Faktor Eksternal

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan peluang dan kelemahan yang dihadapi oleh petani gurami di Desa Kalikiadng Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas yang akan berpengaruh pula terhadap pengembangan agribisnis ikan gurami. Analisis faktor eksternal dalam penelitian ini meliputi kondisi ekonomi, budaya dan lingkungan, pemerintahan, teknologi, dan persaingan. Analisis matrik EFE terdapat pada tabel 22.

a) Kondisi Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim

berbisnis suatu usaha baik usahatani maupun non tani.Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim usaha yang dijalankannya.buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim agrobisnis. Kondisi Ekonomi membawa pengaruh yang berarti terhadap berbisnis suatu usaha baik usahatani maupun non tani.Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim usaha yang dijalankannya.buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim agrobisnis. Kondisi Ekonomi membawa pengaruh yang berarti terhadap

1) Ancaman : Ø Harga sarana produksi yang semakin meningkat

Keadaan ekonomi yang tidak kondisif akan berpengaruh terhadap semua harga faktor produksi yang dibutuhkan dalam proses produksi budidya ikan gurami. Keuntungan yang biasanya diterima petani gurami dalam setiap panen akan berkurang manakala harga sarana produksi mengalami kenaikan. Seperti halnya kenaikan bahan pakan yang sangat drastis pada beberapa waktu terakhir (150 ribu-157 ribu-162 ribu-170 ribu) yang membuat petani mulai mengurangi jumlah produksi dengan mengurangi jumlah benih yang akan dibudidayakan. Selain itu meningkatnya harga benih gurami yang akan dibudidayakan juga membuat petani kesulitan dalam hal pembelian .Walaupun harga jualnya juga sebanding dengan harga beli namun saat awal petani tidak memiliki banyak modal untuk melakukan pembelian.Pada intinya kenaikan sarana produksi tersebut membuat penerimaan yang diterima petani semakin berkurang.

Ø Kenaikan upah tenaga kerja

Petani ikan gurami dalam proses pembudidayaan tidak hanya melakukannya sendiri tetapi membutuhkan orang lain untuk

yang membutuhkan tenaga lebih unutk melakukannya. Biasanya petani gurami mempekerjakkan orang lain untuk membantu menguras kolam. Upah tenaga kerja disesuaikan dengan standar di sekitar kawasan pembudidayaan ikan gurami di Desa Kalikidang dengan upah per hari sebesar Rp 50.000 sampai dengan Rp 75.000 ditambah dengan biaya makan/snack. kondisi perekonomian yang tidak kondusif sangat mempengaruhi upah tenaga kerja yang diberikan. Dimana upah tenaga kerja akan mempengaruhi tingkat kualitas pekerjaannya. Sehingga dalam menggaji tenaga kerja harus disesuaikan dengan kondisi perekonomian. Hingga saat ini dikarenakan harga-harga yang semakin meningkat membuat upah tenaga kerjapun harus ditingkatkan. Peningkatan biaya tersebut tentunya berpengaruh terhadap pendapatan yang akan diterima oleh petani.

b) Sosial Budaya dan Lingkungan Perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat berdampak

sangat besar terhadap produksi ikan gurami.Ketika masyarakat mulai menyadari kesehatan peningkatan konsumsi kalori dan protein tinggi demi tercapainya nilai gizi yang baik, tuntutan konsumen yang semakin mengedepankan kualitas daripada kuantitas terutama terhadap konsumsi gurami menjadi perhatian petani terhadap keberlangsungan agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang.Selain itu setelah keberjalanannya selama puluhan tahun yang semakin lama semakin berkembang, masyarakat mulai menyadari bahwa budidaya ikan gurami merupakan usahatani yang mampu menghasilkan keuntungan.Sehingga banyak masyarakat sekitar yang tadinya belum mengusahakan gurami ikut terjun dalam kegiatan agribisnis ikan gurami. Di sisi lain melihat perkembangan dari kegiatan budidaya ikan gurami di Desa Kalikidang pula banyak dari pihak pengepul maupun pedagang yang berusaha untuk menjalin kerjasama dengan petani-petani ikan gurami. Kemudian ditambah dengan beberapa sangat besar terhadap produksi ikan gurami.Ketika masyarakat mulai menyadari kesehatan peningkatan konsumsi kalori dan protein tinggi demi tercapainya nilai gizi yang baik, tuntutan konsumen yang semakin mengedepankan kualitas daripada kuantitas terutama terhadap konsumsi gurami menjadi perhatian petani terhadap keberlangsungan agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang.Selain itu setelah keberjalanannya selama puluhan tahun yang semakin lama semakin berkembang, masyarakat mulai menyadari bahwa budidaya ikan gurami merupakan usahatani yang mampu menghasilkan keuntungan.Sehingga banyak masyarakat sekitar yang tadinya belum mengusahakan gurami ikut terjun dalam kegiatan agribisnis ikan gurami. Di sisi lain melihat perkembangan dari kegiatan budidaya ikan gurami di Desa Kalikidang pula banyak dari pihak pengepul maupun pedagang yang berusaha untuk menjalin kerjasama dengan petani-petani ikan gurami. Kemudian ditambah dengan beberapa

