ANALISIS DATA

4. ANALISIS DATA

4.1. Statistik Deskriptif

Dari data tersebut, tingkat pengembalian kuisioner dari 600 buah kuisioner sebesar 18.00%, namun setelah kuisioner tersebut diperiksa kembali, maka kuisioner yang tidak terisi secara lengkap atau terisi secara lengkap namun tidak

memenuhi kriteria sehingga tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Jumlah kuisioner yang dipergunakan untuk analisis akhir adalah 104 kuisioner atau

17.33%. Dari proil umur perusahaan, sebagian besar pada kategori umur 1-10 tahun,

dengan ukuran perusahaan yang ditunjukan dari jumlah karyawan yang beragam. Bidang usaha responden sebagian besar adalah industri manufaktur tekstil, dan pengolahan perabotan. Pemilik UKM sebagai resonden penelitian ini hampir sebagian besar adalah pemilik lokal dengan daerah pemasaran di dalam negeri,

jikalau melakukan ekspor maka negara kerja sama adalah wilayah Asean. Kinerja secara umum dari responden adalah mengalami peningkatan dengan peningkatan yang bervariasi.

4.2. Pengujian non Response Bias

Pengujian dengan menggunakan uji beda rata-rata, hasil dengan menggunakan probabilitas α

0.05 dapat disimpulkan tidak terdapat perbedaan yang signiikan

Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2

secara statistis antara jawaban responden yang datang awal terhadap jawaban responden yang datang akhir untuk setiap variabel. Sehingga dapat disimpulkan

tidak terjadi masalah response bias.

4.3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan dengan korelasi bivariate antara skor indikator terhadap total skor konstrak masing-masing variabel untuk memastikan bahwa tiap-tiap pertanyaan akan mengungkapkan sesuatu yang memang ingin diukur oleh kuisioner ini (construct validity ). Hasil menunjukan bahwa item-item pertanyaan memiliki siginiikansi kecuali untuk butir pertanyaan 6 dengan nilai 0.083 variabel Tingkat persaingan yaitu Kualitas pemasok dan butir pertanyaan 3 dengan nilai 0.396 untuk variabel Strategi manufaktur Perusahaan mengenai menurunkan kos sediaan duputuskan untuk dikeluarkan sebelum dilakukan analisis data lebih

lanjut. Uji reliabilitas dilakukan dengan menghitung cronbach’s alpha lebih besar dari

0.5 dan hasil pengujian menunjukan seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel karena memiliki cronbach’s alpha lebih besar dari 0.5.

4.4. Sumberdaya Perusahaan dan Kinerja

Tabel 1. berikut menyajikan ringkasan hasil regresi berganda untuk melihat hubungan antara sumber daya dengan kinerja. Beberapa hal penting yang perlu dikemukakan mengenai pengaruh Advanced Manufacturing Technology, Sumber daya manusia, sumber daya dan Implementasi praktik manajemen terhadap kinerja adalah: Pertama, secara keseluruhan, hasil regresi berganda menunjukkan bahwa secara simultan variabel bebas menjelaskan 25.4% varian kinerja rata-rata industri dan 15.8% kinerja pertumbuhan saat ini, Kedua, Sumberdaya berpengaruh positif terhadap kedua indikator kinerja bisnis, mengindikasikan bahwa kinerja dapat ditingkatkan dengan mengadopsi advanced manufacturing technology, memiliki tenaga kerja yang trampil, memiliki sumber daya alam yang berkualitas dan mengaplikasikan praktek manajemen secara simultan dan terintergrasi. Ketiga, sumber daya secara simultan secara simultan lebih baik menjelaskan kinerja relatif dengan rata-rata industri dibanding perannya dalam mempengaruhi pertumbuhan. Ini disebabkan oleh karena sumberdaya akan mempengaruhi secara langsung kinerja saat ini dan translasi dari kinerja saat ini ke kinerja pertumbuhan melibatkan time lag, dan gangguan-gangguan selama proses adopsi, implementasi dan pemberdayaan atau penggunaan sumber daya. Keempat, secara unik ditemukan bahwa sumberdaya material berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan kinerja saat ini. Hal ini memerlikan pengelolaan yang hati-hati dalam penggunaan sumber daya alam terutama dalam jangka panjang. Dari temuan ini mengindikasikan bahwa hipotesis pertama penelitian ini secara parsial diterima. Hunt dan Morgan (1995)

Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011

telah menjelaskan secara detail mengenai resource-based theory of competition (persaingan berbasis sumber daya) dengan menggarisbawahi beberapa hal yang konsisten dengan temuan penelitian ini. Pertama, sumber daya dikelola untuk tujuan perusahaan adalah kinerja yang superior. Kedua, sumber daya perusahaan adalah keuangan, isik, organisasional, informasional, dan relasional, dalam arti yang sebenarnya kompetensi dan kapabilitas diperlukan dalam mencapai keunggulan kompetitif. Karena karakteristik sumber daya adalah heterogen dan mobilitas

tidak sempurna, maka pengaruh terhadap kinerja tergantung pada bagaimana pengelolaan sumber daya dan bagaimana mereka terintegrasi dalam menciptakan

kinerja. Pihak manajemen semestinya mengenali, memahami, menciptakan, menseleksi, mengimplementasi dan memodiikasi strategi pengelolaan sumber daya agar menciptakan kinerja yang maksimal. Selanjutnya, temuan penelitian ini juga sesuai argumentasi Hunt dan Morgan (1995) yang menyatakan bahwa sumber daya tidak terbatas pada kapital, tenaga kerja, akan tetapi diperluas dengan meliputi sumber daya yang tidak nyata seperti kultur, dan kompetensi. Sumber daya juga dianggap sebagai sesuatu yang heterogen (yakni setiap perusahaan mempunyai sumber daya yang berbeda) dan tidak mobile (berimplikasi pada sulitnya untuk diperjual belikan) (Barney,1991).

TabeL 1Pengaruh Sumberdaya Perusahaan Terhadap Kinerja

Independent Variables

KPRI

KPSI

.188 Adjusted R 2

R 2 .254

.181 Sig. F

Standardized Coeficients (β)

.267*** *** : signiicant at 0.01 ** : signiicant at 0.05 * : Sig. at 0.1

Note: AMT: Advanced Manufacturing Technology IMP: Implementasi praktek

manajemen SDA: Sumber daya alam SDM: Sumber daya alam

KPRI: Kinerja perusahaan relative disbanding kinerja industry. KPSI: Pertumbuhan Pertumbuhan saat ini.

Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2

4.5. Pengaruh Moderasi Ketidakpastian Lingkungan Bisnis dan

Tingkat Kompetisi.

Untuk menguji ketidakpastian lingkungan bisnis digunakan analisis regresi bertingkat. Analisis regresi bertingkat (Hierarchical regression analysis) digunakan untuk menguji pengaruh moderasi strategi manufaktur terhadap hubungan

teknologi-kinerja. Ada tiga tingkatan dalam analisis regresi bertingkat yaitu (1). memasukkan variabel independen, 2 memasukkan variabel moderator, (3)

Memasukkan interaction terms (antara variabel independent dengan moderator). Semua asumsi klasik seperti non multicolierity, homoscedasticity, linierity,

normality, telah diuji. Semua outlier telah dikeluarkan untuk meningkatkan validitas model. Selanjutnya hubungan antara variabel bebas (teknologi), variabel moderator (strategi manufaktur), dan variabel terikat (kinerja) akan nampak jelas dan detail digambarkan dalam bentuk graik.

4.5.1. Pengaruh Moderasi Ketidakpastian Lingkungan Bisnis

Hipotesis 2 menyatakan pengaruh sumber daya terhadap kinerja lebih tinggi pada lingkungan bisnis yang dinamis dibanding dengan lingkungan bisnis yang

stabil. Dengan perkataan lain semakin dinamik lingkungan bisnis semakin besar pengaruh sumber daya terhadap kinerja.

