Biografi Pengarang TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “

26 1. Pengarang sebagai tokoh utama. Sering juga posisi yang demikian disebut sudut pandang orang pertama aktif. Disini pengarang menuturkan dirinya sendiri. 2. Pengarang sebagai tokoh bawahan atau sampingan. Disini pengarang ikut melibatkan diri dalam cerita. Akan tetapi ia menceritakan sang tokoh utama. Dalam posisi yang demikian itu sering disebut sudut pandang orang pertama pasif. 3. Pengarang hanya sebagai pengamat yang berada di luar cerita. Disini pengarang menceritakan orang lain dalam segala hal. Dalam novel “Saga no Gabai Baachan”, Yoshichi Shimada bertindak sebagai tokoh sampingan. Ia bertindak sebagai tokoh Akihiro Tokunaga yang tidak lain merupakan dirinya sendiri semasa kecil dan menceritkan tentang kisah neneknya yaitu nenek Osano sebagai tokoh utama dalam novel tersebut.

2.3 Biografi Pengarang

Yoshichi Shimada lahir di Hiroshima tahun 1950, ia terlahir dengan nama Akihiro Tokunaga. Ayahnya meninggal ketika ia kecil karena penyakit yang di derita sang ayah akibat efek radioaktif yang tersisa dari bom atom pada saat Perang Dunia II di Hiroshima. Karena kesibukan sang ibu dan suasana kota Hiroshima yang tidak baik untuk pertumbuhan Akihiro kecil, maka ia pun dititipkan ibunya ke pada nenek nya di sebuah kota kecil bernama Saga. Universitas Sumatera Utara 27 Namun di kota kecil bernama Saga ini, bukan kehidupan yang lebih enak yang didapatinya. Tetapi kehidupan yang lebih miskin daripada kehidupannya ketika tinggal di Hiroshima. Walau hidup dalam kemiskinan, di bawah asuhan dan kasih sayang sang nenek ia menjalani kehidupannya dengan ceria dan selalu optimis akan segala tantangan hidup. Baginya, delapan tahun di Saga tinggal bersama sang nenek membuatnya banyak belajar tentang nilai – nilai kebahagian sejati manusia. Karena walau mereka berdua hidup miskin, tetapi tetap bahagia dan ceria dalam menghadapi kesehariannya. Setelah menyelesaikan sekolah menengah pertamanya di Saga, ia kembali ke Hiroshima untuk tinggal bersama sang ibu dan melanjutkan sekolahnya. Meski tadinya ia bermimpi menjadi pemain baseball profesional, entah bagaimana ia malah melakukan debut sebagai kelompok lawak manzai “BB”, kemudian menjadi salah satu yang terkenal saat manzai booming di tahun 1980. Dalam kehidupannya dewasa ini, Akihiro menikah dan memiliki dua orang anak. Namun walau demikian, ia tetap memegang teguh prinsip – prinsip hidup yang diajarkan nenek Osano semasa ia kecil dulu di Saga. Ia tidak mengenal kata – kata barang bermerek, interior canggih ataupun sajian mewah. Ia tetap hidup dalam kesederhanaan sesuai dengan ajaran sang nenek. Novel “Saga on Gabai Baachan” pertama kali terbit tahun 2001, tujuan awal Akhiro menulis novel ini adalah agar semua orang tahu tentang cara hidup nenek Osano. Di tahun 2003 dalam acara “Tetsuko no Heya” yang sangat terkenal di Asahi TV yang dipandu oleh Tetsuko Kuroyanagi yang juga merupakan penulis novel “Totto – Chan : Gadis Cilik di Jendela”, Akhiro Universitas Sumatera Utara 28 diundang sebagai bintang tamu dan diperkenankan memperkenalkan novel “Saga no Gabai Baachan” ini. Kisah nenek hebat dari Saga ini begitu terkenal di Jepang dan telah diadaptasi menjadi film layar lebar, game dan manga. Dan hingga saat ini Akhiro masih berkarya di dunia pertelevisian, panggung dan sebagainya.

2.4 Sosiologis dan Semiotik dalam Kajian Sastra