Analisis Fisik Dasar
4.2 Analisis Fisik Dasar
Analisis fisik dasar yaitu analisis kemampuan lahan dan keadaan hidrologi kawasan perencanaan. Untuk mendapatkan analisis kemampuan lahan dan kaedaan hidrologi, perlu dilakukan 8 analisis Satuan Kemampuan Lahan (SKL), yaitu: satuan kemampuan lahan morfologi, satuan kemampuan lahan kemudahan dikerjakan, satuan kemampuan lahan kestabilan lereng, satuan kemampuan lahan kestabilan pondasi, satuan kemampuan lahan ketersediaan air, satuan kemampuan lahan drainase, satuan kemampuan lahan terhadap erosi, dan satuan kemampuan lahan terhadap bancana alam. Berikut disajikan tabel kerangka analisis fisik dasar.
Kerangka Anlisis Fisik Dasar
• Analisis SKL Morfologi • Analisis SKL Kemudahan
Klasifikasi kemampuan
Dikerjakan
lahan dan keadaan hidrologi • Data Topografi
• Analisis SKL
sebagai salah satu faktor • Data Geologi
penentu dalam proses • Data Morfologi
Kestabilan Lereng
• Analisis SKL
pembangunan maupun • Data Hidrologi
pengembangan lahan untuk • Data Riwayat
Kestabilan Pondasi
• Analisis Ketersediaan pengembangan industri Bencana
Air
kreatif pada kawasan
• Analisis Drainase
perencanaan
• Analisis Terhadap Erosi
• Analisis Terhadap Bencana Alam
4.2.1 SKL Morfologi
Tujuan melakukan analisi ini adalah unutk memilah bentuk bentang alam/morfologi pada wilayah dan/atau kawasan perencanaan yang mampu untuk dikembangkan sesuai dengan fungsinya. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan morfologi kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.1. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Morfologi Potensi
Kelurahan
Nilai
SKL Morfologi
Pengembangan
Permukiman dan Danukusuman
Kemampuan lahan
morfologi rendah
budidaya
Permukiman dan Joyotakan
Kemampuan lahan
morfologi rendah
budidaya
Permukiman dan Keratonan
Kemampuan lahan
morfologi rendah
budidaya
Permukiman dan Serengan
Kemampuan lahan
morfologi rendah
budidaya
Permukiman dan Tipes
Kemampuan lahan
budidaya Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
morfologi rendah
Gambar 4.2. Peta SKL Morfologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014 Seluruh kelurahan yang menjadi kawasan perencanaan memiliki kemampuan
morfologi yang sama sehingga memudahkan dalam proses pengembangan kawasan perencanaan agar sesuai dengan kemampuan lahannya sebagai kawasan fungsional industri kreatif rumah tangga.
4.2.2 SKL Kemudahan Dikerjakan
Tujuan melakukan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemudahan lahan di wilayah dan/atau kawasan untuk digali/dimatangkan dalam proses pembangunan/pengembangan kawasan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan kemudahan dikerjakan kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.2. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kemudahan Dikerjakan
Potensi Kelurahan
SKL Kemudahan
Permukiman dan Danukusuman
5 Kemudahan Tinggi
budidaya Permukiman dan
Joyotakan
5 Kemudahan Tinggi
budidaya Permukiman dan
Keratonan
5 Kemudahan Tinggi
budidaya Permukiman dan
Serengan
5 Kemudahan Tinggi
budidaya Permukiman dan
Tipes
5 Kemudahan Tinggi
budidaya Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Gambar 4.3. Peta SKL Kemudahan Dikerjakan Kawasan Industri Kreatif Rumah
Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014 Seluruh kelurahan pada kawasan perencanaan memiliki tingkat kemudahan
dikerjakan yang sama, hal ini akan mempermudah dalam proses pengembangan kawasan perencanaan karena pemberian perlakuan yang sama sehingga pengembangan kawasan perencanaan menjadi kawasan fungsional industri rumah tangga mejadi efektif dan efisien.
4.2.3 SKL Kestabilan Lereng
Tujuan melakukan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemantapan lereng di wilayah dan/atau kawasan dalam menerima beban pada pengembangan wilayah dan/atau kawasan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan kestabilan lereng kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.3. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Lereng
Potensi Kelurahan
SKL Kestabilan
Permukiman dan Danukusuman
Kestabilan Lereng
Permukiman dan Joyotakan
Kestabilan Lereng
Permukiman dan Keratonan
Kestabilan Lereng
Permukiman dan Serengan
Kestabilan Lereng
Permukiman dan Tipes
Kestabilan Lereng
3,4
budidaya Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Sedang
Gambar 4.4. Peta SKL Kestabilan Lereng Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Seluruh kelurahan di kawasan perencanaan ini berada pada tingkat kestabilan lereng yang sama yaitu kestabilan lereng sedang, sesuai dengan kemampuan dan peruntukkan lahan untuk permukiman sehingga memudahkan proses pengembangan kawasan untuk kawasan fungsional industri kreatif rumah tangga yang akan dikembangkan di permukiman.
4.2.4 SKL Kestabilan Pondasi
Tujuan melakukan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mendukung bangunan berat dalam pengembangan perkotaan, serta jenis-jenis pondasi yang sesuai untuk masing-masing tingkatan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan kestabilan pondasi kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.4. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Kestabilan Pondasi
Potensi Kelurahan
SKL Kestabilan
Daya Dukung dan
Permukiman dan Danukusuman
Kestabilan Pondasi
budidaya
Kurang Daya Dukung dan
Permukiman dan Joyotakan
Kestabilan Pondasi
budidaya
Kurang Daya Dukung dan
Permukiman dan Keratonan
Kestabilan Pondasi
budidaya
Kurang Daya Dukung dan
Permukiman dan Serengan
Kestabilan Pondasi
budidaya
Kurang Daya Dukung dan
Permukiman dan Tipes
Kestabilan Pondasi
budidaya
Kurang Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Gambar 4.5. SKL Peta Kestabilan Pondasi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Semua kelurahan di kawasan perencanaan memiliki daya dukung dan kestabilan pondasi yang sama yaitu kurang mendukung, hal ini perlu diperhatikan dalam proses pengembangan kawasan perencanaan karena dikhawatirkan dapat mempengaruhi dan menghambat proses pengembangan kawasan perencanaaan sebagai kawasan fungsional industri kreatif rumah tangga.
4.2.5 SKL Ketersediaan Air
Tujuan melakukan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat ketersediaan air guna pengembangan kawasan, dan kemampuan penyediaan air masing- masing tingkatan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan lahan ketersediaan air kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.5. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Ketersediaan Air
Kelurahan
Nilai
SKL Ketersediaan Air
Danukusuman
4,6
Air Tersedia Tinggi
Joyotakan
4,8
Air Tersedia Tinggi
Keratonan
4,2
Air Tersedia Tinggi
Serengan
4,2
Air Tersedia Tinggi
Tipes
4,2
Air Tersedia Tinggi
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Gambar 4.6. Peta SKL Ketersediaan Air Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Seluruh kelurahan di kawasan perencanaan memiliki ketersediaan air yang sama yaitu tinggi yang berarti kapasitas air permukaan cukup tinggi dan berpotensi menghasilkan genangan. Untuk kelurahan Joyotakan memiliki nilai paling tinggi dan merupakan kelurahan yang rawan tergenang saat musim hujan sehingga perlu diperhatikan dalam pengembangan kawasan perencanaan.
4.2.6 SKL Drainase
Tujuan melakukan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam mematuskan air hujan secara alami, sehingga kemungkina genangan baik bersifat lokal ataupun meluas dapat dihindari. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan drainase kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.6. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Drainase
Kelurahan
Nilai
SKL Drainase
Danukusuman
Drainase Cukup
Joyotakan
Drainase Cukup
Keratonan
Drainase Cukup
Serengan
Drainase Cukup
Tipes
Drainase Cukup
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Gambar 4.7. Peta SKL Drainase Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Seluruh kelurahan di kawasan perencanaan telah memiliki sistem pematus air atau drainase yang cukup sehingga berpotensi mengurangi genangan yang sering terjadi terutama di Kelurahan Joyotakan, karena keadaan ini Kelurahan Joyotakan perlu mendapat perlakuan khusus dalam proses pengembangan kawasan menjadi kawasan industri kreatif rumah tangga.
