Alternatif Intervensi
5.4 Alternatif Intervensi
Strenght (Potensi)
Weekness (Kelemahan)
1. Terdapat lembaga keuangan yang mampu 1. Kurangnya keasadaran masyarakat tentang
menopang pemodalan industri kreatif
pentingmya paguyuban
2. Klaster industri terbentuk secara spontan dari
2. Jumlah industri berbudaya tidak
dalam masyarakat
berkembang terlalu pesat dalam kurun
3. Kemampuan lahan mendukung aktivitas
waktu 15 tahun terakhir
industri
3. Merupakan jalur transportasi dengan
4. Keadaan hidrologi mendukung aktivitas
kepadatan tinggi
industri
4. Minimnya RTH di kawasan studi
5. Skill SDM diwariskan secara turun temurun
5. Tidak ada cadangan lahan untuk
6. Dominasi pendidikan terakhir SDM hingga
perkembangan lahan industri
tingkat SMA/SMK
6. Masih rendahnya rata-rata income per jenis
7. Sebagian besar penduduk bekerja dibidang
industri kreatif rumah tangga
industri
7. Jumlah kreatif milieu di kawasan studi
8. Sebagian besar SDM berusia produktif
masih rendah dibandingkan industri kreatif
9. Kondisi jalan kawasan studi cukup lebar dan
yang tidak berbudaya
baik
8. Fokus permintaan pada pasar masih
10. Industri menjadi guna lahan yang paling
cenderung terhadap industri kreatif rumah
potensial untuk mewadahi aktivitas di
tangga jenis batik kawasan studi setelah pendidikan dan 9. Produksi industri kreatif rumah tangga
perusahaan
masih menggunakan teknologi tradisional
11. Kesesuaian penggunaan lahan idustri kreatif
10. Belum adanya sarana pengelolaan limbah
rumah tangga terhadap peraturan yang ada
industri baik limbah cair maupun padat.
12. Laju pertumbuhan jenis industri kreatif rumah
11. Adanya pencemaran pada jaringan drainase
tangga meningkat
yang disebabkan oleh limbah cair industri
13. Terjangkaunya sarana dan prasarana pengelolaan sampah ke seluruh wilayah studi 14. Toko pemasaran sudah tersebar merata di kawasan studi 15. Terjangkaunya jaringan komunikasi keseluruh kawasan studi 16. Terjangkaunya jaringan listrik keseluruh kawasan studi
Opporturnity (Peluang)
Optimis
Opportunis
1. Pemanfaatan ruang sesuai dengan arahan S10 – O1
W3 – O4
kebijakan Pembangunan kawasan studi menjadi kawasan Kemudahan distribusi produk karena dileawati oleh
2. Telah ada kebijakan penguatan ekspor dari
industri dapat dioptimalkan
jalur antar provinsi
Disperindag 3. Tidak ada aturan perizinan bagi industri S2 – O3
W6 – O2
kreatif 4. Pemasaran produk industri kreatif rumah Terciptanya peluang pengembangaan jumlah Memanfaatkan kesempatan ekspor untuk tangga sudah bisa menjangkau hingga luar industri pada kawasan studi
meningkatkan income per industri jawa
S12 – O4
W4 – O1
5. Dilewati jalur trayek bus AKAP dan AKDP 6. Dilewati angkutan kota dan bus kota yang Pengenalan produk variatif industri kratif untuk Pemerintah melakukan pembagian lahan antara menjangkau seluruh wilayah surakarta
menjadi branding Kota Surakrata
permukiman dan RTH agar tidak terjadi degradasi daya dukung lingkungan
S9 – O6
Kemudahan akses dalam proses pemasaran dan distribusi produk
Threat (Tantangan)
Kreatif
Survival
1. Bantuan modal alat dan modal uang bagi S1 – T1
W9 – T1
industri kreatif kurang tersampaikan kepada Memaksimalkan sosialisasi lembaga keuangan Pemerintah melakukan pengawasan kepada
masyarakat
lembaga terkait pemberian bantuan modal alat 2. Adanya alokasi dana dari pemerintah namun
guna membantu industri kreatif rumah tangga
untuk pelaku industri
belum sampai kepada masyarakat pelaku industri kreatif rumah tangga
W1 – T2
3. Adanya kesulitan pelaku industri kreatif rumah tangga dalam mengakses pinjaman
Peningkatan peran paguyuban dalam pemberian alokasi dana untuk industri kreatif rumah tangga
W1 – T3 Peningkatan peran paguyuban dalam membantu
pelaku industri untuk mengakses pinjaman
Setelah melakukan analisis S.W.O.T diperoleh alternatif intevensi. Berikut adalah hasil analisis S.W.O.T :
1. S3 – O1 Kemampuan lahan dan arahan pemanfaatan ruang kawasan studi mendukung iklim kegiatan industri kreatif rumah tangga
2. S20 - O4 Kemudahan akses dalam proses pemasaran dan distribusi produk
3. S22 – O1 Lahan penggunaan industri kreatif rumah tangga terjamin dalam peraturan tata ruang
4. S17 – O3 Terjadinya perluasan jangkauan pemasaran kawasan industri kreatif di kawasan studi
5. S10 – O3 Kemudahan produksi dalam pembuatan produk IKRT
6. W4 – O4 Sudah terbangunnya jaringan perdagangan antara pedagang di pasar dengan pelaku industri kreatif di kawasan studi
7. W13 – O1 Pemerintah melakukan pembagian lahan antara permukiman dan RTH agar tidak terjadi degradasi daya dukung lingkungan
8. W12 – O4 Kemudahan distribusi produk karena dileawati oleh jalur antar provinsi
9. S1 – T1 Memaksimalkan sosialisasi lembaga keuangan guna membantu industri kreatif rumah tangga
10. S2-T2 Paguyuban membantu pelaku industri untuk membantu dan mengembangkan usaha pelaku industri kreatif rumah tangga
11. S14 – T3 Pelaku industri blangkon di kawasan studi mampu menjadi sentra blangkon se-Kota Surakarta
12. S15-T2 Pelaku industri kreatif rumah tangga di kawasan studi tetap mampu bersaing
13. W1 – T2 Adanya hubungan top-down antara pemerintah dengan paguyuban syang ada di kawasan studi
14. W1 – T3 Peningkatan peran paguyuban dalam membantu pelaku industri untuk mengakses pinjaman
15. W3 – T2 Pengefektifan dan pengefisiensian paguyuban masing-masing jenis industri di kawasan studi
16. W4 – T3 Pelaku industri harus meluaskan jangkauan pemasaran barang produksinya
17. W5 – T3 Pelaku industri harus mampu berinovasi, menciptakan produk industri yang kreatif dan orisinil