Pengertian Obyek Wisata
1.1.2. Pengertian Obyek Wisata
Usaha atau amenitas pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan/mengusahakan obyek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Dalam Undang-Undang RI Noomor 9 Tahun 1990 dan Peraturan pemerintah No. 67 Tahun 1996, dimana usaha pariwisata atau dalam istilah lain disebut industri pariwisata dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: pengusahaan obyek dan daya tarik wisata alam, budaya, dan minat khusus), usaha sarana pariwisata (akomodasi, makan minum, sarana wisata tirta, dll) dan usaha jasa pariwisata (perjalanan wisata, impresariat, konsultan pariwisata, dll).
Obyek dan daya tarik wisata biasanya disebut obyek wisata adalah segala sesuatu yang menjadikan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung, baik yang bersumber pada alam maupun budaya. Usaha Sarana dan Jasa Pariwisata adalah
semua bentuk usaha/kegiatan berupa fasilitas yang memberikan kemudahan wisatawan selama melakukan kegiatan wisata. Usaha.kegiatan tersebut antara
Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011 Buku 2
lain adalah: usaha akomodasi (hotel berbintang, hotel melati, pondok wisata, penginapan remaja), usaha makan minum (rumah makan dan restoran), usaha rekreasi dan hiburan umum, usaha perjalanan wisata (biro perjalanan wisata, cabang biro perjalanan wisata, agen perjalanan wisata), usaha jasa pramuwisata, usaha jasa impresariat, usaha jasa konvensi, usaha jasa konsultan pariwisata, dan
lain-lain. Secara lebih terperinci pengertian obyek wisata dalam Undang-
Undang Nomor. 9 tahun 1990 tentang kepariwisataan Bab I pasal 4 ayat 6 menyebutkan obyek wisata dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Selanjutnya dalam Bab III pasal 4 disebutkan :
1) Obyek dan daya tarik wisata terdiri atas :
a. Obye k dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berwujud keadaan alam serta lora dan fauna.
b. Obyek dan daya tarik wisata hasil karya manusia yang berwujud museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni budaya, wisata agro, wisata tirta, wisata
buru, wisata petualangan, taman rekreasi dan tempat hiburan.
2) Pemerintah menetapkan obyek dan daya tarik wisata selain sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf b.
Oka A. Yoeti (1997) memberikan pengertian obyek wisata adalah berbagai macam hal yang dapat dilihat, disaksikan, dilakukan atau dirasakan. Sementara Chaid Fandeli (1995) mengartikan obyek wisata adalah perwujudan dari pada ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan yang berkunjung. Gamal Suwantoro (1997:19) menyebutkan obyek wisata merupakan potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah. Selanjutnya obyek wisata ini dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu :
1. Obyek wisata dan daya tarik wisata alam
2. Obyek wisata yang daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.
3. Obyek wisata dan daya tarik budaya
4. Obyek dan daya tarik bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan obyek lain yang berkaitan dengan
budaya.
5. Obyek wisata dan daya tarik pada minat khusus
6. Obyek wisata daya tariknya bersumber pada minat khusus wisatawan itu sendiri, misalnya olah raga, memancing dan lain-lain.
Buku 2 Prosiding Seminar Nasional dan Call Of Paper FE “UPN” Yogyakarta 16-18 November 2011
Berdasarkan pengertian diatas maka peneliti memberikan batasan obyek wisata adalah sesuatu yang dapat dilihat, dirasakan serta dinikmati oleh manusia sehingga menimbulkan perasaan senang dan kepuasan jasmani maupun rohani sebagai suatu hiburan.