Analisis Ekonomi
4.4 Analisis Ekonomi
Kerangka Analisis
Analisis potensi produk industri yang
• Data produk industri berbudaya di kawasan studi Mengetahui produk industri kreatif rumah tangga
kreatif rumah tangga yang yang berbudaya
Klasifikasi produk ke dalam jenis
berbudaya di kawasan studi
subsektor yang berbudaya
• Data persebaran
Grafik perkembangan jumlah jumlah industri yang
Analisis data industri kreatif rumah
industri di kawasan studi berbudaya
tangga tiap tahunnya di kawasan stud
Jangkauan bahan baku, proses, • Data rantai produksi Analisis proses produksi pada industi dan pemasaran produk industri industri kreatif
kreatif
kreatif rumah tangga
Analisis industri potensial Langkah analisis:
• Data industri
Jangkauan pemasaran produk potensial
1. Menganalisis prioritas IKRT yang
potensial dikembangkan
industri kreatif rumah tangga
2. Melakukan pembobotan (skoring) 3. Kesimpulan
Analisis pemasaran produk Langkah analisis :
• Data aksesibilitas Kemampuan pelaku industri pelaku industri untuk
1. Pengolahan data
untuk melakukan pinjaman melakukan pinjaman
2. Penyajian data 3. Kesimpulan
4.4.1 Analisis Produk Industri Kreatif Rumah Tangga yang Berbudaya
Analisis ini ditujukan untuk mengetahui produk industri yang berbudaya di Kecamatan Serengan. Untuk mengetahui produk industri yang berbudaya, dilakukan analisis terhadap data persebaran industri Disperindag. Data ini biasanya berupa data kualitatif yang menampilkan informasi melalui tabel, peta dan deskripsi. Selain itu, analisis ini juga dimaksudkan untuk mengetahui banyaknya industri yang berbudaya di Kecamatan Serengan. Produk yang dihasilkan dari industri kreatif rumah tangga ini berpotensi memiliki brand yang kuat untuk dikenal oleh masyarakat. Sebab produk industri kreatif rumah tangga ini menampilkan inovasi yang lain dari produk lainnya dengan desain asli Indonesia.
Berdasarkan data Menteri Perdagangan Republik Indonesia, produk industri yang berbudaya ini dapat dibagi menjadi 14 jenis sub-sektor, diantaranya sebagai berikut:
1. Periklanan Kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi satu arah
dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan. Misalnya tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar,dan lain-lain.
2. Arsitektur Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain bangunan, perencanaan
biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning, urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).
3. Pasar Barang Seni Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan barang-barang asli,
unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.
4. Kerajinan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan distribusi
produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur.
5. Desain Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain interior,
desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.
6. Desain Fashion Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian, desain alas kaki,
dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan aksesoris.
7. Video, Film dan Fotografi Kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi produksi video, film, dan jasa
fotografi, serta distribusi rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan eksibisi film.
8. Permainan Interaktif Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi, dan distribusi
permainan komputer dan video yang bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi.
9. Musik Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi, pertunjukan,
reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
10. Seni Pertunjukan Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha pengembangan konten,
produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan tata pencahayaan.
11. Penerbitan dan Percetakan Kegiatan kreatif yang terkait dengan penulisan konten dan penerbitan buku,
jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita.
12. Televisi dan Radio Kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi, produksi dan
pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan radio.
13. Layanan Komputer dan Piranti Lunak Kegiatan kreatif yang terkait dengan pengembangan teknologi informasi
termasuk jasa layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.
14. Riset dan Pengembangan Kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha inovatif yang menawarkan
penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.
Klasifikasi jenis industri tersebut dapat dianalisis setelah identifikasi data Disperindag dilakukan, kemudian analisis data industri yang ada di kawasan studi dimasukkan ke dalam golongan 14 jenis subsektor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui produk industri yang berbudaya di Kecamatan Serengan. Berdasarkan klasifikasi jenis industri tersebut, jumlah industri yang berbudaya yang tersebar di Kecamatan Serengan ini dibagi menjadi 4 jenis subsektor. Berikut adalah tabel jenis industri kreatif rumah tangga yang telah dibagi Klasifikasi jenis industri tersebut dapat dianalisis setelah identifikasi data Disperindag dilakukan, kemudian analisis data industri yang ada di kawasan studi dimasukkan ke dalam golongan 14 jenis subsektor. Hal ini dilakukan untuk mengetahui produk industri yang berbudaya di Kecamatan Serengan. Berdasarkan klasifikasi jenis industri tersebut, jumlah industri yang berbudaya yang tersebar di Kecamatan Serengan ini dibagi menjadi 4 jenis subsektor. Berikut adalah tabel jenis industri kreatif rumah tangga yang telah dibagi
Tabel 4.13. Jenis Industri Berbudaya
Jenis Industri
Jenis Subsektor
Kelurahan Joyotakan
Blangkon Kelurahan Serengan
Desain Fesyen
Tas dan Sendal Kelurahan Danukuman, Tipes,
Batik Kratonan, Joyotakan
Batik warna alam Kelurahan Joyotakan
Kelurahan Joyotakan, Tipes, Baju Batik
Desain Fesyen
Kratonan, dan Danukusuman
Kelurahan Kratonan, Tipes, dan
Konveksi
Joyotakan Kelurahan Kratonan, Tipes, dan
Peti mati
Kelurahan Tipes
Tongkat/Teken Kelurahan Danukusuman
Keris Kelurahan Kratonan
Kerajinan alat Kelurahan Joyotakan, Kelurahan
Musik
musik (gitar,biola) Tipes, Kelurahan Serengan
Kerajinan Alat Musik tradisional ( Musik
Kelurahan Joyotakan Keroncong)
Gamelan
Musik
Kelurahan Serengan Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Berdasarkan tabel di atas, subsektor kerajinan terdiri dari jenis industri blangkon, mebel, dan keris. Subsektor music terdiri dari alat music keroncong, subsektor desain fesyen terdiri dari konveksi, sandal batik, dan baju batik serta subsektor desain yang terdiri dari batik warna alam.
