Tekanan Darah Pengaruh Latihan Fleksibility Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Klinik Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

1. Tekanan Darah

1.1.Pengertian Tekanan darah adalah gaya atau dorongan darah ke arteri saat darah dipompakan keluar dari jantung ke seluruh tubuh Palmer, 2007. Tekanan darah dipengaruhi volume darah dan elastisitas pembuluh darah. Peningkatan tekanan darah disebabkan peningkatan volume darah atau elastisitas pembuluh darah. Sebaliknya, penurunan volume darah akan menurunkan tekanan darah Ronny, 2010. Tekanan puncak terjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar dari 10060mmHg sampai 14090mmHg. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 12080mmHg Smeltzer Bare, 2001. Tekananan darah hampir selalu dinyatakan dalam milimeter air raksa mmHg karena manometer air raksa telah dipakai sebagai rujukan baku untuk pengukuran tekanan darah dalam sejarah fisiologi. Kadang-kadang tekanan juga dinyatakan dalam sentimeter air Guyton, 1996. Universitas Sumatera Utara 1.2.Fisiologi Tekanan Darah Tekanan darah menggambarkan interaksi dari curah jantung, tekanan vaskuler perifer, volume darah, viskositas darah dan elastisitas arteri Potter Perry, 2005. 1.3.Klasifikasi Tekanan Darah Klasifikasi tekanan darah menurut WHO-ISH 2003 Kategori Sistolik mmHg Diastolik mmHg Normal 120-129 80-85 Pre-Hipertensi 130-139 85-89 Hipertensi Derajat 1 ringan 140-159 90-99 Hipertensi Derajat 2 sedang 160-179 100-109 Hipertensi Derajat 3 berat ≥ 180 ≥ 110 1.4.Curah Jantung Curah jantung adalah volume darah yang dipompakan jantung volume sekuncup selama 1 menit frekuensi jantung: Curah jantung = frekuensi jantung x volume sekuncup Tekanan darah bergantung pada curah jantung dan tahanan vaskuler perifer: Universitas Sumatera Utara Tekanan darah = curah jantung x tahanan vaskuler perifer Bila volume darah meningkat dalam spasium tertutup, seperti pembuluh darah, tekanan dalam spasium tersebut meningkat. Jadi, jika curah jantung meningkat, darah yang dipompakan terhadap dinding arteri lebih banyak, menyebabkan tekanan darah naik. Curah jantung dapat meningkat sebagai akibat dari peningkatan frekuensi jantung, kontraktilitas yang lebih besar dari otot jantung, atau peningkatan volume darah. Perubahan frekuensi jantung dapat terjadi lebih cepat daripada perubahan perubahan kontraktilitas otot atau volume darah. Peningkatan frekuensi jantung tanpa perubahan kontraktilitas atau volume darah, mengakibatkan penurunan tekanan darah Potter Perry, 2005. 1.5.Tahanan Perifer Sirkulasi darah melalui jalur arteri, arteriol, kapiler, venula dan vena. Arteri dan arteriol dikelilingi oleh oto polos yang berkontraksi atau rileks untuk mengubah ukuran lumen. Ukuran arteri dan arteriol berubah untuk mengatur aliran darah bagi kebutuhan jaringan local. Misalnya, apabila lebih banyak darah yang dibutuhkan oleh organ utama, arteri perifer berkontriksi, menurunkan suplai darah. Darah menjadi lebih banyak tersedia bagi organ utama karena perubahan tekanan di perifer. Normalnya, arteri dan arteriol tetap berkontriksi sebagian untuk mempertahankan aliran darah yang konstan. Tahanan pembuluh darah perifer adalah tahanan terhadap aliran darah yang ditentukan oleh tonus otot vaskuler dan diameter pembuluh darah. Semakin kecil lumen pembuluh, semakin besar tahanan Universitas Sumatera Utara vaskuler terhadap aliran darah. Dengan naiknya tahanan, tekanan arteri juga naik. Pada dilatasi pembuluh darah dan tahanan turun, tekanan darah juga turun. Potter Perry, 2005. Tahanan terhadap aliran darah terutama terletak di arteri kecil tubuh, yang disebut arteriol, tetapi meskipun setiap kapiler akan memberikan tahanan yang lebih besar di banding sebuah arteriol, terdapat sejumlah besar kepiler yang tersusun parallel dan berasal dari satu arteriol. Akibatnya terdapat sejumlah lintasan alternative bagi darah dalam perjalanannya dari arteriol ke vena, dan karena inilah maka jaringan kepiler ini tidak memberikan tahanan terhadap aliran darah seperti yang diberikan arteriol Green, 2008. 1.6.Volume Darah Volume sirkulasi darah dalam sistem vaskuler mempengaruhi tekanan darah. Pada kebanyakn orang dewasa volume sirkulasi darahnya adalah 5000 ml. Normalnya darah tetap konstan. Bagaimana pun juga, jika volume darah meningkat, tekanan terhadap dinding arteri menjadi lebih besar. Misalnya, pemberian cairan infuse yang cepat dan tidak terkontrol dari cairan intravena meningkatkan tekanan darah. Bila volume darah yang bersirkulasi didalam tubuh menurun, seperti pada kasus hemoragi atau dehidrasi, tekanan darah menurun Potter Perry, 2005. Universitas Sumatera Utara 1.7.Viskositas Kekentalan atau viskositas darah mempengaruhi kemudahan aliran darah melewati pembuluh darah yang kecil. Hematokrit atau persentase sel darah merah dalam darah, menentukan viskositas darah. Apabila hematokrit meningkat, dan aliran darah lambat, tekanan darah arteri naik. Jantung harus berkontraksi lebih kuat lagi untuk mengalirkan darah yang kental melewati sistem sirkulasi Potter Perry, 2005. 1.8.Elastisitas Normalnya dinding darah arteri elastic dan mudah berdistensi. Jika tekanan dalam arteri meningkat, diameter pembuluh darah meningkat untuk mengakomodasi perubahan tekanan. Kemampuan distensi arteri mencegah pelebaran fluktasi tekanan darah. Bagaimana pun juga, pada penyakit tertentu, seperti arteriosklerosis, dinding pembuluh kehilangan elastisitas dan digantikan oleh jaringan fibrosa yang tidak dapat merenggang dengan baik. Dengan menurunnya elastisitas terdapat tahanan yang lebih besar pada aliran darah. Akibatnya, bila ventrikel kiri menginjeksi volume sekuncupnya, pembuluh tidak lagi memberi tekanan. Sedangkan, volume darah yang diberikan dorongan melewati dinding arteri yang kaku dan tekanan sistemik yang meningkat. Kenaikan tekanan sistolik lebih signifikan daripada tekanan diastolik sebagai akibat dari penurunan elastisitas arteri. Setiap faktor hemodinamik secara signifikan mempengaruhi yang lainnya. Misalnya, jika elastisitas arteri turun tahanan vaskuler perifer meningkat. Universitas Sumatera Utara Pengontrolan yang kompleks dari sistem kardiovaskuler secara normal mencegah salah satu faktor secara permanen mengubah tekanan darah Potter Perry, 2005. 