2.6 Konsep Kemoterapi
2.7.1 Pengertian
Kemoterapi adalah
penggunaan bahan
kimia untuk
melawan, mengendalikan atau menyembuhkan penyakit yang digunakan sebagai
penggunaan obat untuk pengobatan kanker. Menurut Rasjidi 2007 kemoterapi adalah pengobatan kanker dengan menggunakan obat-obatan atau
hormon. Kemoterapi dapat digunakan dengan efektif pada penyakit-penyakit baik yang telah menyebar maupun yang masih terlokalisasi.
2.7.2 Jenis-jenis kemoterapi
Menurut Prayogo 2007, ada beberapa jenis kemoterapi yang diberikan yaitu kemoterapi adjuvant yaitu kemoterapi yang diberikan sesudah operasi
yang bermanfaat untuk mengurangi penyebaran yang timbul. Kemoterapi Neo-djuvan
yaitu kemoterapi yang diberikan sebelum operasi untuk mengurangi ukuran tumor sehingga mudah di operasi. Kemoterapi paliatif
yaitu kemoterapi yang diberikan untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini karena lokasinya yang mengganggu pasien karena nyeri. Obat
yang digunakan untuk mengobati kanker menghambat mekanisme proliferasi sel, obat ini bersifat toksik bagi sel tumor maupun sel normal yang
berproliferasi khususnya pada sumsum tulang, epitel gastrointestinal, dan folikel rambut.
2.7.3 Cara Pemberian Kemoterapi
1. Oral
Obat kemoterapi diberikan secara oral, yaitu dalam bentuk tablet atau kapsul yang harus diminum mengikuti jadwal yang telah ditentukan.
Keuntungan kemoterapi oral semacam ini adalah bisa dilakukan dirumah 2.
Intramuskuler Caranya dengan menyuntikkan ke dalam otot, pastikan untuk pindah
tempat penyuntikan untuk setiap dosis, karena tempat yang sudah pernah mengalami penusukan membutuhkan waktu tertentu dalam
penyembuhannya. 3.
Intratekal Caranya obat dimasukkan ke lapisan sub arakhnoid di dalam otak atau
disuntikkan ke dalam cairan tulang belakang. 4.
Intrakavitas Memasukkan obat ke dalam kandung kemih melalui kateter dan atau
melalui selang dada ke dalam rongga pleura. 5.
Intravena Obat diberikan melalui kateter vena sentral atau akses vena perifer, cara ini
paling banyak digunakan. 6.
Intra arteri Pemberian secara intra arteri jarang dilakukan karena membutuhkan sarana
yang cukup banyak antara lain radiologi diagnostik, mesin atau filter serta memerlukan keterampilan tersendiri.
2.7.4 Efek Kemoterapi
1. Tubuh terasa lemas
Ini adalah efek samping yang umum didapati, timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak langsung menghilang dengan istirahat, kadang dapat
berlangsung terus hingga akhir pengobatan. 2.
Mual dan muntah Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Hal
ini dapat dicegah dengan obat anti mual yang diberikan sebelum, selama, atau sesudah pengobatan kemoterapi. Mual dan muntah dapat berlangsung
singkat ataupun lama. 3.
Gangguan pencernaan Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare dan bahkan ada yang
menjadi diare disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
4. Sariawan dan gangguan indera perasa
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau infeksi. Kemoterapi juga bisa merusak reseptor rasa dalam
mulut. Perubahan indera perasa biasanya dimulai seminggu setelah kemoterapi dimulai dan berlangsung selama 3-4 minggu.
5. Rambut rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut
patah di dekat kulit kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi setelah kemoterapi selesai.