4.5.3 Kuesioner Respon cemas anak usia sekolah Kuesioner respon cemas bertujuan untuk mengidentifikasi respon cemas
anak yang menderita kanker dalam menjalani kemoterapi. Kuesioner akan diberikan oleh peneliti kepada anak dengan cara wawancara dan apabila anak
tidak dapat dilakukan wawancara maka anak tidak dapat diteliti. Pernyataan dalam kuesioner ini juga terbagi atas pernyataan positif no 1 sd 9, 11 sd 14,
17 sd 20, 22 sd 23 dan pernyataan negatif no 10, 15, 16, 21, 24 dan 25. Penilaian menggunakan skala Likert yang terdiri dari 25 pernyataan dengan
skor pilihan yang diberikan untuk setiap peryataan positif 1 sampai 3, dimana jawaban Selalu SL mendapat nilai 3, Kadang-kadang KK mendapat nilai 2,
dan Tidak Pernah TP mendapat nilai 1. Sedangkan bobot nilai untuk setiap pernyataan negatif dari 1 sampai 3, dimana jawaban Tidak Pernah TP
mendapat nilai 3, Kadang-kadang KK mendapat nilai 2, dan Selalu SL mendapat nilai 1. Total skor berkisar antara 1 sampai 3 untuk setiap
pernyataan, sehingga nilai terendah yang mungkin dicapai oleh responden adalah 25 dan nilai tertinggi yang mungkin dicapai adalah 75. Semakin tinggi
total skor kuesioner maka semakin tinggi repon cemas yang dialami anak. Menggunakan rumus statistik menurut Hidayat 2008, yang sama seperti
pada kuesioner dukungan keluarga, dengan rentang sebesar 50 dan banyak kelas dibagi atas 4 kategori kelas untuk respon cemas ringan, sedang, berat,
dan panik didapatlah panjang kelas sebesar 12. Dengan i = 12 dan nilai terendah 25 sebagai bawah kelas interval pertama, maka respon cemas
dikategorikan atas kelas interval sebagai berikut: 25-37: respon cemas ringan
38-50: respon cemas sedang 51-63: respon cemas berat
64-75: panik
4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
4.6.1 Uji Validitas Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalitan dan kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur data dari variabel yang diteliti secara tepat
Arikunto, 2006. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Tinggi rendahnya suatu instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud. Uji validitas pada penelitian ini
dilakukan oleh dosen Fakultas Keperawatan yang ahli di bidangnya. 4.6.2 Uji Reliabilitas
Uji realibilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini berarti sejauh mana
alat tersebut tetap konsisten bila dilakukan beberapa kali dengan menggunakan alat ukur yang sama Notoatmodjo, 2010. Kuesioner penelitian ini akan diuji
dengan reliabilitas internal yang diperoleh dengan cara menganalisa data dari satu kali pengetesan. Uji reabilitas dilakukan di tempat yang sama sewaktu
pengambilan data yaitu di RSUP. H. Adam Malik Medan kepada 10 subjek di luar sampel yang memiliki karakteristik yang sama dengan responden,
kemudian peneliti menilai responnya. Uji reabilitas dilakukan dengan rumus alpha cronbach
α, sehingga alat ukur yang digunakan dapat dipercaya
Arikunto, 2006. Dimana menurut Djemari 2004 dalam Suyanto 2011 jika alpha
0,70 maka butir-butir pernyataan dikatakan reliabel. Uji reliabel ini dibantu dengan menggunakan teknik komputerisasi. Berdasarkan uji
reliabilitas yang telah dilakukan diperoleh hasilnya, reliabel untuk kuesioner dukungan keluarga sebesar 0,796 dan reliabel untuk kuesioner respon cemas
sebesar 0,881 karena nilai uji reliabilitas lebih dari 0.70 maka instumen penelitian ini dinyatakan reliable.
4.7 Rencana pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan mengisi kuesioner. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat rekomendasi
izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi penelitian
yaitu RSUP H. Adam Malik Medan. Peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat
dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani informed consent atau responden
dapat menyatakan persetujuan secara verbal. Sebelum membagikan kuesioner, peneliti terlebih dahulu menyeleksi responden yang sesuai dengan kriteria
penelitian. Responden yang sesuai dengan kriteria penelitian dan yang bersedia diberi lembar kuesioner dan diberi kesempatan untuk bertanya apabila ada
pernyataan yang tidak dipahami. Peneliti memberikan waktu dan mendampingi responden dalam mengisi kuesioner; peneliti memeriksa kejelasan dan
kelengkapan data. Jika ada data yang kurang, dapat langsung dilengkapi. Selanjutnya data yang telah terkumpul dianalisis.
4.8 Analisa Data
Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisa data melalui empat tahap yaitu:
1.
Editing memeriksa kelengkapan data responden dan memastikan bahwa
semua jawaban terisi.
2.
Coding yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data
angka atau bilangan Notoatmodjo, 2010. Pertama, peneliti membuat kode pada kuesioner sebagai pengganti identitas responden. Selanjutnya peneliti
memberikan kode pada masing-masing variabel dalam kuesioner.
3.
Processing : Peneliti memasukkan entry data kuesioner yang telah diisi
oleh responden ke komputer. Data berupa jawaban-jawaban dari masing- masing responden yang berbentuk “kode” angka atau huruf dimasukkan ke
dalam program atau perangkat lunak komputer.
4.
Cleaning : Hal yang dilakukan tahap ini adalah pengecekan kembali data
yang sudah dimasukkan ke paket komputer. Peneliti melihat kembali kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
lain-lain. Dari data yang telah dimasukkan sebelumnya tidak ada missing data yang hilang.
Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak komputer berbasis statistik. Adapun Metode statistik untuk analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
a.
Analisa univariat
Untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variable penelitian Notoatmodjo, 2010. Pada penelitian ini analisa data dengan
metode statistik univarat digunakan untuk menganalisa variabel independen