jawaban atas pertanyaan.
38
Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana
pandangannya tentang dunia, yaitu hal-hal yang tidak dapat kita ketahui melalui observasi.
39
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan langsung kepada narasumber dari Bank Muamalat Indonesia yang kompeten dan
berwenang dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. Kemudian jawaban dari narasumber atas pertanyaan yang diajukan dicatat dan
direkam yang kemudian didokumentasikan apa yang didapat dari hasil wawancara tersebut.
E. Metode Analisis Data
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Dengan metode analisis
deskriptif kualitatif, data yang diperoleh baik dari wawancara maupun studi dokumen akan dianalisis secara kualitatif, yaitu dengan mengkaji,
memaparkan, menelaah dan menjelaskan data-data yang diperoleh mengenai prosedur pembiayaan musyarakah, risiko yang dihadapi dalam pembiayaan
musyarakah, serta mitigasi risiko pembiayaan musyarakah Bank Muamalat Indonesia BMI.
38
Ibid, h. 127
39
S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik-Kualitatif, Bandung: Tarsito, 2002, h. 73
F. Kerangka Konsep
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Bank Syariah memiliki aktivitas pembiayaan yang berbeda dengan Bank Konvensional. Prinsip bagi hasil profit sharing merupakan karakteristik
umum dan landasan bagi operasional bank Islam secara keseluruhan. Namun data perbankan syariah yang menunjukkan masih rendahnya komposisi
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah. Hingga September 2014, pembiayaan dengan prinsip bagi hasil selalu
Rendahnya Komposisi Pembiayaan dengan Prinsip Bagi Hasil di Perbankan Syariah Indonesia
Pembiayaan Musyarakah
Risiko Pembiayaan Musyarakah
Termasuk kategori NUC dan muncul permasalahan
Principal Agent
Strategi Mitigasi Risiko Pembiayaan Musyarakah Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia
dibawah 50 pembiayaan murabahah jual beli. Hal ini dikarenakan pembiayaan tersebut memiliki risiko yang tinggi karena pembiayaan bersifat
Natural Uncertainty Contracts NUC dan terkait dengan masalah principal agent. Adapun salah satu bank syariah yang memiliki komposisi pembiayaan
musyarakah yang berbasis bagi hasil dengan komposisi yang lebih banyak dibandingkan dengan bank syariah lainnya yaitu Bank Muamalat Indonesia.
Banyaknya pembiayaan yang disalurkan, menggambarkan bahwa BMI berani menerima risiko pembiayaan yang melekat pada pembiayaan
musyarakah. Pengelolaan risiko kreditpembiayaan ini sangat penting untuk dikelola dengan baik, karena akan mempengaruhi pada tingkat pembiayaan
bermasalah dan bagi hasil yang akan dibagikan kepada para deposan. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui strategi mitigasi risiko
pembiayaan musyarakah Bank Muamalat Indonesia BMI.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN