RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 IV - 34
dan nilai tradisi dan pelestarian nilai budaya serta pembentukan desa budaya.
3. Kesehatan
Saat ini rasio tenaga kesehatan puskesmas di Kabupaten Sleman belum memadai karena masih kurangnya SDM kesehatan.Selain itu
cakupan jaminan kesehatan belum optimal, dimana belum semua penduduk memiliki jaminan kesehatan. Pada tahun 2015masih
terdapat angka kematian bayi 3,61 per 1000 kelahiran hidup, balita gizi buruk 0,40, angka kematian ibu melahirkan 28,30 per 100.000
kelahiran hidup. Penyakit menular DBD, leptospirosis, TBC, ISPA, diare dan penyakit
degeneratif pada kelompok umur lansia juga masih ditemui di Kabupaten Sleman karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk
menjalani pola hidup bersih dan sehat. Hal ini juga disertai tingginya jumlah penderita HIVAIDS dan penyalahgunaan narkoba karena
didorong oleh mobilitas penduduk dan perilaku reproduksi. Permasalahan di bidang kesehatan ke depan akan diatasi dengan
peningkatan cakupan jaminan kesehatan, peningkatan cakupan pelayanan kesehatan di puskesmas dan RSUD yang diiringi dengan
akreditasi puskesmas dan RSUD, pendampingan PHBS, pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta meminimalkan angka
kematian bayi, angka kematian ibu melahirkan, dan angka balita gizi buruk.
4. Penanggulangan Kemiskinan, Permasalahan Sosial dan
Pengangguran
Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sleman menurun dari 13,89 di tahun 2013 menjadi 11,85 di tahun 2014, dan mencapai ke angka
11,36 di tahun 2015. Walaupun demikian, upaya penanggulangan kemiskinan masih perlu dilakukan melalui kebijakan peningkatan
akses terhadap pelayanan pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan dan pembinaan peningkatan pendapatan masyarakat
miskin. Terdapat kesulitan yang ditemui dalam upaya tersebut antara lain:
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 IV - 35
a. Belum sinkronnya antara data pusat dengan data SIM kemiskinan
Kabupaten Sleman; b.
Belum optimalnya peran swasta, perguruan tinggi dan masyarakat dalam program penanggulangan kemiskinan;
c. Kurangnya sinergi integrasi dan koordinasi antara program pusat
dan daerah dan antar SKPD; d.
Belum optimalnya keterlibatan kelompok masyarakat mampu dalam peningkatan pendapatan masyarakat miskin.
Permasalahan kemiskinan
ini juga
disertai dengan
tingkat pengangguran terbuka yang masih mencapai 6,12 di tahun 2015 dan
relatif tingginya penyandang masalah kesejahteraan sosial PMKS. Pada tahun 2015 baru sebanyak 79,36 yang mendapatkan bantuan
sosial. Bantuan
sosial tersebut
belum bisa
menanggulangi permasalahan yang ada di Kabupaten Sleman karena akses hibah
masih terbatas dan program-program penanggulangan masalah kemiskinan masih bersifat sektoral.
Guna mengurangi
permasalahan di
atas disusun
roadmappenanggulangan kemiskinan dan roadmappenanganan PMKS yang lebih intensif sehingga menghasilkan upaya penanggulangan
kemiskinan dan penanganan PMKS yang terpadu lintas bidang. Pelatihan ketrampilan kepada calon pekerja sesuai dengan kebutuhan
lapangan pekerjaan yang sejalan dengan peningkatan kualitas pendidikan serta upaya penumbuhan wirausahawan baru diharapkan
dapat mengurangi angka penganggguran.
5. Infrastruktur