Tahapan Perencanaan Strategi Kampanye Politik DA’I

5.1. Tahapan Perencanaan Strategi Kampanye Politik DA’I

Strategi kampanye politik yang dijalankan oleh tim kampanye DA’I di Kota Bogor pada dasarnya mengadaptasi strategi kampanye politik yang telah direncanakan oleh tim kampanye DA’I pusat (Jawa Barat). Tim kampanye di daerah kota dan kabupaten diharuskan menerapkan strategi tersebut di daerahnya masing-masing. Strategi yang dijalankan tersebut diwujudkan dalam teknik kampanye massa secara langsung, dengan beragam seni hiburan untuk menyemarakkan kegiatan kampanye, namun dalam pelaksanaannya tim kampanye DA’I Kota Bogor melakukan beberapa modifikasi dengan menggunakan teknik- teknik lain, tetapi tetap sesuai dengan prosedur dan tujuan yang telah ditetapkan oleh tim kampanye pusat. Teknik kampanye massa secara langsung dipilih karena dapat menjangkau masyarakat dalam jumlah besar dan dalam waktu yang singkat dibandingkan kampanye dari rumah ke rumah, namun biaya yang dikeluarkan biasanya lebih besar dibandingkan dengan teknik kampanye lainnya.

Perencanaan kampanye pasangan DA’I di Kota Bogor dilakukan oleh tim kampanye DA’I Kota Bogor beserta perwakilan partai Golkar dan Partai Demokrat di tingkat kecamatan. Hal-hal yang menjadi perhatian utama pada saat perencanaan kampanye adalah kegiatan-kegiatan kampanye yang akan dijalankan untuk mencapai target 60 persen suara di Kota Bogor, sasaran atau target kampanye politik pasangan DA’I, perencanaan kampanye melalui media massa, hingga masalah penempatan saksi untuk tiap tempat pemungutan suara (TPS) pada saat pemilihan dilakukan.

5.1.1. Anggaran Biaya dan Pendanaan Kampanye

Masalah anggaran biaya dan pendanaan merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan pelaksanaan kampanye, karena kampanye politik dalam pemilihan kepala daerah secara langsung membutuhkan dana yang cukup besar untuk mempromosikan kandidat yang didukungnya. Tanpa adanya dukungan finansial, sulit untuk mengembangkan teknik kampanye, oleh karena itu dibutuhkan perencanaan anggaran dana yang efektif dan efisien sehingga tujuan dari kampanye politik dapat dicapai.

Selama masa kampanye pemilihan Kepala Daerah Jawa Barat di Kota Bogor, tim kampanye DA’I mengeluarkan dana sekitar Rp.250.000.000,00, seperti diungkapkan oleh Jm, anggota tim kampanye DA’I Kota Bogor.

”....kalau engga salah waktu itu di laporan evaluasi kampanye juga jumlah pengeluarannya sekitar 250 juta, coba sekarang kamu percaya ga jumlah dana buat kampanye segitu?”

(Jm, anggota tim kampanye DA’I Kota Bogor)

Jumlah tersebut diakui oleh Jm memang tidak sesuai karena seharusnya biaya yang dikeluarkan lebih dari itu, namun karena pengelolaan keuangan yang kurang tertib membuat data-data mengenai anggaran dana tidak tercatat dengan baik. Banyaknya sumbangan-sumbangan kecil dari kader partai juga membuat sulit pencatatan dana masuk dan keluar. Dana tersebut sebagian besar berasal dari kas Partai Golkar dan Partai Demokrat, juga ada sumbangan dari beberapa kader kedua partai tersebut dan sumbangan dari calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung. Sebagai gambaran umum, setelah masa kampanye pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Jawa Barat berakhir, KPU Jawa Barat Jumlah tersebut diakui oleh Jm memang tidak sesuai karena seharusnya biaya yang dikeluarkan lebih dari itu, namun karena pengelolaan keuangan yang kurang tertib membuat data-data mengenai anggaran dana tidak tercatat dengan baik. Banyaknya sumbangan-sumbangan kecil dari kader partai juga membuat sulit pencatatan dana masuk dan keluar. Dana tersebut sebagian besar berasal dari kas Partai Golkar dan Partai Demokrat, juga ada sumbangan dari beberapa kader kedua partai tersebut dan sumbangan dari calon gubernur dan wakil gubernur yang diusung. Sebagai gambaran umum, setelah masa kampanye pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Jawa Barat berakhir, KPU Jawa Barat

kampanye HADE Jawa Barat mendapatkan dana sebesar Rp. 3.229.000.000,00.