berhati-hati dalam menanganinya.Berbagai peluang yang diberikan dari kondisi social budaya dan lingkungan yang ada di Desa Kalikidang yang dapat mendunkung pengembangan agribisnis ikan gurami begitupula dengan ancaman yang ditimbulkannya.

1) Peluang : Ø

Banyak pihak yang mendukung pengembangan agribisnis ikan gurami Pada proses pengembangannya hingga saat ini, kegiatan agribisnis ikan gurami di Kabupaten Banyumas dan di Desa Kalikidang pada khususnya banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Berbagai dukungan datang dari pihak pemerintah dengan mencanangkan daerah Banyumas sebagai daerah minapolitan, kemudian dari lembaga keuangan yang menawarkan berbagai bantuan untuk mengembangkan usahatani budidaya ikan gurami serta masyarakat sekitar yang selalu mendukung untuk mengembangkan wilayahnya agar dapat mewujudkan tujuan dari berbagai dukungan dari pemerintah dan lembaga keuangan. Masyarakatpun banyak yang termotivasi untuk ikut andil dalam kegiatan agribisnis usahatani budidaya gurami di Kabupaten Banyumas.Ditambah dukungan dari pihak pengepul yang memang sudah saling ketergantungan dengan petani gurami.Dukungan dari Banyak pihak yang mendukung pengembangan agribisnis ikan gurami Pada proses pengembangannya hingga saat ini, kegiatan agribisnis ikan gurami di Kabupaten Banyumas dan di Desa Kalikidang pada khususnya banyak mendapat dukungan dari berbagai pihak. Berbagai dukungan datang dari pihak pemerintah dengan mencanangkan daerah Banyumas sebagai daerah minapolitan, kemudian dari lembaga keuangan yang menawarkan berbagai bantuan untuk mengembangkan usahatani budidaya ikan gurami serta masyarakat sekitar yang selalu mendukung untuk mengembangkan wilayahnya agar dapat mewujudkan tujuan dari berbagai dukungan dari pemerintah dan lembaga keuangan. Masyarakatpun banyak yang termotivasi untuk ikut andil dalam kegiatan agribisnis usahatani budidaya gurami di Kabupaten Banyumas.Ditambah dukungan dari pihak pengepul yang memang sudah saling ketergantungan dengan petani gurami.Dukungan dari

Kondisi lingkungan yang aman dan terkendali Budidaya ikan gurami memiliki resiko yang cukup penting yaitu adanya pencurian ikan ketika malam hari, sehingga membutuhkan perhatian khusus dari para petani untuk mewaspadainya. Namun saat ini telah terkoordinasi dengan masyarakat kelompok tani untuk saling menjaga keamanan seperti adanya masyarakat yang dipilih oleh warga untuk bertanggung jawab menjaga keamanan kolam-kolam ikan gurami di Desa Kalikidang ini secara bergiliran. Hingga saat ini belum pernah terdapat kasus pencurian ikan di kolam-kolam seperti yang terjadi di desa lain yang mengusahakan ikan kolam.

Musim penghujan yang mendukung pengembangan ikan gurami Karakteristik ikan gurami adalah tidak tahan dalam suhu yang dingin dan tahan dalam suhu yang hangat.Sehingga pada musim penghujan dimana suhu menjadi hangat sangatlah sesuai dengan karakteristik ikan gurami terlebih Kabupaten Banyumas memiliki

curah hujan yang cukup tinggi (anonim 2 , 2012) yaitu 89 hari hujan pertahun dengan curah hujan rata-rata 2.725 mm. Suhu yang hangat

saat proses pembesaraan/produksi. Oleh karena itu dengan suhu yang sesuai maka proses produksi menjadi optimal dan hasil yang dikeluarkanpun menjadi tinggi. Maka banyak pedagang maupun pengepul yang datang pada musim penghujan karena kapasitas produksi yang dihasilkan lebih tinggi.