4.4.1.1 Kesimpulan
Jenis Industri yang tersebar di Kecamatan Serengan ini hanya terdiri dari
4 jenis subsektor yaitu kerajinan, music, desain dan desain fashion. Di mana jenis industri batik yang merupakan golongan jenis subsektor desain fashion ini adalah jenis industri yang jumlahnya paling dominan di Kecamatan Serengan.
4.4.2 Analisis Persebaran Jumlah Industri
Sektor Industri merupakan salah sektor yang jumlah industrinya cukup banyak di Kecamatan Serengan. Sektor ini merupakan sektor yang memiliki kontribusi paling besar terhadap perekonomian Kecamatan Serengan. Analisis persebaran jumlah industri ini bertujuan untuk mengetahui persebaran jumlah industri di Kecamatan Serengan. Analisis ini dapat dilakukan dengan melakukan identifikasi data Disperindag mengenai persebaran jumlah industri yang ada di Kecamatan Serengan. Dengan analisis ini, kita mengetahui perkembangan jumlah industri yang ada di Kecamatan Serengan tiap tahunnya.
Gambar 4.19. Peta Persebaran Industri Kreatif rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Berdasarkan peta persebaran jumlah industri di kawasan studi, persebaran industri kreatif rumah tangga di Kecamatan Serengan ini memiliki jumlah industri yang relative cukup banyak. Jumlah industri ini tersebar di 5 kelurahan yaitu Kelurahan Serengan, Joyotakan, Danukusuman, Kratonan dan Tipes. Untuk lebih jelasnya, lihat perkembangan jumlah industri rumah tangga tiap tahunnya di Kecamatan Serengan ini.
Tabel 4.14. Persebaran Jumlah Industri Kecamatan Serengan
Jenis Industri
Tahun
Besar/Sedang
Kecil
Rumah Tangga
304 Sumber: Data Industri Disperindag 2012
Berdasarkan Tabel Persebaran Jumlah Industri Kecamatan Serengan ini, jumlah industri rumah tangga memiliki jumlah terbanyak setelah jumlah industri kecil. Jumlah industri rumah tangga tiap tahunnya meningkat dari tahun sebelumnya. Jumlah industri tertinggi pada tahun 2012 yaitu sekitar 304 industri. Dari tahun 2009 ke 2010, jumlah industri meningkat sebesar 40 industri, tahun 2011 jumlah industri meningkat sebesar 19 industri dan di tahun 2012 jumlah industri meningkat juga sebesar 14 buah industri. Kenaikan jumlah industri terbesar terjadi pada tahun 2009-2010. Sedangkan kenaikan jumlah industri terkecil terjadi pada tahun 2011-2012. Hal ini bisa dikatakan jumlah industri mengalami penurunan dalam tingkat kenaikan jumlah industri namun dalam jumlah secara keseluruhan jumlah industri mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu signifikan. Tiap tahunnya, perkembangan jumlah industri rumah tangga ini memiliki jumlah yang banyak di kawasan studi ini. Hal ini bisa dikatakan industri rumah tangga mampu bersang dengan industri lainnya.
800 Jenis Industri Besar/Sedang
600 Jenis Industri Kecil 400
Jenis Industri Rumah Tangga
Gambar 4.20. Diagram Jumlah Industri Kecamatan Serengan
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Diagram Jumlah Industri Rumah Tangga Kecamatan Serengan
Rumah Tangga 100 50
Gambar 4.21. Diagram Jumlah Industri Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Grafik Kenaikan Jumlah Industri Rumah Tangga Kecamatan Serengan
Rumah Tangga 100 50
G ambar 4.22. Grafik Kenaikan Jumlah Industri Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Berdasarkan diagram jumlah industri Kecamatan Serengan, jumlah industri yang ada di kawasan tersebut masih mampu bersaing dengan jumlah industri lainnya. Jumlah industri rumah tangga mampu berkembang tiap tahunnya walaupun tidak terlalu signifikan. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat grafik kenaikan jumlah industri rumah tangga yang ditampilkan dalam gambar 24, grafik tersebut menunjukkan perkembangan tiap tahunnya, dari mulai tahun 2009 sampai tahun 2012.