Tabel 2 meringkas hasil moderated regression analysis untuk menguji pengaruh moderasi ketidakpastian lingkungan bisnis terhadap hubungan sumber

daya dan kinerja. Jika terjadi perubahan yang signiikan terhadap R 2 dan F-change mengindiksikan bahwa variable moderator mempengaruhi hubungan sumber daya

dan kinerja. Lebih jauh perlu dikaji lebih detail standardized beta dari interaksi antara variable independent dan variable moderator.

Untuk menguji pengaruh moderasi ketidakpastian lingkungan bisnis, dua persamaan model di run dengan pengukuran kinerja yang berbeda-beda. Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan sebagai berikut: Pertama, Ketidakpastian lingkungan bisnis memoderasi hubungan sumber daya-kinerja perusahaan relatif salam industri. Namun demikian hasil lebih jauh menunjukkan bahwa pengaruh AMT dan material resources akan lebih tinggi jika lingkungan bisnis mudah diprediksi, dan sebaliknya pengaruh sumber daya manusia dan praktek-praktek manajemen terhadap kinerja akan lebih rendah jika kondisi lingkungan bisnis pada kondisi ketidakpastian yang tinggi. Kedua, Ketidakpastian lingkungan bisnis hanya memoderasi hubungan antara sumber daya manusia-pertumbuhan, di mana pengaruh sumber daya manusia terhadap pertumbuhan produktivitas lebih besar pada ketidakpastian yang tinggi.

Dari perspektif teknologi dan sumber daya manusia, dan praktek manajemen modern temuan ini cenderung mendukung argumentasi Spital (1992)

yang mengemukakan bahwa ketidakpastian lingkungan (yang disebabkan oleh

Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011

perubahan cepat dalam teknologi produk dan proses) membawa dampak pada strategi teknologi dan kompetitif. Selain itu, dalam lingkungan yang tidak pasti, perusahaan menghadapi ketidakpastian yang lebih besar, baik dalam hal tantangan dan kesempatan yang lebih besar. Perusahaan dengan kompetensi teknologi dan sumber daya akan dapat memanfaatkan kesempatan yang ada dan mengurangi hambatan sehingga unggul dibandingkan pesaing (Ellitan, 2003c, 2005b). Ketika lingkungan tidak pasti dan berubah secara cepat, serta kebutuhan konsumen cenderung bersifat luktuatif, makin inovatif perusahaan akan makin menguntungkan perusahaan tersebut. Namun dari perspektif sumber daya alam, pengaruhnya terhadap kinerja cenderung pada lingkungan bisnis yang stabil, mudah diprediksi dan ketidakpastian yang rendah. Hal ini dapat jelaskan dari perspektif bahwa SDM, teknologi canggih dan management paractices lebih mudah ditingkatkan kualitas, implementasi dan adopsinya, sementara material resources lebih melekat pada hasil alam suatu negara yang sulit diubah karakteristiknya. Sehingga ketika lingkungan bisnis tidak pasti, maka semakin kecil pengaruhnya terhadap kinerja. Kemungkinan inovasi sumber daya alam baik dari segi peningkatan ketersediaan dan kualitas lebih memerlukan waktu yang lama. Dari hasil temuan ini memberikan bukti bahwa hipotesis 2 secara parsial diterima.

Tabel 2 Pengaruh Moderasi Ketidakpastian Lingkungan

Independent Variables

F Change

Sig. F change

Standardized Coeficients (β)

Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2

*** : signiicant at 0.01 ** : signiicant at 0.05 * : Sig. at 0.1 Note:

AMT: Advanced Manufacturing Technology IMP: Implementasi praktek manajemen

SDA: Sumber daya alam SDM: Sumber daya alam SLB: Stabilitas dan ketidakpastian lingkungan bisnis

KPRI: Kinerja perusahaan relative dibanding kinerja industry. KPSI: Pertumbuhan Pertumbuhan saat ini.

4.5.2. Pengaruh Moderasi Tingkat Persaingan

Hipotesis 3 menyatakan pengaruh sumber daya terhadap kinerja lebih tinggi pada level kompetisi yang tinggi dibanding dengan lingkungan bisnis yang ramah.