2) Ancaman : Ø Kesenjangan social

Kesenjangan sosial terjadi karena adanya beberapa sebab. Untuk kasus petani gurami di Desa Kalikidang sendiri seperti petani Kesenjangan sosial terjadi karena adanya beberapa sebab. Untuk kasus petani gurami di Desa Kalikidang sendiri seperti petani

Ø Adanya komplain dari pelanggan/pengepul/pedagang terkait kondisi ikan gurami Kepercayaan dan kepuasan pelanggan memang harus

diutamakan.Adanya komplain dari pelanggan justru dapat dijadikan sebagai tolok ukur kualitas produk yang telah dihasilkan sehingga perlu ditingkatkan lagi. Komplain tersebut harus ditanggapi dan disikapai dengan baik supaya para pelanggan tidak lari ke tempat lain.Biasanya hal yang terjadi di kegiatan agribisnis ikan gurami adalah adanya ketidaksamaan presepsi dalam hal panen dan pasca panen ikan gurami antara petani dan pengepul/pelanggan/pembeli.Beberapa pembeli mengkomplain karena ditengah jalan ada beberapa ikan yang mati dikarenakan sebelum diangkut ikan gurami diberi makan terlebih dahulu sehingga mengalami kekenyangan dan menyebabkan kematian. Disisi petani sendiri lebih suka memberi makan saat akan panen karena akan menigkatkan jumlah berat dari hasil produksi. Selain kondisi baik buruknya ikan complain Hal ini perlu menjadi bahan evaluasi bagi petani karena pelanggan merupakan sasaran utama yang menentukan kelangsungan hidup sebuah usaha.

Ø Musim kemarau yang menghambat produksi

lingkungan khususnya masalah cuaca atau suhu. Ikan gurami akan bertahan lebih lama apabila suhu di sekitar hangat. Akan tetapi akan sebaliknya bila suhu sekitar dingin. Suhu dingin biasanya terjadi pada musim kemarau dimana pada saat malam hari suhu akan dirasa dingin oleh ikan gurami. Kondisi ini sanagat merugikan petani gurami karena ikan gurami yang sanagat rentan sehingga banyak ditemukan ikan yang sakit baik terdapat luka maupun insang yang berdarah.Pada suhu yang dingin juga banyak ditemukan ikan gurami yang mati khususnya ikan gurami yang baru saja ditebar atau dalam ukuran yang masih kecil.Kondisi tersebut yang menyebabkan kerugian pada petani karena jumlah ikan yang harus dipanen menurun.

Ø Air yang kurang baik

Aliran air pada lokasi pembudidayaan ikan gurami di Desa Kalikidang berasal dari sungai yang dibuat bendungan yang ada daerah sekitar.Sejauh ini aliran air untuk kegiatan budidaya tergolong lancar.Namun terdapat permasalahan saat datangnya musim kemarau. Selain debit aliran air yang tidak terlalu besar juga air yang mengalir sudah tidak terlalu bersih. Air yang mengalir mengandung zat-zat kimia yang berbahaya bagi perkembangan gurami seperti deterjen.Hal ini dikarenakan karena sebelum air sampai pada lokasi budidaya, air tersbut sudah banyak digunakan untuk mencuci pakaian, kendaraan dll.

c) Pemerintahan Pemerintah pusat sebagai suatu lembaga formal memegang peranan

penting dalam membuat kebijakan yang tepat sasaran guna menjaga keberlangsungan hidup masyarakatnya.Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatur dan mengkondisikan suatu hal agar tertata secara sistematis dan tepat guna.Kebijakan pemerintah dapat membatasi atau melarang tindakan masyarakat yang menyimpang.Peran pemerintah penting dalam membuat kebijakan yang tepat sasaran guna menjaga keberlangsungan hidup masyarakatnya.Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatur dan mengkondisikan suatu hal agar tertata secara sistematis dan tepat guna.Kebijakan pemerintah dapat membatasi atau melarang tindakan masyarakat yang menyimpang.Peran pemerintah

Di lapangan peran pemerintah sagatlah diharapkan dalam pengembangan kegiatan agribisnis ikan gurami.Seara umum untuk lingkup perikanan pemerintah telah mencanangkan Kabupaten Banyumas sebagai daerah “minapolitan”.Desa Kalikidang sendiri diberi bantuan dengan program-program bantuan yang ada baik program pengembangan secara fisik maupun secara kelembagaan. Peran pemerintah juga memiliki porsi tersendiri sebagai peluang dalam pengembangan agribisnis ikan gurami

