Analisis Usahatani Agribisnis Ikan Gurami

2. Analisis Usahatani Agribisnis Ikan Gurami

a. Biaya Usahatani

Biaya yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani dalam budidaya ikan gurami selama satu kali musim panen.Meliputi biaya pembelian sarana produksi, biaya tenaga kerja luar dan lain-lain.Besarnyabiaya yang dikeluarkan dalam budiaya pembesaran ikan gurami di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada Tabel 18.

dalam Budidaya Pembesaran Ikan Gurami selama Satu Musim Penen (4 – 6 bulan)

No

Uraian

Harga (Rp) per 2 kolam

Harga (Rp) per kolam

Prosentase (%)

Saprodi - Benih - Pakan - Obat - Pupuk - Dll Tenaga kerja luar Lain-lain -Sewa Kolam -Transportasi -Sewa Peralatan

Sumber : Analisis data primer, 2012

Pada table 18 total biaya yang dikeluarkan oleh petani gurami dalam kegiatan pembesaran ikan gurami di Desa Kalikidang Kabupaten Banyumas dalam satu musim sebeasr Rp.16.175.819,80 dengan perincian Rp. 15.076.900 (93,2%) untuk pembelian sarana produksi, Rp 256.333,33 (1,59%) untuk upah tenaga kerja luar, dan Rp 842.586,43 (5,2%) untuk biaya lain-lain seperti sewa kolam, transportasi dan sewa peralatan.

Biaya pembelian sarana produksi menempati presentasi yang paling besar yaitu 93,2%. Besarnya pembelian sarana produksi dipengaruhi karena harga benih ikan gurami yang memang cukup tinggi yaitu Rp. 10.291.033,3 (63,61%) ditambah dengan tingginya harga pakan yaitu Rp. 4.588.166,67 (28,36%). Tingginya harga benih dan pakan dinilai paling signifikan dalam pembelian sarana produksi.Hal ini dikarenakan dalam waktu singkat harga kedua faktor produksi tersebut mengalami kenaikan yang sangat pesat.Petani juga mengerluarkan biaya untuk obat-obatan yang bertujuan untuk menanggulangi penyakit serta pupuk untuk menumbuhkan pakan alami.Namun tidak semua petani menerapkan hal tersebut. Rata-rata

Biaya lain-lain menempati presentase kedua yang dikeluarkan oleh petani dengan persentase sebesar 5,2%. Biaya ini meliputi sewa kolam, transportasi, dan sewa peralatan.Sedangkan untuk pajak tanah ditiadakan karena lahan yang ada di Desa Kalikidang rata-rata adalah milik kas desa dan kelompok tani, untuk lahan pribadi hanya sedikit dan sisanya mengelola dengan sistem sewa. Oleh karena itu biaya sewa menjadi biaya yang wajib dibayar dengan nominal sebesar Rp. 762.586,433 (4,71%). Biaya transportasi dan sewa peralatan tidak menjadi dominasi biaya yang harus dikeluarkan karena kebanyakan pengepul sudah datang mengambil ikan dengan membawa alat transportasi dan untuk peralatan dapat meminjam ke kelompok tani walaupun untuk petani lokal harus mengeluarkan biaya sewa peralatan. Biaya yang dikeluarkan untuk transportasi dan sewa peralatan sebesar Rp. 75.000 (0,46%) dan Rp. 5.000 (0,03%).

Biaya tenaga kerja merupakan komponen biaya yang paling sedikit dikeluarkan oleh petani dengan presentase sebesar 256.333,33 (1,58%). Petani gurami menggunakan tenaga kerja luar hanya pada kegiatan sanitasi kolam dan pemanenan yang umumnya hanya membutuhkan dua orang saja.Rata-rata upah tenaga kerja perharinya antara Rp 50.000 hingga Rp 100.000.Disamping itu adapula petani yang tidak mengeluarkan biaya tenaga kerja luar karena dari pihak pengepul sudah membawa tenaga ketika panen dilakukan.

b. Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas diperoleh dari hasil penjualan ikan gurami dengan cara mengalikan jumlah produksi ikan gurami yang dihasilkan dengan harga ikan mas/kg. Rata-rata produksi dan penerimaan total usahatani agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang dapat dilihat pada tabel 19.

Gurami selama satu musim panen (4 – 6 bulan)

No Uraian

Rata-rata

Jumlah Kolam Hasil Produksi (kg) Harga Produksi (Rp) Penerimaan (Rp) Penerimaan per kolam (Rp)

Sumber : Analisis Data Primer

Tabel 19 menunjukkan rata-rata produksi ikan gurami di Desa Kalikidang sebesar 742,17 kg dengan kepengelolaan 2 kolam berukuran rata-rata 250 m 2 . Besarnya penerimaan tergantung pada jumlah produk yang dihasilkan dan harga jual produk.Petani bisa menjual produknya secara langsung kepada pembeli atau pengepul.Harga jual ikan gurami di daerah penelitian relatif stabil yaitu berkisar antara Rp 27.000 hingga Rp. 28.000atau Rp 27.041,67 per kilogram (tabel 19).Pembeli umumnya adalah pedagang pengumpul/pedagang besar.Harga ikan tersebut berdasarkan harga kesepakatan antara petani gurami dengan pengepul yang disesuaikan dengan kondisi saat itu. Rata-rata penerimaan total petani gurami dengan pengelolaan 2 kolam sebesar Rp 20.902.833,3.

c. Pendapatan Usahatani

Setelah mengetahui besarnya biaya usahatani dan penerimaan maka dapat diketahui besarnya pendapatan usahatani dengan mengurangkan penerimaan usahatani dengan biaya usahatani. Penerimaan petani dari usahatani ikan gurami berasal dari hasil penjualan

besar dan siap dikonsumsi..Besarnya rata-rata pendapatanusahatani agribisnis ikan gurami di Desa Kalikidang dapat dilihat pada tabel 20.

satu musim panen (4 – 6 bulan)

No Uraian

Rata-rata

Penerimaan (Rp) Total Biaya (Rp) Pendapatan (Rp) Pendapatan perkolam (Rp)

Sumber :Analisis data primer, 2012

Pendapatan usahatani ikan gurami merupakan selisih antara penerimaan yang diperoleh dari usahatani ikan gurami dengan semua biaya yang benar-benar dikeluarkan dalam usahatani ikan gurami. Besarnya penerimaan petani ikan gurami selama semusim panen adalah Rp 20.902.833,3 dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 16.175.820 sehingga pendapatan yang bisa diterima oleh petani ikan gurami selama satu musim tanam adalah sebesar Rp 4.727.013,567. Sehingga pendapatan perkolam selama satu musim panen (4-6 bulan) sebesar Rp 2.532.328,7 dengan asumsi perbulan Rp 422.054,78. Tentunya semakin banyak petani mengelola atau memiliki banyak kolam semakin banyak pula pendapatan yang diperoleh.