RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 IV - 31
lebih ditingkatkan guna menekan laju pertumbuhan penduduk dari kelahiran.
Rasio kekerasan dalam rumah tangga KDRT di Kabupaten Sleman tahun 2014 sebesar 0,03 dan penyelesaian pengaduan perlindungan
perempuan dan anak dari tindakan kekerasan sebesar 331 kasus di tahun 2014 naik dari 142 kasus di tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh
semakin meningkatnya kesadaran pemahaman terhadap KDRT sehingga masyarakat semakin berani dan terbuka dalam pengaduan
KDRT. Hanya saja, kesulitan yang masih ditemui adalah jika kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tidak dilaporkan karena berbagai
sebab. Hal demikian perlu kepedulian semua pihak agar permasalahan perlindungan perempuan dan anak dapat lebih mendapatkan
penanganan yang tepat. Kedepan, berkaitan dengan permasalahan kependudukan dan Keluarga
berencana, hal yang dapat dilakukan oleh pemerintah kabupaten Sleman adalah meningkatkan cakupan layanan terhadap administrasi
kependudukan dengan melaksanakan jemput bola, menurunkan Total Fertility Rate TFR dengan memberdayakan kader KB dalam
meningkatkan cakupan kepersertaan KB khususnya KB mandiri, meningkatkan
sosialisasi kesehatan
reproduksi remaja,
memberdayakan Institusi
Masyarakat Pedesaan.
Permasalahan Perlindungan Perempuan dapat diminimalkan dengan berkoordinasi
lebih intensif dengan lembaga yang peduli dengan perlindungan perempuan dan anak.Pemerintah Daerah juga harus lebih responsif
terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak dan mengoptimalkan peran Unit Pelaksana Teknis UPT Pusat Pelayanan
Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak. Optimalisasi peran perempuan di segala bidang juga diharapkan dapat meningkatkan
Indeks Pembangunan Gender.
2. Pendidikan dan Kebudayaan
Angka Melek
Huruf dapat
menunjukkan kemampuan
untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis sehingga AMH dapat dipakai
sebagai dasar kabupaten untuk melihat potensi perkembangan intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah.
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 IV - 32
Jika dibandingkan tahun 2013, AMH Kabupaten Sleman tahun 2014 mengalami peningkatan. Pada tahun 2013 angka melek huruf sebesar
98,03 artinya bahwa di Kabupaten Sleman pada tahun 2013 masih ada 1,97 penduduk usia 15 tahun ke atas yang masih buta huruf.
Sedangkan untuk tahun 2014 AMH sebesar 98,31, dan mencapai 98,80 di tahun 2015.
Angka Partisipasi Kasar APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat pendidikan. APK merupakan
indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor: 470135SJ tanggal 23 Februari 2013 bahwa data yang dapat digunakan adalah
data penduduk kabupatenkota yang telah diolah dan dikonsolidasikan serta dibersihkan oleh Kementerian Dalam Negeri, maka penghitungan
APK mengalami perubahan, karena pada tahun-tahun sebelumnya jumlah penduduk berdasarkan data dari BPS. Angka Partisipasi Kasar
APK untuk jenjang SDMI pada tahun 2013 sebesar 114,77, artinya bahwa untuk jenjang SDMI jumlah siswa yang sekolah melebihi
jumlah penduduk usia sekolah SDMI dimana hal ini disebabkan pada sekolah SDMI siswa ada yang berusia kurang dari 7 tahun tetapi ada
pula yang melebihi 12 tahun. Pada tahun 2014 mengalami kenaikan menjadi 116,78, dan pada tahun 2015 sebesar 116,81.
Demikian pula bagi SMPM.Ts, dapat dilihat bahwa APK pada tahun 2013 sebesar 108,93 naik pada tahun 2014 menjadi 111,41, dan
111,70 di tahun 2015. APK SMAMASMK pada tahun 2013 sebesar 79,00 dan pada tahun 2014 APK SMAMASMK menjadi 86,39 atau
meningkat sebesar 7,39 dari tahun 2013. Hal ini bisa terjadi karena pada penduduk usia SMA justru mengalami penurunan. APK SMAMA
SMK di tahun 2015 sebesar 87,37. Angka Partisipasi Murni APM menunjukkan partisipasi sekolah
penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. APM ini merupakan indikator daya serap penduduk usia sekolah di setiap
jenjang pendidikan.Pada jenjang SDMI APM pada tahun 2013 sebesar 99,96 dan tahun 2014 sebesar 102,01, serta 103,20 di tahun
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 IV - 33
2015. APM SMPM.Ts pada tahun 2013 sebesar 81,24 dan tahun 2014 menjadi 81,63, dan di tahun 2015 sebesar 83,96. APM
SMAMASMK pada tahun 2013 sebesar 55,16 dan tahun 2014 menjadi 57,73, dan tahun 2015 sebesar 58,95.
Angka putus sekolah di Kabupaten Sleman pada tahun 2014 mencapai 29 anak pada tingkat Sekolah Dasar, 14 anak pada tingkat SMP, dan
48 anak pada tingkat SMUSMK. Angka tersebut mengalami penurunan dari tahun 2014.
Permasalahan lain yang terjadi di Kabupaten Sleman adalah banyaknya peserta didik penduduk Sleman yang memilih bersekolah di Kota
Yogyakarta. Hal yang demikian disebabkan oleh kepercayaan terhadap kualitas sekolah di Sleman yang masih kurang.
Pembentukan karakter kepribadian pemuda di Kabupaten Sleman belum optimaldari adanya indikasi banyaknya kenakalan pelajar dan
pemuda yang terjadi karena koordinasi penanganan pemuda masih kurang serta masih rendahnya pemahaman dan peran serta pemuda
dalam Organisasi Kemasyarakatan Pemuda.Pembinaan olahraga di Kabupaten Sleman juga masih belum maksimal dengan terbatasnya
sarana prasarana olahraga serta banyaknya atlet-atlet Sleman yang menjadi atlet daerah lain sehingga prestasi olah raga belum optimal.
Kabupaten Sleman memiliki kekayaan budaya yang sangat bervariasi, baik itu yang berupa bangunan maupun kesenian dan upacara adat.
Dengan jumlah kesenian sebanyak 1.353 yang masih aktif, masyarakat Kabupaten Sleman cukup dinamis dalam mengembangkan budaya di
daerahnya. Akan tetapi, masih ada beberapa permasalahan di bidang budaya ini antara lain belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam
pengelolaan budaya dan pelestarian tradisi dan pelestarian budaya serta pembinaan pengeloaan kesenian.
Permasalahan di bidang pendidikan dan kebudayaan di Kabupaten Sleman ini ke depan akan diatasi dengan peningkatan kompetensi
guru, peningkatan pengeloaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai
dengan standart
yang ditetapkan,
pembentukan desa
berkarakter serta peningkatan prestasi olah raga. Sedangkan di bidang kebudayaan akan dilakukan peningkatan fasilitasi kekayaan budaya
RPJMD Kabupaten Sleman Tahun 2016-2021 IV - 34
dan nilai tradisi dan pelestarian nilai budaya serta pembentukan desa budaya.
3. Kesehatan