1) Peluang : Ø

Adanya perhatian pemerintah terhadap pengembangan agribisnis ikan gurami (kebijakan dan bantuan) Terjalinnya hubungan baik antara petani ikan gurami di Desa Kalikidang terhadap pemerintah tidak semata-mata hanya satu arah saja.Petani yang berusaha mewujudkan tujuan pemerintah (mencanangkan Kabupaten Banyumas sebagai kawasan minapolitan) dengan mengembangkan usaha budidaya ikan guraminya dan pelaporan secara berkala kepada pemerintah disambut baik dari pihak pemerintah.Pihak pemerintah seringkali menawarkan bantuan berupa program-program seperti program pengadaan benih maupun program perluasan lahan.Selain program bantuan ada juga program berupa latihan “Cara Budidaya Ikan yang Baik” atau disingkat CBIB.Melalui pelatihan ini petani di Desa Kalikidang mendapatkan sertifikat dan memiliki SOP tersendiri dalam membudidayakan ikan gurami. Tidak hanya Adanya perhatian pemerintah terhadap pengembangan agribisnis ikan gurami (kebijakan dan bantuan) Terjalinnya hubungan baik antara petani ikan gurami di Desa Kalikidang terhadap pemerintah tidak semata-mata hanya satu arah saja.Petani yang berusaha mewujudkan tujuan pemerintah (mencanangkan Kabupaten Banyumas sebagai kawasan minapolitan) dengan mengembangkan usaha budidaya ikan guraminya dan pelaporan secara berkala kepada pemerintah disambut baik dari pihak pemerintah.Pihak pemerintah seringkali menawarkan bantuan berupa program-program seperti program pengadaan benih maupun program perluasan lahan.Selain program bantuan ada juga program berupa latihan “Cara Budidaya Ikan yang Baik” atau disingkat CBIB.Melalui pelatihan ini petani di Desa Kalikidang mendapatkan sertifikat dan memiliki SOP tersendiri dalam membudidayakan ikan gurami. Tidak hanya

d) Teknologi Perubahan dan penemuan teknologi mempunyai dampak signifikan

terhadap banyak organisasi.Kekuatan teknologi menggambarkan peluang dan ancaman utama yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan strategi.Kemajuan teknologi dapat menciptakan keunggulan kompetitif yang lebih berdaya guna ketimbang keunggulan yang sudah ada (David, 2004).Usahatani harus membuat strategi yang bisa memanfaatkan teknologi untuk mencapai keunggulan kompetitif yang tahan lama di pasar.

Teknologi yang digunakan pada usahatani ikan gurami secara umum masih sederhana, sehingga akan berpengaruh terhadap produksi dan pemasaran ikan gurami. Cakupan teknologi yang dimaksud adalah teknologi produksi, panen dan pasca panen. Teknologi produksi atau budidaya ikan meliputi pembibitan, pemeliharaan ikan ikan gurami, serta input berupa bibit, pupuk, dan alat-alat perikanan. Teknologi panen meliputi ciri dan umur panen serta cara panen. Sedangkan teknologi pasca panen meliputi penyimpanan, pengangkutan, grading dan lain sebagainya. Tingkat teknologi terjadi pada usaha pengolahan produk yang lebih modern dan menarik perhatian masyarakat.Beberapa teknologi yang digunakan seperti mesin pompa air untuk sanitasi kolam. Beberapa mesin lain seperti mesin pembuat pelet, namun hingga saat ini belum bisa dioptimalkan karena belum memiliki mesin jenzet dengan daya yang sesuai. Sehingga dalam hal ini aspek teknologi menjadi penghambat tersendiri dalam pengembangan agribisnis ikan gurami.

1) Ancaman : Ø Mesin budidaya yang tergolong mahal

Ada berbagai teknologi yang dapat digunakan pada budidaya ikan termasuk dalam budidaya gurami. Teknologi yang digunakan seperti mesin pompa air, jenzet dan mesin pembuat pelet. Hingga saat ini petani ikan gurami di Desa Kalikidang hanya menggunakan mesin pompa air untuk menguras dan mengisi air dalam kolam. Mesin pompa disewa melalui kelompok tani dan petani memakainya secara bergiliran. Penyebab petani tidak mampu untuk membeli mesin pompa atau mesin yang lainnya untuk membantu proses budidaya dikarenakan harga mesin yang sangat tinggi. Oleh karena itu petani harus memakainya secara bergiliran dengan petani yang lain dan menyebabkan proses produksi berjalan lebih ambat dari seharusnya.

e) Persaingan Menurut Umar (2001) menyatakan bahwa aspek persaingan dan

lingkungan eksternal merupakan kondisi di luar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat dikendalikan.Pesaing utama produksi pembesaran ikan gurami di Kabupaten Banyumas dan Desa Kalikidang pada khususnya adalah daerah penghasil lain yaitu daerah Tulung Agung yang memiliki hasil usaha yang cukup besar dengan harga yang lebih murah namun kualitasnya berada di bawah Daerah Banyumas. Namun akhir-akhir ini target pasar yang dituju berbeda sehingga menjadi keuntungan tersendiri bagi petani ikan gurami di Kabupaten Banyumas.Selain dari daerah timur selain Tulung agung ada juga pesaing-pesaing dari Kabupaten Purbalingga dan Kabupaten Banjarnegara dengan skala yang lebih kecil.Melihat dari kondisi yang ada iklim persaingan saat ini menunjukkan berbagai peluang yang dapat diambil oleh petani gurami di Desa Kalikdiang.