5.1.2. Konsolidasi Internal dan Eksternal Tim Kampanye

Konsolidasi internal dan eksternal dilakukan dalam rangka penguatan organisasi partai dan simpatisan yang memberikan dukungan kepada pasangan DA’I dalam pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat 2008. Dukungan dari organisasi masyarakat (Ormas) diperlukan untuk mempengaruhi pemilih yang memilih kepala daerah berdasarkan fatsoen politik, dengan cara mengeluarkan kebijakan dari pimpinan organisasi untuk mendukung pasangan DA’I. Selama masa kampanye Pilkada Jawa Barat 2008 di Kota Bogor, pasangan DA’I mendapatkan dukungan dari beragam Ormas, beberapa di antaranya adalah Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI), Pemuda Partai Demokrat, Karukunan Warga Bogor (KWB), Pendekar Jalak Banten (PJB), Gerakan Sunda Tandang, Himpunan Pengrajin Industri Kecil, Gerakan Relawan Pendukung Iwan Sulanjana, Forum Kerukunan Antar Umat Beragama (FORKAGAMA), Ikatan Keluarga Besar Cimande (IKBC), Karang Taruna, dan Gagak Lemayung (Tabel 1). Pembacaan deklarasi dukungan dari organisasi masyarakat terhadap pasangan DA’I dilakukan pada saat kampanye terbuka di Lapangan Sempur, surat dukungan tersebut diterima secara langsung oleh calon gubernur Danny Setiawan. Selain dukungan dari Organisasi

9 Dana kampanye tidak jelas, KPU tegur tim AMAN. http://www.radar-bogor.co.id/?ar_id=OTM3Ng==&click=MTE0 (Diakses tanggal 18 Agustus

Tabel 1. Matriks Organisasi Pendukung Pasangan DA’I di Kota Bogor

Jenis Organisasi Nama Organisasi Karukunan Warga Bogor, Pendekar Jalak

Banten, Gerakan Sunda Tandang, Himpunan Pengrajin Industri Kecil,

Organisasi Profesi dan Komunitas Gerakan Relawan Pendukung Iwan Sulanjana, Forum Kerukunan Antar Umat Beragama, Ikatan Keluarga Besar Cimande, dan Gagak Lemayung.

Organisasi Keanggotaan Pemuda (OKP)

Karang Taruna.

Organisasi binaan partai politik AMPG, AMPI, dan Pemuda Partai (underbow)

Demokrat.

Konsolidasi internal tim kampanye DA’I dilakukan dengan cara menggelar rapat-rapat persiapan sebelum dan selama masa kampanye berlangsung. Persiapan tersebut meliputi penguatan jaringan-jaringan partai hingga ke pengurus kecamatan dan kelurahan, persiapan saksi-saksi di tiap TPS, pemantauan perkembangan kompetitor di tiap kelurahan, pencarian dan penganggaran dana kampanye, pemilihan media dan teknik kampanye, serta penggalangan massa untuk kampanye.

5.1.3. Segmentasi

Tim kampanye DA’I menargetkan jumlah suara sebesar 60 persen dari total pemilih di Kota Bogor, untuk mencapai target jumlah suara sebesar 60 persen tersebut tim kampanye DA’I Kota Bogor melakukan riset mengenai perilaku pemilih di Kota Bogor, sebagai bahan acuan untuk merumuskan strategi Tim kampanye DA’I menargetkan jumlah suara sebesar 60 persen dari total pemilih di Kota Bogor, untuk mencapai target jumlah suara sebesar 60 persen tersebut tim kampanye DA’I Kota Bogor melakukan riset mengenai perilaku pemilih di Kota Bogor, sebagai bahan acuan untuk merumuskan strategi

1. Ideologi Partai Pemilih pada segmen ini adalah masyarakat yang memilih pasangan calon

gubernur dan wakil gubernur dengan melihat partai pendukungnya, karena pemilih tersebut merasa bahwa ideologi dan aspirasi politiknya sudah sesuai dengan partai tersebut, sehingga ia tidak ragu lagi untuk memilih calon yang diajukan oleh partai politik yang didukung oleh pemilih tersebut. Cara yang dilakukan untuk meraih suara dari kelompok ini adalah dengan melakukan penegasan posisi Partai Golkar dan Demokrat yang mendukung pasangan Danny Setiawan dan Iwan Sulanjana dalam pemilihan Gubernur Jawa Barat.