4.4.2.1 Kesimpulan
Jumlah industri kreatif rumah tangga ini mampu berkembang tiap tahunnya walaupun tidak terlalu signifikan. Jumlah industri paling dominan di kawasan tersebut adalah jenis industri batik dan blangkon. Industri batik merupakan jenis industri yang tersebar di berbagai kelurahan di Kecamatan Serengan sedangkan blangkon merupakan ikon dari Kelurahan Serengan
4.4.3 Analisis Proses Produksi Pada Industri Kreatif
Analisis rantai produksi pada industri kreatif rumah tangga memerlukan beberapa data yaitu data bahan baku industri, data daerah proses, serta data daerah pemasaran. Data bahan baku industri sendiri berfungsi untuk mengetahui darimana asal bahan baku industri berasal, data daerah proses berfungsi untuk mengetahui dimana barang diproses, sedangkan data daerah pemasaran berfungsi untuk melihat sejauh mana pemasaran terjadi guna mengetahui seberapa besar pemasaran produk industri kreatif rumah tangga yang telah mencapai pasar luar negeri. Selain itu, analisis proses produksi ini juga berfungsi untuk melihat berada dalam rantai proses apa kawasan studi berada dan bagaimana konstelasi wilayah studi dalam rantai produksi.
Berdasarkan data yang telah diolah dari hasil wawancara dan kuisioner, didapatkan hasil data seperti berikut.
Flow Chart Rantai Produksi Industri Kreatif Rumah Tangga
Pemasok
Proses Pemasaran bahan baku
Blangkon
Pasar Klewer Kudus
Pasar Klewer Yogyakarta
Serengan
dan Sragen Bandung Jakarta Sumatera
Mebel
Wonogiri Jawa Timur
Kratonan
Luar pulau Jawa
Surakarta
Joyotakan
Klewer Yogyakarta Sumatera
Batik Warna Alam
Cina Jawa Timur
Joyotakan
India Luar pulau Jawa
Alat Musik
Luar pulau Jawa
Surakarta
Luar negeri Solo Baru
Joyotakan
(Sarajevo)
Danukusuman
Klaten Surakarta Pulau Jawa
Konveksi
Surakarta Surakarta
Tipes
Bandung
Tas dan Sandal Batik
Pasar Gedhe
Danukusuman
Pasar Gedhe
Keris
Jawa Madura
Kratonan
Sumatera Sulawesi
Canting
Surakarta Surakarta
Joyotakan
Surabaya Bali
Peti Mati
Wonogiri Bandung
Surakarta
Joyotakan
Jakarta Sumatera
Tongkat/Teken
Bandung Yogyakarta
Klaten
Danukusuman
Sumatera Jakarta
Sumber : wawancara dan kuisioner
Dari flow chart rantai produksi diatas, dapat diketahui asal bahan baku produk industri kreatif rumah tangga di kawasan studi. Khusus untuk bahan baku industri kreatif rumah tangga batik warna alam, mengambil bahan baku dari Cina dan India.
Data bahan baku tersebut kemudian dibedakan menjadi bahan baku yang berasal dari Kota Surakarta dan bahan baku yang berasal dari luar Kota
Surakarta. Berikut adalah diagram perbandingan asal bahan baku yang berasal dari Kota Surakarta dan daerah luar Surakarta.
Asal Bahan Baku
Surakarta
Jumlah Industri
Luar Surakarta
Gambar 4.23 Diagram Asal Bahan Baku industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014 Kebanyakan industri kreatif yang ada di kawasan studi mengambil bahan
baku industri dari daerah Surakarta dan sekitarnya. Dapat dikatakan bahwa industri kreatif rumah tangga yang berada di kawasan studi terikat dengan daerah-daerah sekitarnya dalam pasokan bahan.
Kemudian, setelah mengolah data asal bahan baku, diperlukan mengolah data jangkauan pemasaran produk industri kreatif rumah tangga di kawasan studi. Jangkauan pemasaran produksi ini dibedakan menjadi dua jangkauan pemasaran, yaitu daerah pemasaran di dalam negeri dan daerah pemasaran ke luar negeri. Berikut ini adalah diagram pemasaran produksi kreatif yang diolah berdasarkan jumlah industri yang ada di kawasan studi.
Pemasaran Produk Industri
Kreatif
Dalam Negeri
Luar Negeri
Gambar 4.24. Diagram Pemasaran Produk Industi Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014 Dapat dilihat bahwa jangkauan pemasaran industri kreatif rumah tangga
yang berada di kawasan studi 95% masih berorientasi pada pasar dalam negeri. Untuk jangkauan pemasaran pasar luar negeri sebesar 5% yaitu industri kreatif rumah tangga alat musik, yang memiliki jangkauan pemasaran skala internasional yaitu ke Sarajevo.
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam proses rantai produksi yang ada di kawasan studi, kawasan studi memiliki peran sebagai tempat proses atau tempat produksi. Untuk pasokan bahan baku, kawasan studi membutuhkan pasokan bahan baku dari daerah di sekitar kawasan studi. Sedangkan untuk jangkauan pemasaran pada industri kreatif sebagian besar masih berskala nasional karena hanya mengandalkan pesanan atau borongan. Hanya industri alat musik saja yang bisa menembus pasar internasional.
