Metoda Penelitian
F. Metoda Penelitian
1. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pelaku Industri Rumah Tangga (IRT) khusus industry makanan. di lingkungan Kelurahan Tegaltirto Berbah Sleman Yogyakarta. Metoda pengambilan sampel dengan non probabilitas sampling atau cara pengambilan sampel yang tidak menggunakan metoda acak, yaitu setiap
elemen dalam populasi tidak memiliki probabilitas yang sama untuk menjadi sampel (Sekaran, 2002; Cooper & Emory, 1995).
Adapun teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling yakni peneliti menentukan criteria-kriteria tertentu terhadap sampel yang akan dijadikan objek
penelitian, yakni pemilihan sampel dimana responden dipilih yang memenuhi criteria tertentu, yaitu pelaku IRT yang bersangkutan telah menjalani usahanya minimal 2 tahun dan memiliki anak buah/pekerja.
Desa Tegaltirto terdiri dari 14 pedukuhan sebagai berikut:
Tabel 1 Pedukuhan di Desa Tegaltirto
No Padukuhan
Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011
Sumber: Data Kelurahan Tegaltirto, 2011
Di Desa Tegaltirto terdapat beberapa kelompok industri rumah tangga. Industri rumah tangga tersebut meliputi: tape, mete, tempe, tahu, pembuatan krupuk, telur asin, roti, dan emping. Beberapa industri rumah tangga tersebut tersebar di beberapa dusun di Desa Tegaltirto. Adapun rincian usaha masing- masing dusun dapat dilihat pada tabel 2
Tabel 2 Industri Rumah Tangga di Desa Tegaltirto
Jenis Industri
No.
Jumlah Rumah
Lokasi ( Dusun)
Tangga
1. Tape
11 Sanggrahan, Kadisono, Krikilan,
Semoya, Dawung, Dondong
2. Mete
Tuton,Berbah
3. Tempe Tuton, Krikilan, Kadisono, Berbah
4. Tahu
Dondong, Kuncen, Blendangan
5. Krupuk
Sonosari
6. Telur Asin
Tegalsari
7. Roti
Sonosari, Krikilan, Jagalan
8. Emping
6 Total
Kadisono, Dawung, Jomblang
Sumber: Data Kelurahan Tegaltrito, 2011
Dari pelaku IRT tersebut, tidak semuanya memiliki karyawan/anggota, karena beberapa sebab diantaranya: keterbatasan modal, atau baru memulai usaha
sehingga memilih mengerjakan sendiri industry rumah tangganya. Dari pantauan peneliti, dari sejumlah 80 pelaku industri rumah tangga di atas, ada sekitar 75
pelaku IRT yang memiliki anggota dan telah memulai usahanya lebih dari 2 tahun, sehingga hanya 75 pelaku IRT tersebut yang dipilih dijadikan responden. Masing- masing pelaku/pemilik industri rumah tangga tersebut memiliki karyawan rata-rata
Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2
sebanyak 3 orang. Dalam penelitian ini anggota yang dijadikan sasaran peneliti untuk menjawab kuesioner sebanyak 75 orang. Jumlah ini telah memenuhi Roscoe (1997) karena dengan pertimbangan jumlah variabel independen yang lebih dari satu, maka penentuan sample size penelitian dilakukan rule of thumb (petunjuk praktis) (Roscoe, 1997; pada Sekaran, 1992), yaitu untuk penelitian multivariate (termasuk multiple regression), sample size harus beberapa kali lipat (sepuluh kali atau lebih) dari jumlah variabel penelitian. Karena variabel penelitian ini ada tiga, maka sampel minimal sejumlah 30. Dari pelaku industri rumah tangga sejumlah
80 tersebut, yang memenuhi kriteria ada 75 pemilik/pimpina dan 75 anggota.
Dari sejumlah 75 pemilik dan 75 anggota tersebut, sebanyak 25 orang berpendidikan SMU, 33 orang berpendidikan SMP, 55 berpendidikan SD/SR, dan
37 orang tidak pernah mengenyam bangku pendidikan. Sejumlah 60% lebih dari responden berusia lebih dari 50 tahun.
