Sektor riil

2.1.2 Sektor riil

Sektor riil merupakan sektor yang langsung berhubungan dengan produksi, distribusi, dan konsumsi barang dan jasa. Menurut IAEI (Ikatan Ahli Ekonomi

Islam Indonesia) sector riil yang terdiri dari 3 macam, yaitu jual beli, bagi hasil dan ijarah, Jual beli contohnya ialah seperti jual beli dengan segala macamnya (jual beli murabahah, salam, istisna), Transaksi bisnis riil juga dapat diwujudkan dengan bagi hasil dan ijarah,. Bagi hasil diwujudkan dengan konsep mudharabah,

syirkah, mudharabah musytarakah, musyarakah mutanaqishah dan muzara’ah. Sedangkan ijarah diwujudkan dengan ijarah biasa, ijarah muwazy (paralel), IMBT.

Dalam Islam, sebenarnya hanya sektor inilah yang diakui dalam kegiatan bermuamalah, yang dalam arti luas berarti kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat adalah kegiatan di sektor riil..

Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011

1. Jual beli yaitu proses dimana adanya pembeli maupun penjual dalam satu tempat dengan tujuan untuk berdagang dengan tujuan untuk mendapatkan

keinginan ataupun barang yang diinginkan sehingga muncul economic of scale diantara kedua belah pihak. Jual beli menurut syariah dibedakan menjadi 3 yaitu.

• Murabahah yaitu jual-beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang disepakati dengan ketentuan penjual harus

memberitahu harga produk yang ia beli dan menentukan suatu tingkat keuntungan (margin) sebagai tambahannya

• Salam yaitu pemesanan barang dengan persyaratan yang telah ditentukan dan diserahkan kemudian hari, sedangkan pembayaran dilakukan sebelum barang diterima.

• Istisna yaitu berdasarkan pembelian suatu barang. Adapun harga, waktu penyerahan perjanjian atau akad Istisna’ di mana para pihak menyepakati jual-beli dalam rangka, dan spesiikasi barang

ditentukan terlebih dahulu berdasarkan kesepakatan.

2. Pembiayaan (inancing) yaitu proses dimana adanya pihak yang memiliki exses fund dengan deicit fund sehingga adanya kerjasama anatar keduanya.

Pembiayaan dalam syariah mencakup 3 akhad yaitu musytarakah, mudharabah maupun ijarah :

• Musyarakah yaitu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dan masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan

• Mudharabah yaitu akad kerjasama usaha antara dua pihak dengan ketentuan pihak pertama (shahibul maal) menyediakan

seluruh modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola, dan keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan

dalam kontrak. • Ijarah yaitu akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui

pembayaran sewa tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan (Ownership) atas barang itu sendiri. Dalam perkembangannya kontrak Al Ijarah dapat pula dipadukan dengan kontrak jual-beli yang dikenal dengan istilah “sewa-beli” yang artinya akad sewa yang diakhiri dengan kepemilikan barang oleh si penyewa pada akhir periode penyewaan

Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2

2.2 Deinisi Derivatif

derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi

”acuan pokok” atau juga disebut ” produk turunan” (underlying product ); daripada memperdagangkan atau menukarkan secara isik suatu aset, pelaku pasar membuat suatu perjanjian untuk saling mempertukarkan uang, aset atau suatu nilai disuatu masa yang akan datang dengan mengacu pada aset yang menjadi acuan pokok. Derivative digunakan oleh manajeman investasi atau manajemen

portofolio suatu perusahaan maupun lembaga keuangn untuk mengelola posisi yang mere miliki terhadap resiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing tanpa mempengaruhi posisi isik produk yang menjadi acuannya (underlaying asset). Ada banyak sekali instrumen inansial yang dapat dikategorikan dalam kelompok derivative yaitu

• Opsi Opsi adalah kontrak dimana salah satu pihak menyetujui untuk

membayar sejumlah imbalan kepada pihak yang lainnya untuk suatu ”hak” (tetapi bukan kewajiban) untuk membeli sesuatu atau menjual sesuatu kepada pihak yang lainnya; misalnya saja ada seseorang yang khawatir bahwa harga dari stok X akan turun sebelum ia sempat menjualnya, maka ia membayar imbalan kepada seseorang lainnya (ini disebut ”penjual” opsi jual /put option) yang menyetujui untuk membeli stok daripadanya dengan harga yang ditentukan di depan (strike price). Pembeli menggunakan opsi ini untuk mengelola risiko turunnya nilai jual dari stok X yang dimilikinya, dilain sisi si pembeli opsi mungkin saja menggunakan transaksi opsi tersebut untuk memperoleh imbalan jasa dan mungkin telah memiliki suatu gambaran bahwa nilai jual X tersebut tidak akan turun. Sebagai lawan dari opsi jual adalah opsi beli atau biasa disebut call option dimana pada opsi beli ini memberikan opsi kepada pembeli opsi hak untuk membeli aset acuan (underlying asset) pada suatu tanggal yang disepakati dengan harga yang telah ditetapkan atau yang dikenal dengan istilah option strike

• Swap Swap adalah transaksi pertukaran dua valuta melalui pembelian

atau penjualan tunai (spot) dengan penjualan/pembelian kembali secara berjangka yang dilakukan secara simultan dengan bank yang sama dan

pada tingkat premi atau diskon dan kurs yang dibuat dan disepakati pada tanggal transaksi dilakukan

Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011

2.3 Pandangan Al-Quran Terhadap Fenomena Derivatif

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila . Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan

riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah

diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-

Baqarah ayat 275)

“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya)”. (QS. Ar-Rum ayat 39)

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka

sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (QS. Ar-Rum ayat 41)