Produk-produk yang dihasilkan sebenarnya sudah cukup unik, apalagi dikombinasikan dengan unsur kebudayaan yang diwakili. Hanya saja, untuk produk-produk yang dipasarkan dalam negeri, memang kurang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan digunakan dalam keadaan tertentu saja. Mungkin apabila ingin memasarkan produk ke luar negeri, barang yang dihasilkan oleh industri kreatif rumah tangga, harus memiliki unsur kebudayaan dan dekat Produk-produk yang dihasilkan sebenarnya sudah cukup unik, apalagi dikombinasikan dengan unsur kebudayaan yang diwakili. Hanya saja, untuk produk-produk yang dipasarkan dalam negeri, memang kurang dekat dengan kehidupan sehari-hari dan digunakan dalam keadaan tertentu saja. Mungkin apabila ingin memasarkan produk ke luar negeri, barang yang dihasilkan oleh industri kreatif rumah tangga, harus memiliki unsur kebudayaan dan dekat
4.4.4 Analisis Industri Potensial
Industri potensial perlu dikaji dalam rangka upaya untuk peningkatan jumlah dan kualitas industri kreatif rumah tangga yang sudah ada. Dengan melakukan analisis terhadap industri potensial yang ada di kawasan studi, diharapkan mampu meningkatkan perkembangan industri kreatif rumah tangga pula untuk bersaing di pasar internasional. Data rata-rata income per jenis industri yang ada kemudian dikaji ulang untuk menyaring industri yang memiliki potensi besar, menengah, maupun kecil (belum berkembang).
Langkah-langkah dalam analisis ini adalah
1. Menganalisis prioritas IKRT yang potensial dikembangkan
2. Melakukan pembobotan (skoring)
3. Kesimpulan
4.4.4.1 Penentuan Alternatif Industri Kreatif Rumah Tangga
Berikut adalah data jenis industri kreatif rumah tangga di kawasan studi yang termasuk dalam industri yang berbudaya, data ini diperoleh dari hasil wawancara dan kuisioner terhadap pelaku industri kreatif rumah tangga di kawasan studi.
Tabel 4.15. Prioritas IKRT yang Potensial Dikembangkan No.
Jenis Industri
Alamat/Kelurahan
Blankon, jarik prodo, selop 1 Potrojayan, Serengan manten, baju manten
2 Canting
Joyotakan, RT 02/RW IV
Potrojayan, Serengan
5 Blangkon
Potrojayan, Serengan
6 Blangkon
Potrojayan, Serengan
7 Batik warna alam
Joyotakan, RT 03/RW VI
Potrojayan, Serengan
Surakarta Kerajinan alat musik
10 Mebel
Dawung Wetan Rt 04/08, 11
(gitar,biola)
Danukusuman
12 Blangkon
Potrojayan, Serengan
13 Blangkon
Potrojayan, Serengan
14 Peti mati
Joyotakan Jl. Sri Kuncoro No. 45 Rt 03/08,
15 Tas dan Sandal Batik Danukusuman
Jl. Sri Kuncoro No. 31 Rt 03/08,
16 Sandal batik
Danukusuman Dawung Wetan RT 04/08,
17 Tongkat/Teken
Potrojayan, Serengan Alat musik keroncong (Gitar,
19 Blangkon
Joyotakan, RT 01/RW V
cello, bass, cakcuk)
Potrojayan, Serengan Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
20 Blangkon
Tabel 4.16. Kriteria dan Indikator
Resource (20), kemudahan Ketersediaan bahan baku = 0 mendapatkan bahan baku dan
tersedianya bahan baku Ketersediaan bahan baku untuk
menjadi salah satu
jangka panjang = 1
1 faktor yang penting dalam
pengembangan industri kreatif rumah tangga Teknologi (20), adanya
Teknologi sederhana = 0 teknologi akan menunjang
Teknologi tepat guna = 1 2 kualitas produk yang
dihasilkan dari industri kreatif rumah tangga
Pemasaran (30), jangakauan Lokal = 0 pemasaran sangat
Internasional = 1
menentukan keberhasilan 3 suatu industri dalam
menembus pasar
internasional Akses pemodalan (15),
Mandiri = 0
pemodalan dari pemerintah 4 guna menunjang sarana
Bantuan pemerintah = 1 prasarana produksi industri
kreatif rumah tangga Keuntungan bersih(15),
< Rp. 200.000.000,00/tahun = 0 dengan keuntungan bersih
5 yang lebih dapat > Rp. 200.000000,00/tahun = 1 meningkatkan jumlah dan
nilai produksi industri kreatif nilai produksi industri kreatif
keadaan industri kreatif rumah tangga di kawasan studi. Bobot untuk kriteria paling tinggi terdapat pada pemasaran dan kulitas produk yang bernilai 30. Untuk pemberian bobot paling tinggi pada pemasaran dikarenakan suatu industri kreatif rumah tangga dapat berpotensi apabila jangkauan pemasarannya sudah luas atau dapat mencapai skala internasional, dengan indikator penilaian 0 untuk skala lokal dan 1 untuk skala internasional. Sedangkan kualitas produk juga memiliki bobot tertinggi dalam pemilihan industri potensial dikarenakan semakin tinggi kualitas produk termasuk inovasinya akan meningkatkan nilai produksi industri kreatif rumah tangga, dengan indicator penilaian 0 untuk kualitas lokal dan 1 untuk kualitas ekspor.
