Analisis Proporsi Penduduk Usia Produktif yang Bekerja Di Bidang Industri
4.3.3 Analisis Proporsi Penduduk Usia Produktif yang Bekerja Di Bidang Industri
Proporsi penduduk usia produktif yang bekerja di bidang industri dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan industri kreatif rumah tangga tersebut. Penduduk usia produktif atau juga dapat disebut sebagai tenaga kerja, adalah pelaku utama dalam menjalankan rantai produksi industri kreatif. Perekonomian akan lebih maksimal hasilnya apabila dijalankan oleh penduduk usia produktif (tenaga kerja) yaitu klasifikasi penduduk yang dianggap memiliki kemampuan baik jiwa maupun raga untuk melakukan pekerjaan.
Dari hasil survey yang diperoleh melalui studi dokumen Kecamatan Serengan dalam Angka dan survey primer dengan metode wawancara dan kuesioner, dapat dilihat bahwa baik penduduk maupun pelaku industri Dari hasil survey yang diperoleh melalui studi dokumen Kecamatan Serengan dalam Angka dan survey primer dengan metode wawancara dan kuesioner, dapat dilihat bahwa baik penduduk maupun pelaku industri
Gambar 4.15. Peta Proporsi Penduduk Jumlah Pelaku Industri
Berdasarakan Usia Produkktif
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Gambar 4.16. Grafik Perkembangan Jumlah Penduduk Usia Produktif Dan Non Produktif
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014
Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa penduduk usia produktif selalu mendominasi setiap tahunnya dengan selisih yang cukup banyak. Perkembangan jumlah penduduk berdasar usia produktif selalu mengalami perubahan setiap tahunnya, walaupun tidak terlalu signifikan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar penduduk pada kawasan studi berusia produktif sehingga memasok jumlah tenaga kerja yang cukup banyak. Meskipun industri berskala rumah tangga tidak memerlukan jumlah pekerja yang besar, namun dalam pengembangan industri kreatif tentu harus memperhatikan pasokan tenaga kerja. Penambahan jumlah industri kreatif rumah tangga hanya dapat dilakukan apabila ada pekerja yang mampu dan mau menjalaninya, dengan salah satu syarat adalah berusia produktif. Kawasan studi sudah memiliki hal ini sehingga industri kreatif dapat dikembangkan apabila dilihat dari pasokan tenaga kerja.
Pelaku industri kreatif rumah tangga yang memiliki nilai budaya yang sudah berdiri didominasi oleh penduduk usia produktif, meskipun masih ada pelaku industri yang sudah berusia lanjut (non produktif). Proporsi jumlah pelaku industri berdasarkan usia produktif dapat dilihat dalam diagram sebagai berikut
Non Produktif
Gambar 4.17. Diagram Proporsi Jumlah Pelaku Industri Berdasarkan Usia Produktif
Sumber : Hasil AnalisisTim Stupro Industri Kreatif Rumah Tangga 2014 Dari diagram tersebut dapat dilihat bahwa dua pertiga pelaku industri
berusia produktif, sedangkan masih ada sepertiga yang berusia non produktif. Dominasi usia pelaku industri adalah pada tenaga kerja yang produktif sehingga berusia produktif, sedangkan masih ada sepertiga yang berusia non produktif. Dominasi usia pelaku industri adalah pada tenaga kerja yang produktif sehingga
Penduduk usia produktif ini akan mampu untuk menjalankan keseluruhan proses produksi industri kreatif rumah tangga, mulai dari input bahan baku, proses pengolahan, hingga proses pemasaran kepada konsumen. Tenaga yang dimiliki masih cukup kuat, sedangkan kemampuan untuk manajemen produksi juga masih mampu dijalankan selain masih berpotensi juga untuk mempelajari hal-hal baru yang akan lebih meningkatkan industrinya.
Pelaku industri kawasan studi didominasi oleh usia produktif, sehingga industri kreatif rumah tangga yang berbudaya ini memiliki industri untuk dikembangkan dari segi pekerjanya. Namun masih ada 34% pekerja yang berusia non produktif yaitu berusia lanjut namun masih tetap melakukan usaha perindustrian. Hal tersebut dapat mengakibatkan menurunnya kualitas industri selain membahayakan kesehatan pelaku industri itu sendiri.
Pelaku industri yang berusia non produktif (pada kawasan studi semuanya berusia lanjut), sudah tidak memiliki kekuatan fisik untuk melakukan keseluruhan proses produksi. Namun dari segi pengalaman, pelaku industri usia lanjut ini memiliki lebih banyak pengetahuan dibanding dengan pelaku industri usia produktif.
Baik usia produktif maupun usia non produktif masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Sehingga dapat dilakukan intervensi dengan menggabungkan kekuatan serta menghilangkan kekurangannya. Pelaku industri usia non produktif (usia lanjut) tidak perlu turun langsung ke lapangan, namun cukup memberikan arahan serta berbagi pengalaman yang dimilikinya sejak pertama kali terjun ke dunia perindustrian kreatif. Sedangkan pelaku industri yang berusia produktif harus mau belajar dari pengalaman generasi sebelum mereka sehingga dapat memperkaya ilmu manajemen produksi. Dengan kesinergisan aksi tersebut, diharapkan industri kreatif rumah tangga yang memiliki nilai budaya dapat lebih memaksimalkan potensi yang dimilikinya.