dimiliki calon penerima pembiayaan. Penilaian ini bertujuan untuk lebih meyakinkan bahwa jika suatu resiko kegagalan pembayaran tercapai terjadi, maka jaminan dapat dipakai sebagai pengganti dari kewajiban. 5 Condition Bank Syariah harus melihat kondisi ekonomi yang terjadi di masyarakat secara spesifik melihat adanya keterkaitan dengan jenis usaha yang dilakukan oleh calon penerima pembiayaan. Hal tersebut karena kondisi eksternal berperan besar dalam proses berjalannya usaha calon penerima pembiayaan. 6 Syariah Penilaian ini dilakukan untuk menegaskan bahwa usaha yang akan dibiayai benar-benar usaha yang tidak melanggar syariah sesuai dengan fatwa DSN “Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syariah Islam dalam tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah.” Berikut proses manajemen risiko pembiayaan yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia, antara lain : 1. Identifikasi Risiko Identifikasi risiko merupakan rangkaian proses pengenalan yang seksama atas risiko dan komponen risiko yang melekat pada suatu aktivitas atau transaksi yang diarahkan kepada proses pengukuran dan pengelolaan risiko yang tepat. Proses ini dilakukan BMI melalui tahapan inisiasi dan sosilitasi oleh Account Manager AM. Pada tahapan inisiasi AM melakukan penetapan target pasar dan penghimpunan informasi nasabah. Penetapan target pasar dilakukan dengan memperhatikan kriteria bisnis dan sektor ekonomi yang aman dan cocok menggunakan akad pembiayaan musyarakah. Kriteria bisnis yang aman diantaranya bisnis yang sedang tumbuh, bisnis yang tidak terkena resesi, bisnis yang didukung regulasi pemerintah, dan bisnis yang mempunyai pasar yang jelas. Setelah penetapan target, AM melakukan penghimpunan informasi melalui proses ta’aruf dengan nasabah. Ta’aruf merupakan proses perkenalan antara AM dan nasabah dengan wawancara. AM akan memperoleh data-data sementara tentang kondisi nasabah pemohon pembiayaan dan memeriksa ulang kembali kelengkapan dan kebenaran data-data tersebut. Selanjutnya pada tahapan sosilitasi, yaitu proses mengunjungi dan mendapatkan informasi data calon nasabah. Dalam hal ini, AM melakukan trade checking untuk mendapatkan informasi mengenai eksistensi perusahaan dan mendapatkan gambaran operasional bisnis secara keseluruhan termasuk manajemen, laporan-laporan keuangan perusahaan, dan prospek masa depan perusahaan. Selain itu, AM harus bisa mendapatkan informasi mengenai rekan bisnis perusahaan baik pembelisupplierbowheer ataupun pesaing perusahaan, informasi kemampuan modal, informasi kemampuan membayar kembali, dan informasi mengenai jaminan sebagai second way out. b. Pengukuran Risiko Pengukuran risiko merupakan rangkaian proses yang dilakukan untuk memahami signifikansi dari akibat yang ditimbulkan suatu risiko baik secara individual maupun portofolio, terhadap tingkat kesehatan dan kelangsungan usaha. Pada proses ini BMI melakukan pengukuran risiko dengan dilakukannya kredit investigasi atau analisis kelayakan pembiayaan oleh AM dan unit support pembiayaan. Kredit investigasi dilakukan dengan melakukan proses analisa kelayakan pembiayaan yang meliputi analisa aspek-aspek perusahaan, analisa laporan keuangan, evaluasi kebutuhan pembiayaan, analisa kesesuaian aspek syariah, dan struktur fasilitas pembiayaan. Dalam proses ini, sistem pengukuran risiko mempertimbangkan karakteristik setiap jenis transaksi risiko pembiayaan modal dan proyeksi pendapatan bank, kondisi keuangan counterparty, persyaratan dalam akad pembiayaan seperti jangka waktu dan tingkat bagi hasil, aspek jaminan agunan, potensi terjadinya kegagalan membayar default, dan kemampuan bank untuk menyerap potensi kegagalan default. Untuk menilai potensi terjadinya default, penilaian dilakukan oleh unit support pembiayaan antara lain melalui BI checking, taksasi jaminan, verifikasi data, analisa yuridis, dan opini legal. Selain itu, BMI menggunakan sistem internal customer rating untuk melakukan screening atas nasabah pembiayaan segmen corporate sesuai internationally best practice dan menggunakan sistem scoring untuk melakukan screening atas nasabah pembiayaan segmen Retail, Micro, dan Consumer yang dikembangkan secara internal sesuai kondisi nasabah. c. Pemantauan risiko Pemantauan monitoring dilakukan untuk memantau kondisi counterparty pada seluruh portofolio pembiayaan sejak pembiayaan diberikan dropping sampai dengan pelunasan pembiayaan. Pemantauan risiko yang dilakukan BMI terbagi menjadi dua cara, yaitu secara administratif desk monitoring dan lapangan site monitoring. 48 Pemantauan pembiayaan secara administratif dilakukan melalui berbagai instrumen seperti laporan-laporan perkembangan perusahaan, laporan keuangan financial statement, mutasi rekening nasabah pembiayaan, dan kelengkapan dokumen pembiayaan. Pada pembiayaan musyarakah, instrument laporan keuangan menjadi instrumen utama dalam pemantauan karena terkait dengan bagi hasil yang diperoleh bank. Sedangkan site monitoring, merupakan pemantauan yang dilakukan secara langsung dengan kunjungan lokasi. Tujuannya adalah untuk melihat kondisi di lapangan yang meliputi aspek usaha, jaminan kemajuan proyek, mendeteksi permasalahan nasabah dalam menjalankan bisnisnya, dan menilai kemampuan manajemen nasabah. d. Pengendalian risiko Pelaksanaan proses pengendalian risiko dilakukan untuk mengelola risiko tertentu yang dapat membahayakan kelangsungan usaha bank. Pengelolaan risiko BMI diantaranya dilakukan dengan penyusunan kebijakan dan pedoman manajemen risiko, evaluasi atas metodologi pengukuran parameter profil risiko, peningkatan 48 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Amin Syafi’i, Commercial Financing Risk Manager, 10 April 2015, KPO Bank Muamalat Indonesia kompetensi sumber daya manusia dan terus membangun risk awareness culture, serta peningkatan risk management division dalam proses bisnis.