Berikutnya adalah kriteria resource yang memiliki bobot 20 karena kemudahan mendapatkan bahan baku dan tersedianya bahan baku menjadi salah satufaktor yang penting dalam pengembanganindustri kreatif rumah tangga, dengan indikator penilaian 0 untuk ketersediaan bahan baku dan 1 untuk ketersediaan bahan baku jangka panjang. Pemilihan indikator menurut adanya sustainability ketersediaan bahan baku supaya kegiatan produksi dapat berlangsung terus menerus. Berikutnya yaitu kriteria teknologi dengan bobot 20, karena adanya teknologi akan menunjang kualitas produk yang dihasilkan dari industri kreatif rumah tangga, dengan indikator penilaian 0 untuk teknologi sederhana dan 1 untuk teknologi tepat guna. Pemilihan indikator menurut teknologi yang digunakan masih sederhana atau menggunakan teknologi tepat guna diharapkan dapat menunjang kualitas produk yang dihasilkan dari industri kreatif rumah tangga.
Selanjutnya bobot kriteria paling kecil yaitu pada kriteria keuntungan bersih dan akses pemodalan yang bernilai 15. Dengan semakin bertambahnya keuntungan bersih yang didapat oleh suatu industri kreatif rumah tangga, maka dapat meningkatkan jumlah dan nilai produksi industri kreatif rumah tangga, dengan indikator penilaian 0 untuk keuntungan bersih <Rp. 200.000,00 dan indikator penilaian 1 untuk keuntungan bersih >Rp. 200.000,00. Penilaian ini Selanjutnya bobot kriteria paling kecil yaitu pada kriteria keuntungan bersih dan akses pemodalan yang bernilai 15. Dengan semakin bertambahnya keuntungan bersih yang didapat oleh suatu industri kreatif rumah tangga, maka dapat meningkatkan jumlah dan nilai produksi industri kreatif rumah tangga, dengan indikator penilaian 0 untuk keuntungan bersih <Rp. 200.000,00 dan indikator penilaian 1 untuk keuntungan bersih >Rp. 200.000,00. Penilaian ini
1 untuk akses bantuan dari pemerintah. Dengan adanya penambahan modal dari pemerintah maka industri kreatif rumah tangga dapat lebih berkembang karena tidak terhambat biaya.
Pembobotan (scoring)
Tabel 4.17. Kriteria 1
Resources
Jenis Industri
Bahan baku
Pembobotan
Blankon, jarik prodo, selop manten, baju
Kain batik
0 x 20 = 0
manten Canting
Batik warna alam
Kain
0 x 20 = 0
Konveksi
Kain
0 x 20 = 0
Blangkon
Batik
0 x 20 = 0
Mebel
Kayu
1 x 20 = 20
Kerajinan alat musik
Kayu
1 x 20 = 20
(gitar,biola)
Peti mati
0 x 20 = 0
Tas dan Sendal Batik
Perca kain batik
0 x 20 = 0
Sandal batik
Kain
0 x 20 = 0
Tongkat/Teken
0 x 20 = 0 Alat musik keroncong
(Gitar, cello, bass, 1 x 20 = 20
gelondongan
cakcuk) Blangkon
0 x 20 = 0 Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Batik
Tabel 4.18. Kriteria 2
Teknologi
Jenis Industri
Teknologi
Pembobotan
Blankon, jarik
Menggunakan mesin
1 x 20 = 20 manten, baju
prodo, selop
jahit, tang, cupit,
gunting, kuas
manten Canting
Masih sederhana
0 x 20 = 0
Konveksi
Mesin jahit
1 x 20 = 20
Menggunakan mesin
Blangkon 1 x 20 = 20
jahit
Blangkon
Menggunakan mesin
1 x 20 = 20 1 x 20 = 20
Blangkon 1 x 20 = 20
jahit
Batik warna alam
Masih sederhana
0 x 20 = 0
Konveksi 0 x 20 = 0
Menggunakan mesin
Blangkon 1 x 20 = 20
jahit
0 x 20 = 0 Kerajinan alat
Mebel
0 x 20 = 0 musik (gitar,biola)
Masih sederhana
Blangkon 0 x 20 = 0
Menggunakan mesin
Blangkon 1 x 20 = 20
jahit
0 x 20 = 0 Tas dan Sendal
Peti mati
Masih sederhana
Masih sederhana
0 x 20 = 0
Batik Masih sederhana,
Sandal batik
memakai mesin jahit
0 x 20 = 0
listrik Masih menggunakan
Tongkat/Teken
peratan tradisional dan
0 x 20 = 0
manual
Gamelan 0 x 20 = 0
Menggunakan mesin
Blangkon
jahit, klebut, gunting,
1 x 20 = 20
tang
Alat musik keroncong (Gitar,
0 x 20 = 0 cello, bass, cakcuk)
Masih sederhana
Menggunakan mesin
Blangkon 1 x 20 = 20
jahit
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Tabel 4.19. Kriteria 3