4. Pengukuran Variabel
a. Gaya kepemimpinan Visioner (sebagai variabel independen) diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Conger dan Kanungo
(1994). Reponden diminta menunjukkan pilihannya dalam Skala Likert
7 poin dari pilihan ”sangat jauh dari karakter visioner” sampai ke ”sangat visioner”.
b. Kesiapan Individu untuk Berubah yang diadaptasi dari instrumen Hanpachern (1997), sebagai variabel dependen.
c. Leader Emotional Expressivity (variabel moderasi) diukur dengan instrumen versi Riggio (1989) yakni dalam bentuk ’Social Skill Inventory’, merupakan instrumen penilaian pimpinan atas dirinya sendiri dalam hal keterampilan berkomunikasi secara sosial maupun
emosional. Responden diminta menunjukkan pilihannya dalam Skala Likert. Contoh instrumen tersebut misalnya: ” Ekspresi wajah sehari- hari yang saya tunjukkan kepada anggota: netral” ; ” Pada saat tertentu
saya melakukan komunikasi dengan anggota dengan memperkuat ekspresi melalui mata”. Jadi instrumen LED dalam penelitian ini diisi oleh pemilik / pimpinan industri rumah tangga.
5. Metoda Analisis
a. Uji Validitas dan reliabilitas
Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner yang diadopsi dari peneliti-peneliti terdahulu yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.
Peneliti dalam penelitian ini juga melakukan pengujian kembali validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dengan pertimbangan karena adanya
perbedaan karakteristik responden, waktu penelitian, serta lingkungan dimana penelitian dilaksanakan. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh
ketepatan alat ukur yang dikembangkan dapat mengukur data dengan benar. Uji validitas ini menggunakan analisis factor ( conirmatory factor analysis). Hasil
uji validitas diperoleh bahwa semua item kuesioner berkelompok sesuai dengan
Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011
66 variabelnya, dengan loading factor 0,4; sehingga dapat dimasukkan dalam olah
data selanjutnya. Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh konsistensi alat
ukur dalam memberikan hasil pengukuran, alat uji yang digunakan adalah dengan koeisien Cronbach Alpha. Semakin mendekati 1,0 maka semakin tinggi konsistensi jawaban skor butir-butir pertanyaan atau makin dapat dipercaya. Reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik; 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik (Sekaran, 2000). Dari uji reliabilitas, diperoleh hasil bahwa ketiga variabel reliabel karena Cronbach Alphanya > 0,6.
2. Uji Hipotesis
a. Uji hipotesis 1
Untuk menguji hipotesis 1 yang menyatakan bahwa Kepemimpinan
visioner berpengaruh signiikan terhadap kesiapan individu untuk berubah
menggunakan metoda analisis regresi sederhana. Secara statistik, hipotesisi 1 diuji melalui persamaan berikut:
Y = a + bX+ e Yang mana: Y
= variabel dependen (= Variabel Kesiapan Individu untuk Berubah)
a = intercept
X = variabel independent (= Variabel Gaya Kepemimpinan Visioner)
b = koeisien X
e = error term
b. Uji hipotesis 2
Hipotesis 2 diuji dengan analisis regresi bertahap/berjenjang (hierarchical regression analysis). Metode ini membutuhkan dua tahap persamaan regresi.
Tahap pertama (1) hanya berisi efek-efek utama dan tahap kedua (2) berisi efek- efek utama dan efek moderasi.
Tahapan analisis regresi berjenjang sebagai berikut: Y=a+b 1 X+b 2 Z+e
(2) Pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni:
Y=a+b 1 X+b 2 Z+b 3 X*Z+e
1. Efek moderasi dilihat dari kenaikan R 2 persamaan regresi tahap 2 (berisi efek utama dan efek moderasi) dari persamaan regresi tahap 1 yang hanya berisi efek utama saja
2. Efek moderasi dapat juga dilihat dari signiikansi koeisien b 3 dari interaksi (X * Z)
Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2
X+b
X*Z+e
Pengujian terhadap efek moderasi dapat dilakukan dengan dua cara, yakni: risi efek utama saja
Efek moderasi dapat juga dilihat dari signifikansi koefisien b dari interaksi (X * Z) ) terjadi jika hubungan antara independen variabel 67
Suatu interaksi positif (positive interaction ) terjadi jika hubungan antara independen variabel dengan variabel dependen lebih positif untuk nilai variabel ) terjadi jika hubungan antara variabel moderasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya satu interaksi negatif (negative interaction ) terjadi jika hubungan antara variabel independen/ bebas dengan variabel dependen lebih negatif untuk nilai variabel moderasi yang lebih tinggi.
Z = Variabel moderasi= Leader Emotional Expressivity
5. Model Penelitian
Model penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gaya Kesiapan Kepemimpinan
Individu
Visioner untuk (X)
Berubahi (Y)
Leader Emotional Expressivity (Z)