Respon Cemas Anak Usia sekolah
menurun, nyeri, kerontokan rambut dan perubahan citra tubuh pasien bahkan cemas akan kematian Smeltzer, 2001.
Lerman 1994 dalam Rollintan 2006 mengatakan bahwa pasien dengan kanker dapat mengalami kecemasan mulai dari ringan, sedang sampai
dengan berat terutama pada saat mereka menunggu hasil prosedur diagnostik yang dilakukan kepada mereka. Selain itu, suasana rumah sakit dan prosedur
pengobatan juga menimbulkan trauma pada anak. Lamanya pengobatan bisa membuat anak tertekan apalagi jika dialami anak-anak yang sedang giat
bermain dan berteman. Menurut Jenkins 1991 dalam Rollintan 2006 juga mengungkapkan
bahwa kecemasan dapat semakin meningkat akibat rasa nyeri yang ditimbulkan selama menjalani pengobatan. Selain itu, anak yang menderita
kanker dan menjalani kemoterapi yang dirawat di rumah sakit akan berdampak pada aspek perkembangan anak itu sendiri. Faktor psikologis anak merupakan
salah satu penentu keberhasilan pengobatan. Jika anak ketakutan dan stress maka akan memperburuk sakitnya.
Menurut Mangan 2003 bahwa pasien kanker umumnya muncul perasaan cemas akan penyakitnya sehingga pasien cenderung sulit untuk
beradaptasi dengan penyakit yang dideritanya dan juga gelisah pada saat mengalami gejala pada penyakitnya. Dan apabila pengalaman pasien tentang
kemoterapi kurang, maka cenderung mempengaruhi peningkatan kecemasan saat menghadapi kemoterapi Lutfa, 2008.