Pemasaran
Jenis Industri
Pemasaran
Pembobotan
Blankon, jarik prodo, selop manten, baju
Bandung, Jakarta
0 x 30 = 0
manten Surakarta,
Canting
0 x 30 = 0
Surabaya, Bali
Klewer, Jogja,
Klewer, Jogja
0 x 30 = 0
Blangkon
Klewer, Jogja
0 x 30 = 0
Pemasaran sampai ke luar Pulau Jawa,
Batik warna alam
tetapi paling
0 x 30 = 0
banyak di Jawa Timur
Bandung
0 x 30 = 0
Konveksi Klewer, Jogja,
0 x 30 = 0 Kerajinan alat musik
Mebel
0 x 30 = 0 (gitar,biola)
Blangkon
0 x 30 = 0
Blangkon
Klewer, Sumatera
0 x 30 = 0
Pemasaran di
Peti mati
dalam dan luar
0 x 30 = 0
Kota Surakarta
Tas dan Sendal Batik
Pasar Gedhe
0 x 30 = 0
Sandal batik 0 x 30 = 0
Alun-alun lor
Tongkat/Teken 0 x 30 = 0
Klewer, Jogja,
Alat musik keroncong
Di dalam dan luar
(Gitar, cello, bass,
Kota Surakarta,
1 x 30 = 30
cakcuk)
Sarajevo Klewer, Jakarta,
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Tabel 4.20. Kriteria 4
Akses Pemodalan
Dukungan
Jenis Industri Pembobotan
Pemerintah
Blankon, jarik
Ada, pemberian cetakan
1 x 15 = 15 manten, baju
prodo, selop
dan mesin jahit dari
Disperindag
manten Canting
Tidak ada
0 x 15 = 0
Konveksi
Tidak ada
0 x 15 = 0
Ada, pemberian cetakan
Blangkon
dan mesin jahit dari
1 x 15 = 15
Disperindag Ada, pemberian cetakan
Blangkon
dan mesin jahit dari
1 x 15 = 15
Disperindag Ada, pemberian cetakan
Blangkon 1 x 15 = 15
dari Disperindag
Batik warna alam
Tidak ada
0 x 15 = 0
Ada, pemberian cetakan
Blangkon
dan mesin jahit dari
1 x 15 = 15
Disperindag
Mebel 0 x 15 = 0
Banyak bantuan modal,
0 x 15 = 0 musik (gitar,biola)
Kerajinan alat
waktu itu sudah ambil
sekali tetapi tidak mau
pinjam modal lagi
Blangkon 0 x 15 = 0
Bantuan cetakan dari
Blangkon 1 x 15 = 15
disperindag
0 x 15 = 0 Tas dan Sendal
Peti mati
Tidak ada
0 x 15 = 0 Batik
Tidak ada
Sandal batik
Tidak ada
0 x 15 = 0
Tongkat/Teken
Belum ada
0 x 15 = 0
Gamelan 0 x 15 = 0
Blangkon 1 x 15 = 15
Ada, pemberian cetakan
dan mesin jahit dari
Disperindag
Alat musik keroncong (Gitar,
0 x 15 = 0 cello, bass,
Tidak ada
cakcuk) Blangkon
0 x 15 = 0 Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Tidak ada
Tabel 4.21. Kriteria 5
Keuntungan bersih
Keuntungan
Jenis Industri Pembobotan
bersih/tahun
Blankon, jarik prodo, selop
0 x 15 = 0 manten, baju
Rp 48.000.000,00
manten Canting
Batik warna alam
0 x 15 = 0 Kerajinan alat
Mebel
Rp 24.000.000,00
0 x 15 = 0 musik (gitar,biola)
Peti mati
0 x 15 = 0
Tas dan Sendal
0 x 15 = 0
Batik Sandal batik
0 x 15 = 0
Tongkat/Teken
Alat musik keroncong (Gitar,
0 x 15 = 0
cello, bass, cakcuk)
Rp 24.000.000,00
0 x 15 = 0
Blangkon Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Tabel 4.22. Hasil Analisis Penentuan Alternatif Industri Kreatif Rumah Tangga
Keuntungan Jenis Industri
Akses
Resources
Teknologi Pemasaran
Blankon, jarik prodo, selop
0 20 0 15 0 35 manten, baju
manten Canting
0 20 0 15 0 35 Batik warna
0 0 0 15 0 15 alam
Konveksi 0 0 0 0 0 0 Blangkon
0 20 0 15 0 35 Mebel
20 0 0 0 0 20 Kerajinan alat musik
20 0 0 0 0 20 (gitar,biola)
Blangkon 0 0 0 0 0 0 Blangkon
0 20 0 15 0 35 Peti mati
0 0 0 0 0 0 Tas dan Sendal
0 0 0 0 0 0 Batik
Sandal batik 0 0 0 0 0 0 Tongkat/Teken
20 0 0 0 0 20 Gamelan
0 0 0 0 0 0 Blangkon
0 20 0 15 0 35 Alat musik keroncong
20 0 30 0 0 50 (Gitar, cello,
bass, cakcuk) Blangkon
0 20 0 0 0 20 Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Dari tabel analisis diatas, dapat diketahui bahwa jenis industri paling potensial adalah alat music keroncong dengan jumlah 50. Hal ini di karenakan unggulan pada kriteria resourceskarena asal bahan baku yang digunakan dapat tersedia untuk jangka panjang yaitu kayu. Sedangkan pada kriteria pemasaran, industri alat musik keroncong ini merupakan yang paling potensial karena sudah mencapai pasar Internasional yaitu Sarajevo.
