Hasil dan Pembahasan
D. Hasil dan Pembahasan
Karyawan bagian produksi merupakan karyawan yang bekerja di bagian produksi divisi Natural Bags . Karyawan inilah yang melakukan aktiitas produksi,
Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2
mulai dari proses cutting (kulit dan kain), preparing, assembling, inishing, dan quality . Karyawan bagian produksi berjumlah 34 orang dan kuesioner disebarkan keseluruh karyawan.
Motivator Factor
Motivator Factor merupakan faktor-faktor yang menjadi sumber kepuasan kerja (faktor intrinsik), hasil dari kuesioner penelitian yang disebarkan kepada 34
orang karyawan bagian produksi.
Tabel Hasil Kuesioner Motivator Factor Karyawan Produksi Sumber: Data Olahan (2011)
No Variabel
Puas
Tidak Puas
17,23% Hasil dari 34 orang responden didapatkan bahwa karyawan bagian
1. Motivator
produksi berada dalam rentang puas untuk faktor motivator yang telah diberikan perusahaan. 82,77% dari responden menyatakan puas terhadap faktor motivator yang terdiri dari Achievement, Recognation, Work it self, Responsibility, Possibility to Growth, dan advancement sedangkan 17,23% responden menyatakan tidak puas terhadap faktor motivator. Sebagian besar dari karyawan produksi telah merasakan kepuasan kerja untuk faktor motivator, hal ini menandakan bahwa karyawan bagian produksi memiliki motivasi yang besar terhadap pekerjaannya.
Motivator factor terdiri dari 6 variabel yang terdiri dari Achievement, Recognation, Work it self, Responsibility, Possibility to Growth, dan advancement. Pada motivator factor ini terdapat 7 butir pertanyaan, yang mewakili ke-6 variabel tersebut.
Gambar Hasil Kepuasan Kerja Karyawan Produksi Sumber: Data Olahan (2011)
Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011
Kepuasan kerja karyawan bagian produksi untuk motivator factor yang mengalami rasa ketidakpuasan terjadi pada variabel recognation, possibility to growth, dan advancement . Pengakuan terhadap prestasi kerja merupakan motivasi untuk meningkatkan kepuasan kerja, karyawan yang mendapatkan pengakuan dan penghargaan akan dapat meningkatkan semangat kerjanya. Rata- rata tingkat kepuasan karyawan produksi pada variabel recognation sebesar 2,9 hal ini menunjukkan bahwa karyawan tidak merasakan kepuasan kerja dalam hal pengakuan prestasi kerja.
Variabel possibility to growth adalah kemungkinan untuk mengembangkan diri. Rata-rata dari kepuasan kerja untk variabel possibility to growth sebesar 2,7,
karyawan bagian produksi tidak puas terhadap kemampuan dan keahlian yang dimiliki, artinya karyawan bagian produksi ingin mengembangkan potensi yang dimiliki lagi. Untuk meningkatkan kepuasan kerja dalam variabel ini perusahaan dapat melakukan pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan oleh karyawan agar karyawan tersebut dapat mengembangkan potensinya. Dengan adanya pelatihan- pelatihan tersebut akan membawa dampak positif bagi produktivitas, karyawan dapat mengerjakan tugasnya sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Advancement adalah kesempatan untuk maju dan pengembangan potensi diri seseorang karyawan dalam melakukan pekerjaan dalam hal ini pencapaian posisi yang lebih baik. Hasil yang didapatkan sebesar 2,8 berarti karyawan bagian
produksi tidak puas terhadap variabel advancement yang diberikan perusahaan. Dalam penelitiannya, Herzberg (1959) menyebutkan bahwa setiap karyawan
tentunya menghendaki adanya kemajuan atau perubahan dalam pekerjaan yang berbeda atau bervariasi, tetapi juga posisi yang lebih baik. Setiap karyawan menginginkan adanya promosi jabatan ke jenjang yang lebih tinggi, mendapatkan peluang untuk meningkatkan pengalamannya dalam bekerja. Dari hasil observasi
untuk karyawan bagian produksi, pencapaian posisi yang lebih baik (tinggi) dirasa sangat sulit, hal ini disebabkan oleh tugas/pekerjaan yang dilakukan setiap karyawan
produksi merupakan keahlian dan spesiikasi yang mereka miliki sendiri-sendiri maksudnya dalam hal ini apabila seorang karyawan dengan jabatan operator ingin menempati jabatan supervisor/head production membutuhkan waktu yang lama, karena jabatan supervisor/head production memiliki pengalaman dan masa kerja yang lebih dibanding operator yang rata-rata masa kerjanya selama 1-2 tahun. Namun, pekerjaan yang bervariasi dilakukan oleh karyawan produksi dengan jabatan operator, dalam melakukan proses produksi operator tersebut dapat mengerjakan tugas yang berbeda-beda sesuai dengan arahan pemimpin dimana ia
akan ditugaskan, hal ini disebabkan oleh desain manufakturing yang diterapkan dalam perusahaan yaitu sistem job shop dimana sistem ini menuntut karyawan
memiliki tingkat leksibilitas yang tinggi dan dapat ditempatkan di stasiun kerja mana saja yang membutuhkan.
Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2
Hygiene Factor
Hygiene factor merupakan faktor-faktor yang bukan sumber kepuasan kerja tetapi dapat digunakan untuk menghindari ketidakpuasan kerja. Faktor-faktor tersebut merupakan sumber ketidakpuasan kerja yang terdiri dari Salary, Working
condition, Interpersonal relation, Company policy and administration, Supervision technical, dan Job security.
Tabel Hasil Kuesioner Hygiene Factor Karyawan Produksi Sumber: Data Olahan (2011)
No Variabel
Puas
Tidak Puas
Gambar Hasil Kepuasan Kerja Karyawan Produksi Sumber: Data Olahan (2011)
Hygiene factor karyawan bagian produksi terdiri dari 6 variabel dan 15 butir pertanyaan. Dari 6 variabel tersebut, karyawan bagian produksi merasakan puas pada variabel interpersonal relation, company policy and administration, dan supervision technical, sedangkan sisanya merupakan bariabel yang mengalami ketidakpuasan yaitu salary, working condition, dan job security. Variabel interpersonal relation memiliki rata-rata sebesar 3,2 hal ini menunjukkan karyawan bagian produksi puas dan memiliki hubungan yang baik dan harmonis sesama karyawan. Dari hasil wawancara didapatkan bahwa karyawan bagian produksi
merasa puas terhadap hubungan kerja yang mereka alami selama ini, dan saat bekerjasama sebagai satu tim mereka dapat mengaktualisasikan diri dengan baik
sehingga mereka puas.
Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011
Variabel company policy and administration juga mengalami kepuasan kerja dengan nilai rata-rata sebesar 3,1. Company policy and administration merupakan kebijaksanaan perusahaan dan administasi, hal ini mengenai keterpaduan antara pimpinan dan bawahan melalui manajemen partisipatif. Karyawan bagian produksi puas terhadap variabel ini, berarti pimpinan memberikan kesempatan kepada bawahannya dalam penyampaian pendapat. Pendapat yang disampaikan bawahan juga dihargai, sehingga disini terlihat bawahan tidak lagi dipandang sebagai objek, melainkan sebagai subjek.
Rata-rata tingkat kepuasan kerja karyawan bagian produksi untuk variabel supervision technical sebesar 3,2, hal ini menunjukkan bahwa karyawan bagian produksi merasa puas terhadap pengawasan dari atasan, memiliki hubungan yang baik kepada atasan, dan atasan selalu memberikan bimbingan kepada karyawan dalam menyelesaikan tugas.
Karyawan bagian produksi tidak merasa puas mengenai variabel salary, working condition, dan job security. Salary merupakan faktor penting dalam
memenuhi kebutuhan karyawan, menurut Herzberg gaji dapat dijadikan daya dorong karyawan agar dapat bekerja dengan penuh semangat, tetapi hasil yang
diperoleh rata-rata tingkat kepuasan karyawan produksi sebesar 2,7 hal ini menunjukkan bahwa menurut karyawan produksi gaji tidak bisa dijadikan motivasi
agar bekerja lebih semangat. Dari hasil wawancara, mereka berpendapat bahwa gaji merupakan suatu keharusan yang diberikan oleh perusahaan sesuai dengan pekerjaan yang telah mereka lakukan. Karyawan bagian produksi tidak merasa puas terhadap gaji yang diberikan perusahaan karena menurut mereka tidak sesuai
dengan kemampuan dan keahlian yang mereka miliki.
1. Karyawan Bagian Pemasaran
Karyawan bagian pemasaran merupakan karyawan yang bekerja di bagian pemasaran Lunar Cipta Kreasi. Karyawan bagian pemasaran ini
berjumlah 4 orang, karyawan inilah yang bertugas melayani konsumen dan menjembatani antara perusahaan dengan konsumen.
Tabel Hasil Kuesioner Motivator Factor Karyawan Pemasaran Sumber: Data Olahan (2011)
No Variabel
Puas
Tidak Puas
Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2
Gambar Hasil Kepuasan Kerja Karyawan Pemasaran Sumber: Data Olahan (2011)
1.2 Hygiene Factor
Hygiene factor merupakan faktor-faktor yang bukan sumber kepuasan kerja tetapi dapat digunakan untuk menghindari kepuasan kerja. Faktor-faktor tersebut merupakan sumber ketidakpuasan kerja yang terdiri
dari Salary, Working condition, Interpersonal relation, Company policy and administration, Supervision technical, dan Job security.
Tabel 4.14 Hasil Kuesioner Hygiene Factor Karyawan Pemasaran Sumber: Data Olahan (2011)
No Variabel
Puas
Tidak Puas
Gambar Hasil Kepuasan Kerja Karyawan Pemasaran Sumber: Data Olahan (2011)
Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011