4.2.7 SKL Terhadap Erosi
Tujuan melakukan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat keterkikisan tanah di kawasan perencanaan sehingga dapat diketahui tingkat ketahanan lahan terhadap erosi dan dapat mengurangi kerugian yang akan ditimbulakan saat pengembangan kawasan perencanaan. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan terhadap erosi kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.7. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Erosi
Kelurahan
Nilai
SKL Erosi
Danukusuman
2,4
Erosi Sedang
Joyotakan
2,4
Erosi Sedang
Keratonan
2,4
Erosi Sedang
Serengan
2,4
Erosi Sedang
Tipes
2,4
Erosi Sedang
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Gambar 4.8. Peta SKL Erosi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Seluruh kelurahan di kawasan perencanaan memiliki tingkat erosi yang sedang yang artinya lapisan tanah pada kawasan tidak mudah terkikis, namun keadaan tanah pada kawasan perencanaan ini harus diperhatikan dalam pengembangan kawasan menjadi kawasan fungsional industri kreatif rumah tangga.
4.2.8 SKL Terhadap Bencana Alam
Tujuan melakukan analisis ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan lahan dalam menerima bencana alam khususnya dari sisi geologi, untuk menghindari/mengurangi kerugian akibat bencana itu. Berikut disajikan tabel hasil analisis satuan kemampuan terhadap bencana alam kawasan perencanaan berdasarkan Peraturan Menteri PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Satuan Kemampuan Lahan Terhadap Bencana Alam
Kelurahan
Nilai
SKL Bencana Alam
Keratonan 5 Tidak Rawan
Serengan 3 Kurang Rawan
Tipes 3 Kurang Rawan
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 201
Gambar 4.9. Peta SKL Rawan Bencana Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Setiap kelurahan di kawasan perencanaan memiliki tingkat kerawanan yang berbeda, mulai dari yang tidak rawan hingga yang rawan akan bencana. Kelurahan Joyotakan dan Danukusuma merupakan kawasan yang memiliki tingkat kerawanan yng paling tinggi karena Kelurahan Joyotakan berbatasan langsung dengan DAS Bengawan Solo dan berpotensi terjadi genangan setiap musim penghujan sehingga perlu diperhatikan dalam proses pengembangan kawasan untuk kawasan industri kreatif rumah tangga
4.2.9 Hasil Overlay Kemampuan Lahan
Gambar4.10. Peta Overlay Kemampuan Lahan Kawasan Industri Kreatif Rumah
Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Berdasarkan peta overlay kemampuan lahan diatas, dapat dilihat bahwa dari hasil 8 analisis SKL fisik dasar, hampir seluruh kawasan memiliki karakteristik fisik dasar yang sama kecuali pada SKL terhadap bencana alam terdapat 3 klasifikasi tingkat kerawanan mulai dari tidak rawan hingga rawan. Peta overlay ini menujukkan kemampuan tiap lahan pada kawasan perencanaan perlu diberi perlakuan yang berbeda khususnya untuk kawasan yang rawan bencana.
4.2.10 Analisis Kemampuan Lahan dan Keadaan Hidrologi
Setelah dilakukan analisis 8 satuan kemampuan lahan, kemudian dilakukan analisis kemampuan lahan dengan menjumlahkan hasil perkalian masing-masing satuan kemampuan lahan dengan nilai bobotnya sesuai pedoman PerMen PU No.20/PRT/M/2007 dan akan diperoleh kisaran nilai yang menujukkan nilai kemampuan lahan kawasan perencanaan. Berikut akan disajikan tabel hasil analisis kemampuan lahan dan keadaan hidrologi sesuai PerMen PU No.20/PRT/M/2007.