4.4.4.2 Kesimpulan
Dengan analisis industri potensial di kawasan studi ini, dapat diketahui bahwa industri yang memiliki potensial paling besar yaitu industri alat musik keroncong yang terdapat pada Kelurahan Joyotakan, RT 01/RW V, Surakarta. Hal ini didasarkan pada hasil akhir nilai yang di dapat dari pembobotan terhadap
5 kriteria dalam prioritas industri kreatif rumah tangga potensial. Ketersediaan bahan baku pada industri ini dapat digunakan dalam jangka waktu panjang dan 5 kriteria dalam prioritas industri kreatif rumah tangga potensial. Ketersediaan bahan baku pada industri ini dapat digunakan dalam jangka waktu panjang dan
Dengan analisis industri potensial diatas, kondisi yang diharapkan yaitu adanya peningkatan jumlah dan kualitas industri kreatif rumah tangga dikarenakan minimnya industri kreatif rumah tangga yang berbudaya. Dengan merujuk pada analisis industri potensial, maka dapat diketahui tingkat kemajuan industri kreatif rumah tangga yang ada di kawasan studi saat ini sehingga muncul inovasi baru untuk menambah jumlah dan kualitas industri kreatif rumah tangga yang sudah ada.
4.4.5 Analisis Kemampuan Pelaku Indsutri Untuk Mengakses Pinjaman
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui bantuan pinjaman darimana saja yang dapat diakses oleh pelaku industri kreatif rumah tangga. Tujuan utama dari analisis ini secara umum adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan pelaku industri untuk mengakses pinjaman guna mengembangkan atau mendukung kemajuan industri kreatif rumah tangga yang ada di kawasan studi.
Selain bantuan dari pemerintah, terdapat juga beberapa bantuan non- pemerintah, seperti bank, koperasi, dan lain-lain sebagai cara atau usaha untuk mengembangkan industri kreatif. Untuk peminjaman dana kepada badan non- pemerintah, khususnya bank, pendapatan bersih mereka setelah memulai usaha industri kreatif rumah tangga memengaruhi dalam kemampuan mengakses pinjaman.
Untuk mengakses peminjaman ke bank, setelah peminjaman disetujui, para peminjam harus membayar cicilan yang telah ditentukan per bulannya. Untuk menghitung seberapa besar cicilan per bulan yang harus dibayar, cicilan per bulan adalah cicilan pokok per bulan ditambah bunga per bulan. Untuk menghitung cicilan pokok per bulan digunakan rumus sebagai berikut :
Misalkan saja jumlah pinjaman yang dibutuhkan sebesar Rp 10.000.00,00. Berdasarkan data-data sebelumnya dan dihitung dengan suku bunga setiap bank yang ada di pembahasan sebelumnya, didapatkan data cicilan per bulan sebagai berikut :
Tabel 4.23. Suku Bunga Pinjaman
Max. Bank dan
Cicilan (per No
Suku Bunga
Jangka Nama Produk
Min. Pendapatan
(% per tahun)
bulan) Waktu
Kredit Ringan
Rp 361.111,00 5 tahun BTN
Rp 3.000.000,00
Kredit BNI
Rp 373.611,00 5 tahun Fleksi
Rp 2.500.000,00
Kredit Usaha
Rp 377.778,00 3 tahun Mikro
Rp 2.000.000,00
BCA Personal
Rp 384.778,00 3 tahun Loan
Rp 2.000.000,00
Kredit Express
Rp 397.778,00 3 tahun Panin
Rp 3.000.000,00
Rp 436.778,00 3 tahun CIMB X-tra
Rp 442.778,00 3 tahun Dana
Rp 1.500.000,00
Kredit Dana
Rp 466.778,00 3 tahun Instan
Rp 2.000.000,00
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014 Dalam membayar cicilan per bulan, berdasarkan penelitian beberapa bank di
atas, setiap laba bersih yang sudah dipotong oleh cicilan per bulan, 30% dari laba tersebut harus bisa digunakan untuk konsumsi para peminjam, dalam hal ini adalah para pelaku industri kreatif yang melakukan pinjaman.