1.9.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tekanan darah yaitu: a. Volume darah Berkurangnya volume darah yang bersirkulasi, misalnya akibat perdarahan atau syok, dapat menyebabkan penurunan tekanan sistolik maupun diastolik. b. Frekuensi jantung Tekanan darah meningkat sejalan dengan meningkatnya frekuensi jantung agar volume darah yang bersirkulasi tidak berubah. c. Usia Tekanan darah meningkat sejalan dengan peningkatan usia akibat penurunan elastisitas dinding arteri Johnson Wendy, 2005. Pada tingkat tekanan darah anak-anak atau remaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh dan usia. Selama remaja tekanan darah tetap bervariasi sesuai dengan ukuran tubuh. Namun, kisaran normal pada anak yang berusia 19 tahun adalah 124-13677-84 mmHg untuk anak laki-laki dan 124-12763-74 mmHg untuk anak perempuan. Tekanan darah orang dewasa cenderung meningkat seiring pertambahan usia. Pada lansia cenderung meningkat. Tekanan darah lansia normalnya adalah 140- 90 mmHg Potter Perry, 2005. Universitas Sumatera Utara d. Variasi diurnal Tingkat tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari. Tekanan darah biasanya rendah pada pagi-pagi sekali, secara berangsur-angsur naik pagi menjelang siang dan sore, dan puncaknya pada senja hari atau malam hari. e. Berat badan Orang dengan berat badan berlebihan cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. f. Jenis kelamin Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah pada anak laki-laki atau perempuan. Setelah pubertas, pria cenderung memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah menopause, wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada laki-laki pada usia tersebut. g. Alkohol Asupan alkohol yang tinggi dan harus terus-menerus berkaitan dengan tekanan darah yang tinggi, meskipun alkohol juga dapat menurunkan tekanan darah dengan menghambat efek hormone antidiurertik, yang menimbulkan vasoldilatasi. h. Merokok Merokok dapat meningkatkan tekanan darah, yang berlangsung selama 30-60 menit. i. Makan Tekanan darah meningkat selama 30-60 menit setelah ingesti makanan. Universitas Sumatera Utara j. Stress, takut, nyeri dan ansietas dapat mengakibatkan stimulasi sistem saraf simpatis, yang meningkatkan frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler perifer. Efek simpatik meningkatkan tekanan darah. k. Latihan Fisik Latihan fisik meningkatkan tekanan darah yang berlangsung selama 30-60 menit. l. Penyakit Proses penyakit apapun yang mempengaruhi isi sekuncup, diameter pembuluh darah, tahanan perifer atau pernapasan akan mempengaruhi tekanan darah. m. Renin Tingginya kadar renin menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan volume darah akibat meningkatnya retensi garam dan cairan pada ginjal, mengakibatkan tingginya tekanan darah Perry Potter, 2005 1.10.Pengukuran Tekanan Darah Untuk mengontrol tekanan darah maka perlu dilakukan pengukuran tekanan darah secara rutin. Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Pada metode langsung , kateter arteri dimasukkan ke dalam arteri. Walaupun hasilnya sangat tepat, akan tetapi metode pengukuran ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan masalah kesehatan lain. Sedangkan pengukuran tidak langsung dapat dilakukan dengan menggunakan sphygmomanometer dan stetoskop. Sphygmomanometer tersusun atas manset yang dapat dikembangkan dan alat pengukur tekanan yang berhubungan dengan Universitas Sumatera Utara rongga manset. Alat ini dikalibrasi sedemikian rupa sehingga tekanan yang terbaca pada manometer sesuai dengan tekanan dalam millimeter air raksa yang dihantarkan oleh arteri brakilis Smeltzer Bare, 2001. Cara mengukur tekanan darah yaitu dimulai dengan membalutkan manset dengan kencang dan lembut pada lengan atas dan dikembangkan dengan pompa. Tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut radikal atau brakial menghilang. Hilangnya denyutan menunjukkan bahwa tekanan sistolik darah telah dilampau dan arteri brakialis telah tertutup. Manset dikembangkan lagi sebesar 20 sampai 30 mmhg diatas titik hilangnya denyutan radial. Kemudian manset dikempiskan perlahan, dan dilakukan pembacaan secara auskultasi maupun palpasi. Dengan palpasi kita hanya dapat mengukur tekanan sistolik. Sedangkan dengan auskultasi kita dapat mengukur tekanan sistolik dan diastolik yang kebih akurat Smeltzer Bare, 2001. Untuk mengauskultasi tekanan darah, ujung stetoskop yang berbentuk corong atau diafragma diletakkan pada arteri brakialis, tepat dibawah lipatan siku rongga antekubital, yang merupakan titik dimana arteri brakialis muncul di antara kedua kaput otot biseps. Manset dikempiskan dengan kecepatan 2 sampai 3 mmHg per detik, sementara kita mendengarkan awitan bunyi berdetak, yang menunjukkan tekanan darah sistolik. Bunyi tersebut dikenal sebagai bunyi Korotkoff yang terjadi bersamaan dengan detak jantung, dan akan terdengar dari arteri brakialis sampai tekanan dalam manset turun dibawah tekanan diastolik dan pada titik tersebut, bunyi akan menghilang Smeltzer Bare, 2001. Universitas Sumatera Utara

