Aspek Tata Guna Lahan
2.2.7 Aspek Tata Guna Lahan
2.2.7.1 Definisi Lahan
Lahan adalah bagian yang paling atas dari planet Bumi, dimana diatasnya digunakan oleh manusia sebagai tempat beraktifitas dsb. Adapun dari pengertian dari tanah adalah meliputi mulai pusat tanah sampai lapisan paling atas dari kulit bumi (Pierce, Jhn T, 1981). Sedangkan menurut (Purwowidodo, 1983), lahan adalah suatu lingkunga fisik yang mencangkup iklim, relief tanah, hidrologi, dan Lahan adalah bagian yang paling atas dari planet Bumi, dimana diatasnya digunakan oleh manusia sebagai tempat beraktifitas dsb. Adapun dari pengertian dari tanah adalah meliputi mulai pusat tanah sampai lapisan paling atas dari kulit bumi (Pierce, Jhn T, 1981). Sedangkan menurut (Purwowidodo, 1983), lahan adalah suatu lingkunga fisik yang mencangkup iklim, relief tanah, hidrologi, dan
2.2.7.2 Kesesuaian Lahan, Peruntukan, Ketersediaan Lahan dan Penggunaan lahan
Kesesuaian lahan adalah kecocokan lahan tertentu untuk penggunaan lahan tertentu. Sedangkan peruntukan lahan yaitu upaya untuk merencanakan suatu penggunaan lahan pada kawasan tertentu untuk fungsi-fungsi khusus, seperti fungsi perdagangan, perindustrian, dan lain-lain. Ketersediaan lahan merupakan ukuran luas lahan yg tersedia berupa lahan kosong atau cadangan lahan. Penggunaan lahan merupakan setiap bentuk campur tangan manusia terhadap lahan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya baik materiil maupun spiritual (Arsyad, 1989). Penggunaan lahan dapat dikelompokkan menajdi penggunaan lahan pertanian dan non pertanian. Sedangkan menurut Luthfi Rayes (2007) penggunaan lahan secara umum digolongkan menjadi pertanian tadah hujan, pertanian irigasi, padang rumput, kehutanan datau daerah rekreasi. Penggunaan lahan pertaniana dapat dibagi menajdi tegalan, sawah, kebun, hutan, dan lain-lain. Sedangkan penggunaan lahan bukan pertanian dapat dibagi menjadi lahan permukiman, industri, perdagangan dan lain-lain.
2.2.7.3 Permukiman
Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.4 tahun 1992 adalah sebagai suatu kelompok yang memiliki fungsi lingkungan tempat hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Menurut Koestoer (1995) batasan permukiman adalah terkait erat dengan konsep lingkungan hidup dan penataan ruang. Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasaan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan. Parwata (2004) menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu tujuan yang jelas, sehingga memberikan kenyamanan kepada penghuninya. Permukiman (Settlement) merupakan suatu proses seseorang mencapai dan menetap pada suatu daerah (Van der Zee 1986). Kegunaan dari sebuah permukiman adalah Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.4 tahun 1992 adalah sebagai suatu kelompok yang memiliki fungsi lingkungan tempat hunian yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Menurut Koestoer (1995) batasan permukiman adalah terkait erat dengan konsep lingkungan hidup dan penataan ruang. Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan hidup di luar kawasaan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan. Parwata (2004) menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat bermukim manusia yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan suatu tujuan yang jelas, sehingga memberikan kenyamanan kepada penghuninya. Permukiman (Settlement) merupakan suatu proses seseorang mencapai dan menetap pada suatu daerah (Van der Zee 1986). Kegunaan dari sebuah permukiman adalah
2.2.7.4 Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah Suatu lapang yang ditumbuhi berbagai tetumbuhan, pada berbagai strata, mulai dari penutup tanah, semak, perdu dan pohon (tanaman tinggi berkayu); Sebentang lahan terbuka tanpa bangunan yang mempunyai ukuran, bentuk dan batas geografis tertentu dengan status penguasaan apapun, yang didalamnya terdapat tetumbuhan hijau berkayu dan tahunan (perennial woody plants), dengan pepohonan sebagai tumbuhan penciri utama dan tumbuhan lainnya (perdu, semak, rerumputan, dan tumbuhan penutup tanah lainnya), sebagai tumbuhan pelengkap, serta benda-benda lain yang juga sebagai pelengkap dan penunjang fungsi RTH yang bersangkutan (Purnomo Hadi 1995). Selain itu ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam. Sedangkan dalam Pasal 1 Butir 2 Permendagri RTHKP, ruang terbuka hijau kawasan perkotaan yang selanjutnya disingkat RTHKP adalah bagian dari ruang terbuka suatu kawasan perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan tanaman guna mendukung manfaat ekologi, sosial, budaya, ekonomi dan estetika (Pasal 1 Butir