Bila dilihat secara laba per bulan, memang hampir setiap pendapatan industri kreatif mampu untuk mencari bantuan pinjaman ke lembaga keuangan non-pemerintah, khususnya bank. Tetapi, keadaan pada lapangannya, berdasarkan hasil survei wawancara dan kuisioner di kawasan studi, ditemukan beberapa alasan mengapa mereka tidak mau mengambil pinjaman ke bank. Berikut merupakan diagram alasan mengapa industri kreatif tidak mau meminjam ke bank.
Alasan Tidak Akses Pinjaman
Prosedur sulit Tidak berminat
Suku bunga tinggi
Gambar 4.25 . Diagram Alasan Pelaku Industri Kreatif Tidak Mengakses
Pinjaman
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014 Sebanyak 55% dari respodensi pelaku industri kreatif rumah tangga di
kawasan studi, mengatakan bahwa mereka tidak mengambil pinjaman ke bank karena suku bunga yang tinggi. Dari jumlah pendapatan sendiri, sebenarnya tidak ada masalah dalam mengakses pinjaman ke bank atau koperasi, selama terdokumentasi dengan jelas. Ditambah track record yang positif, dan bisnis atau cashflowyang positif, memudahkan untuk mengakses pinjaman. Hanya saja, para pelaku industri merasa enggan atau tidak berminat untuk mnegakses pinjaman. Dalam hal ini, Pemerintah diharapkan mampu menemukan solusi antara bank dan pelaku industri dalam akses peminjaman, agar semakin mudah para pelaku industri mengakses pinjaman dan mengembangkan industri yang telah dijalankan di kawasan studi.
4.4.5.1 Kesimpulan
Pelaku industri kreatif rumah tangga di kawasan studi cenderung enggan meminjam, karena tidak mampu membayar hutang dan mungkin merasa laba akan lebih sedikit apabila meminjam ke bank atau lembaga keuangan, yang mana karena pesanan mereka masih berorientasi pada pemesanan. Faktor ini menjadi penghambat yang ada di kawasan studi dalam rangka untuk mengembangkan dan memajukan industri kreatif rumah tangga yang ada di kwasan studi.
Gambar 4.26. Peta Hasil Overlay Analisis Sektor Ekonomi
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Input
Proses
Hasil/Output
Analisis potensi produk
Produk industri kreatif rumah
tangga yang dominan terdiri • Data produk industri
industri yang berbudaya dan
dari 4 jenis subsektor kreatif rumah tangga
klasifikasi produk ke dalam
jenis subsektor yang
kerajinan, musik, desain,
berbudaya
desain fesyen
Perkembanga jumlah industri
yang dominan tiap tahunnya • Data persebaran jumlah rumah tangga tiap tahunnya di berada di Kelurahan Tipes, industri yang berbudaya
Analisis data industri kreatif
kawasan studi
Kecamatan Serengan, Surakarta
Dalam proses rantai produksi • Data rantai produksi
yang ada di kawasan studi,
Analisis proses produksi pada
industri kreatif rumah kawasan studi memiliki peran
industri kreatif rumah tangga
tangga sebagai tempat proses atau tempat produksi
Industri yang memiliki potensial paling besar yaitu industri alat musik keroncong
• Data industri potensial
Analisis industri potensial
yang terdapat pada Kelurahan Joyotakan, RT 01/RW V, Kecamatan Serengan, Kota Surakarta
Pelaku industri kreatif rumah tangga di kawasan studi cenderung enggan meminjam, karena tidak
• Data aksesibilitas pelaku
mampu membayar hutang industri untuk melakukan
Analisis pemasaran produk
dan merasa laba akan lebih pinjaman
sedikit apabila meminjam ke bank atau lembaga keuangan
karena industri kretaif rumah tangga masih berorientasi pada pemesanan
SWOT
Berdasarkan hasil analisis ekonomi yang telah dilakukan ternyata menghasilkan karakteristik spesifik kawasan industri kreatif rumah tangga seperti berikut:
Adanya alokasi Laju pertumbuhan
Adanya jalinan
dana dari jumlah industri kreatif Masih rendahnya
kerjasama antara
pemerintah rumah tangga paling
jenis industri kreatif pasar tradisional
namun belum besar berada di
rumah tangga yang dengan pelaku
sampai kepada Kelurahan Tipes,
potensial untuk
industri kreatif
masyarakat Kecamatan Serengan, dikembangkan
rumah tangga di
pelaku industri Kota Surakarta
kawasan studi
kreatif rumah tangga
Industri kretif rumah tangga potensial
Masih berorientasi
terdapat pada industri terhadap Adanya industri alat musik keroncong
pemesanan dan
yang lebih maju di Kelurahan
pasar lokal
yang berada di Joyotakan, RT 01/RW sehingga belum sekitar daerah V, Kecamatan
mampu untuk
kawasan studi Serengan, Kota
ekspor
Surakarta Industri di kawasan
Produksi industri
studi merupakan
kreatif rumah
‘tempat proses’
tangga masih
industri kreatif rumah menggunakan tangga
teknologi tradisional Adanya kesulitan
Suplai bahan baku
pelaku industri
dekat dengan kawasan kreatif rumah studi
tangga dalam mengakses tangga dalam mengakses
Keengganan mengembangkan
industri