1) Peluang :

Rendahnya tingkat persaingan Permintaan pasar yang besar akan ikan gurami konsumsi membuat para

petani gurami berlomba-lomba untuk meningkatkan hasil produksinya. Tidak hanya di daerah Kalikidang saja namun daerah lain baik di dalam Kabupaten Banyumas maupun luar Banyumas berusaha meningkatkan hasil produksinya. Walaupun telah banyak pembudidaya gurami di dalam Kabupaten Banyumas selain di Desa Kalikidang dan pembudidaya gurami di luar Banyumas, itupun masih belum memenuhi permintaan pasar yang ada akan ikan konsumsi. Sehingga hingga saat ini dapat dikatakan tingkat persaingan dalam pemasaran ikan gurami konsumsi masih sangat rendah dikarenakan pasar yang masih terbuka lebar.

Hilangnya pesaing utama Pada tahun 2008 hingga tahun 2009 pesaing utama dalam pemsaran ikan gurami konsumsi bagi petani ikan gurami di Kabupaten Banyumas termasuk di Desa Kalikidang adalah hasil ikan gurami yang berasal dari Tulungagung Jawa Timur. Keunggulan daerah Tulungagung adalah kapasitas produksi yang besar serta harga yang relatif murah sehingga sempat mempengaruhi harga ikan gurami lokal Banyumas (harga jual di daerah timur lebih murah daripada di daerah barat : Banyumas dst dan jawa barat). Namun semenjak target pasar dari pemasaran ikan gurami dari daerah Tulungagung berpindah ke arah daerah timur (dikarenakan harga jual di daerah timur saat ini sama dengan di daerah barat) maka pemasaran yang dilakukan petani ikan gurami di Kabupaten Banyumas menjadi unggulan di daerah pemasarannya.

Permintaan pasar terhadap ikan gurami yang besar Hingga saat ini permintaan akan ikan gurami di pasaran masih sangat besar. Hal tersebut dibuktikan dengan target dan realisasi produksi ikan gurami di Banyumas yang terus meningkat. Pada tahun 2007 produksi gurami mencapai 1.327 ton dan meningkat

menjadi 1.328 ton pada tahun 2008 (Anonim 2 , 2010). Saat ini produksi gurami di Banyumas rata-rata 2.000 ton per tahun. Untuk 2012 target produksi gurami mencapai3.000 ton. Target ini lebih tinggi dibandingkan dengan target 2011 sebanyak 2.500 ton, dengan realisasi 2.525 ton atau 101 persen (Anonim, 2012). Menurut survei di beberapa pengepuldikatakan berapapun hasil produksi ikan gurami yang ada dari berbagai daerahpun belum mampu mencukupi kebutuhan pasar.Sehingga hal tersebut menjadi peluang besar bagi setiap pembudidaya untuk lebih mengoptimalkan produksinya supaya mampu meraup keuntungan yang sebesar-besarnya dengan memanfaatkan peluang yang ada.

Tabel 22. Identifikasi Faktor-faktor Eksternal Pengembangan Budidaya Ikan Gurami di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas

Aspek Eksternal

Peluang(Opportunity)

Ancaman(Threats)

Kondisi ekonomi

1. Harga faktor produksi yang semakin meningkat 2. Kenaikan upah tenaga kerja Aspek

pengembangan agribisnis ikan gurami 2. Kondisi lingkungan yang aman dan terkendali. 3. Musim

pengembangan gurami

1. Kesenjangan sosial 2.Adanya

komplain dari pelanggan/pembeli terkait kondisi ikan gurami

3. Musim kemarau yang menghambat produksi

4. Air yang kurang baik Aspek Pemerintahan

(kebijakan dan bantuan yang diberikan)

Aspek Teknologi

1. Mesin budidaya yang tergolong mahal

Aspek Persaingan

1. Rendahnya tingkat persaingan 2. Hilangnya pesaing utama 3. Permintaan terhadap ikan gurami besar

Sumber: Analisis Data Primer, 2012