2. Kompetensi calon Kelompok ini memilih calon gubernur dan wakil gubernur berdasarkan latar

belakang pendidikan, riwayat pekerjaan, serta prestasi yang sudah dicapai oleh calon gubernur dan wakil gubernur. Kelompok yang mementingkan dan memperhatikan kompetensi calon ini biasanya dianut oleh kalangan intelektual, mahasiswa, profesional dan praktisi. Upaya untuk mengumpulkan suara dari kelompok ini dilakukan dengan cara menyebarkan pamflet yang berisi tentang riwayat pendidikan dan pekerjaan Danny Setiawan dan Iwan Sulanjana.

3. Kharismatik calon Kelompok masyarakat yang menginginkan pemimpin kharismatik biasanya

mereka yang masih terikat erat dengan budaya dan pranata lokal. Kelompok mereka yang masih terikat erat dengan budaya dan pranata lokal. Kelompok

4. Fatsoen politik/kelompok Biasanya kelompok pemilih ini tergabung dalam ormas dan OKP yang

bersandarkan pada isu-isu tertentu. Pada setiap organisasi masyarakat biasanya ada kebijakan-kebijakan internal organisasi untuk mendukung salah satu calon kepala daerah. Oleh karena itu untuk mendapatkan suara dari kelompok ini perlu dilakukan pendekatan-pendekatan antar organisasi, agar organisasi masyarakat tersebut melimpahkan dukungannya untuk pasangan DA’I.

5. Mengikuti perasaan Pemilih dalam kelompok ini biasanya adalah kelompok pemilih pemula yang

belum memiliki pilihan politik yang tetap dan jelas. Mereka memutuskan memilih seorang calon gubernur dan wakil gubernur karena faktor fisik atau bisa juga karena hal-hal lain yang menarik dan memancing emosional masyarakat. Kelompok ini jumlahnya sangat signifikan dan sangat potensial untuk dijadikan sasaran kampanye. Cara-cara yang dilakukan untuk memperoleh suara dari kelompok ini adalah dengan memperbanyak pamflet, spanduk, baligo yang bergambar pasangan DA’I, agar dapat mempengaruhi pemikiran dan perasaan kelompok ini. Cara lain yang dapat dilakukan antara lain adalah dengan menciptakan isu-isu tertentu yang mengundang simpati masyarakat, isu yang diciptakan adalah pasangan DA’I merupakan putra asli

Bogor dan masyarakat Bogor harus bangga jika nanti Jawa Barat dipimpin oleh orang Bogor.

5.1.4. Targeting

Tim kampanye DA’I tidak menetapkan segmen-segmen khusus sebagai sasaran utama kampanye, bagi tim kampanye DA’I semua masyarakat Bogor yang mempunyai hak pilih dianggap sebagai sasaran kampanye demi mengamankan target perolehan suara sebesar 60 persen di Kota Bogor. Oleh karena itu, mereka telah menyiapkan cara-cara tersendiri untuk meraih simpati dari kelima kelompok pemilih yang telah mereka tetapkan.

Tidak adanya sasaran utama dari kelima kelompok pemilih tersebut, menyebabkan tim kampanye DA’I harus melakukan pendekatan yang berbeda- beda berdasarkan perilaku memilih masyarakat dalam segmen-segmen tersebut. Untuk menjalankan kampanye yang berbeda-beda itu, diperlukan jumlah kader partai dan simpatisan yang cukup banyak, jumlah dana yang dikeluarkan juga dipastikan semakin bertambah karena beragamnya teknik kampanye yang harus dijalankan untuk meraih suara dari segmen-segmen tersebut.

5.1.5. Positioning

Selama masa kampanye pemilihan kepala Daerah Jawa Barat periode 2008-2013, tim kampanye DA’I Kota Bogor menggunakan beberapa kalimat positioning yang disebut juga sebagai slogan kampanye. Slogan kampanye yang digunakan tersebut di antaranya adalah slogan kampanye yang menjadi slogan utama DA’I se-Jawa Barat yaitu ”Mengabdi dengan hati”, adapun slogan lain yang dibuat oleh tim kampanye DA’I Kota Bogor adalah ”Pilih orang Bogor asli!” Selama masa kampanye pemilihan kepala Daerah Jawa Barat periode 2008-2013, tim kampanye DA’I Kota Bogor menggunakan beberapa kalimat positioning yang disebut juga sebagai slogan kampanye. Slogan kampanye yang digunakan tersebut di antaranya adalah slogan kampanye yang menjadi slogan utama DA’I se-Jawa Barat yaitu ”Mengabdi dengan hati”, adapun slogan lain yang dibuat oleh tim kampanye DA’I Kota Bogor adalah ”Pilih orang Bogor asli!”