Tabel 4.9. Perkalian Nilai SKL dengan Bobot sesuai PerMen PU No.20/PRT/M/2007
SKL Terhadap SKL Terhadap SKL Morfologi
SKL Kemudahan SKL Kestabilan
SKL Kestabilan
SKL
SKL Drainase
Ketersediaan Air
Erosi
Bencana Alam
Bobot : 5 Danukusuman
2x5 Joyotakan
2x5 Keratonan
5x5 Serengan
3x5 Tipes
3x5 Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Tabel 4.10. Hasil Analisis Kemampuan Lahan dan Hidrologi Kawasan Industri Kreatif Rumah Tangga
Kemudahan Kestabilan Kestabilan Ketersediaan
Terhadap
Kemampuan Lahan
Kelurahan Morfologi
Pengembangan Bobot : 5
Bobot : 5 Total Nilai
Kelas
Danukusuman
C Budidaya Terbatas Joyotakan
C Budidaya Terbatas Keratonan
D Budidaya Serengan
C Budidaya Terbatas Tipes
C Budidaya Terbatas Sumber : Hasil Analisis Tim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Tabel 1.1. Klasifikasi Kelas Kemampuan Lahan Kelas
Total Nilai Kemampuan Klasifikasi Pengembangan
Lahan
32 – 58 A Kemampuan Pengembangan Sangat Rendah 59 – 83
B Kemampuan Pengembangan Rendah 84 – 109
C Kemampuan Pengembangan Sedang 110 – 134
D Kemampuan Pengembangan Agak Tinggi 135 - 160
E Kemampuan Pengembangan Sangat Tinggi Sumber : Modul PerMen No. 20 Tahun 2007
Gambar 4.11. Peta Kemampuan Lahan Industri Kreatif Rumah Tangga
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
4.2.11 Kesimpulan
Sebagian besar kelurahan di kawasan perencanaan memliki kemampuan pengembangan sedang dan utuk Kelurahan Keratonan memliki kemampuan pengembangan agak tinggi. Hal ini menujukkan bahwa keaadaan fisik pada kawasan perencanaan dapat mendukung pengembangan kawasan perencanaan sebagai kawasan fungsional industri kreatif rumah tangga. Kondisi morlofogi pada seluruh kelurahan di kawasan perencanaan relatif datar sehingga sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang sebagai kawasan yang diperuntukkan untuk permukiman. Untuk pengembangan kawasan pada Kelurahan Joyotakan dan Danukusuman harus lebih diperhatikan adanya aspek riwayat bencana alam pada taraf rawan, keadaan ini juga dipengaruhi karena Kelurahan Joyotakan berbatasan langsung dengan DAS Bengawan Solo.
Kawasan perencanaan termasuk kedalam klasifikasi pengembangan kelas C dan D. Sesuai Pedoman PerMen Pu No.20/PRT/M/2007 kelas C dan D termasuk kawasan budidaya. Namun, tidak semua kelurahan pada kawasan perencanaan dapat dikembangkan menjadi kawasan budidaya secara optimal karena pada kelas C termasuk dalam kawasan budidaya terbatas. Sesuai dengan arahan pemanfaatan ruang kawasan perencanaan diperuntukkan untuk kawasan budidaya permukiman, perdagangan, dan industri kreatif.
Input
Proses
Output/Hasil
• Kemampuan lahan dan
• Analisis SKL Morfologi
morfologi rendah
• Analisis SKL Kemudahan
• Kemudahan Dikerjakan
Dikerjakan
Tinggi • Data Topografi
• Analisis SKL Kestabilan
• Kestabilan Lereng Sedang
Lereng
• Data Geologi • Daya Dukung dan
• Analisis SKL Kestabilan
Kestabilan Pondasi Kurang • Data Morfologi
Pondasi
• Air Tersedia Tinggi • Data Hidrologi
• Analisis Ketersediaan Air
• Drainase Cukup • Data Riwayat Bencana
• Analisis Drainase
• Erosi Sedang
• Analisis Terhadap Erosi
• Memiliki tingkat kerawana
• Analisis Terhadap Bencana
bencana tidak rawan,
Alam
kurang rawan, rawan