Dengan perkataan lain semakin tinggi tingkat kompetisi semakin besar pengaruh sumber daya terhadap kinerja. Hasil analisis menunjukkan beberapa temuan sebagai berikut: Pertama, Tingkat persaingan bisnis memoderasi hubungan sumber daya-kinerja relatif dalam industri dan pertumbuhan kinerja perusahaan.

Hasil lebih jauh menunjukkan bahwa pengaruh AMT dan material resources akan lebih tinggi tingkat persaingan rendah, dan sebaliknya pengaruh sumber daya manusia dan praktek-praktek manajemen terhadap kinerja akan lebih rendah jika kondisi lingkungan bisnis pada kondisi tingkat persaingan yang tinggi. Dari hasil

temuan ini hipotesis 3 partially accepted. Hasil Moderated Regression analysis selengkapnya dapat dilihat dari Tabel 4.9. Jika hasil tersebut dikaitkan dengan teori yang mengkaitkan antara sumber daya dengan adalah tingkat persaingan, tingkat tekanan, dan jumlah dimensi atau sumber persaingan (Miller, 1988) atau

tajamnya kompetisi dalam pasar (Badri et al., 2000) maka dapat dianalogkan dengan fenomena bahwa inovasi teknologi (sumber daya) yang lebih dibutuhkan

ketika kompetisi lebih ketat untuk mencapai keunggulan kompetitif (Zahra&Covin, 1993). Namun dalam temuan studi ini Teknologi dan material resources memiliki karakteristik yang sama ketika dimoderasi oleh tingkat persaingan, dimana

penaruhnya terhadap kinerja lebih rendah pada lingkungan yang kompetitif. Hal ini bertentangan dengan pendapat Miller (1988), Badri dkk. (2000) serta Zahra

dan Covin (1993). Namun untuk SDM dan management practices pengarunynya cenderung lebih tinggi pada lingkungan bisnis kompetitif dan hal ini mendukung temuann Miller (1988), Badri dkk. (2000) serta Zahra dan Covin (1993). Ellitan

(2004g; 2005b) menjelaskan bahwa kondisi lingkungan persaingan yang tajam

Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011

(dalam konteks lingkungan bisnis di Indonesia) sebenarnya akan membuka kesempatan dalam mengeksploitasi skill dan kapabilitas SDM untuk mendapat manfaat lebih besar yaitu perusahaan lebih inovatif. Memang temuan ini masih tetap tidak konsisten dengan temuan-temuan terdahulu terkait dengan karakteristik yang yang melekat pada sumber daya serta manajemen pengelolaan sumber daya terkait dengan bagaimana menghadapi persaingan.

Tabel 3. Pengaruh Moderasi Degree of Competition (Tingkat

Persaingan)

Independent Variables

KPSI R2 1

6.312 Sig. F change

F Change

Standardized Coeficients (β)

Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2

*** : signiicant at 0.01 ** : signiicant at 0.05 * : Sig. at

0.1 Note:

AMT: Advanced Manufacturing Technology IMP: Implementasi praktek

manajemen

SDA: Sumber daya alam SDM: Sumber daya alam

TP: Tingkat Kompetisi

KPRI: Kinerja perusahaan relative disbanding kinerja industry. KPSI: Pertumbuhan Pertumbuhan saat ini.

4.6 Interrelationship antara Kinerja Perusahaan dan Growth.

Hipotesis terakhir penelitian ini menyatakan bahwa terdapat causal relationship antara kinerja perusahaan dan pertumbuhan kinerja perusahaan.

Correlation analysis dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai inter- relationship antara semua dependent variables. Tabel 4 menunjukkan hasil korelasi antar dimensi kinerja yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi kinerja dan pertumbuhan, Temuan ini mengindikasikan pengukuran kinerja dari

perspektif yang berbeda sangat diperlukan (Vickery, dkk, 1994). Hipotesis 7 penelitian ini diterima.

Tabel 4: Korelasi antar Variabel Dependen

PERTUMBUHAN KINERJA

** Correlation is signiicant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is signiicant at the 0.05 level (2-tailed).