F. Strategi Mitigasi Risiko Pembiayaan Musyarakah Bank Muamalat

Dokumen yang terkait

Strategi manajemen risiko terhadap pembiayaan mudharabah untuk mencegah pembiayaan bermasalh: studi kompirasi pada bank syariah Bukopin dan bank Muamalat Indonesia

9 81 76

Evaluasi manajemen risiko pembiayaan pada bank syariah muamalat

1 32 113

Strategi Manajemen Risiko Pembiayaan Musyarakah Pada Ksu Bmt Umj

2 61 91

PELAKSANAAN AKAD MUSYARAKAH MUTANAQISAH TERHADAP PEMBIAYAAN HUNIAN SYARIAH PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG LAMPUNG

2 40 52

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 3 15

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH, PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Pembiayaan Musyarakah Dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Profitabilitas Bank Syariah (Studi Kasus pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.).

0 2 15

Analisis prosedur pelaksanaan pembiayaan musyarakah pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Surakarta 3945

0 1 95

Analisis Dana Pihak Ketiga dan Risiko Terhadap Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Pada Bank Syariah di Indonesia

0 0 13

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH, RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH

1 3 18

PENGARUH RISIKO PEMBIAYAAN MUDHARABAH, RISIKO PEMBIAYAAN MUSYARAKAH DAN RISIKO PEMBIAYAAN MURABAHAH TERHADAP PROFITABILITAS BANK SYARIAH - repository perpustakaan

1 24 13