2. Latihan Fleksibility

Dokumen yang terkait

Luaran Pasien Anak dengan Gagal Ginjal Terminal

0 19 8

Sindrom Depresi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis

0 40 9

Sindrom Depresi Pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis

2 45 9

Perbedaan Tekanan Darah Pasien Gagal Ginjal Kronik Sebelum Dan Sesudah Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa BLUD Dr Pirngadi Medan

10 63 66

Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik GGK Yang Dirawat Inap Di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 1997-1999

0 38 73

Karakteristik Penderita Gagal Ginjal Kronik (GGK) yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Dr.H.Kumpulan Pane Tebing Tinggi Tahun 2007-2008.

0 31 105

Studi Diagnosa Penyakit Gagal Ginjal Kronik Yang Disebabkan Oleh Penyakit Hipertensi Yang Menimbulkan Dampak Spesifik Pada Keseimbangan Elektrolit Tubuh Terutama Kadar Na Dan K.

2 42 53

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Tekanan Darah 1.1.Pengertian - Pengaruh Latihan Fleksibility Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Klinik Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 26

Pengaruh Latihan Fleksibility Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Terapi Hemodialisa di Klinik Ginjal dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 12

Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Latihan Fleksibilitas Terhadap Perubahan Tekanan Darah Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di Klinik Ginjal Dan Hipertensi Rasyida Medan

0 0 30