21
dahulu semasa ia tinggal dengan sang nenek di sebuah desa bernama Saga dan membandingkan masa itu dengan masa sekarang ini. Kemudian dilanjutkan
dengan mencerikan tentang awal bagaimana ia bisa sampai dititipkan kepada sang nenek oleh ibunya pada usia 8 tahun, cerita terus berlanjut sampai si pengarang
menyelesaikan sekolah menengah pertamanya pada usia 16 tahun dan akhirnya kembali tinggal bersama sang ibu di kota Hiroshima.
2.2.3 Latar Setting
Dalam karya sastra fiksi, latar setting merupakan salah satu elemen pembentuk cerita yang sangat penting. Karena elemen tersebut akan dapat
menentukan situasi umum sebuah karya, Abrams dalam Pratama 2011:22. Kemudian menurut Abrams dalam Pratiwi 2012:21, menyatakan bahwa secara
garis besar, latar dapat dikategorikan dalam tiga bagian, yaitu: 1.
Latar Tempat
Latar tempat mengacu pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan
mungkin berupa tempat dengan nama, inisial atau lokasi tertentu tanpa nama yang jelas.
Dalam novel “Saga no Gabai Baachan” ini, lokasi tempat berlangsungnya cerita adalah sebuah kota kecil bernama Saga yang
terletak di Prefektur Saga di Jepang bagian selatan.
Universitas Sumatera Utara
22
2. Latar Waktu
Latar waktu mengacu kepada saat terjadinya peristiwa atau waktu ketika peristiwa dalam cerita dalam novel tersebut terjadi. Latar waktu
meliputi hari, tanggal, bulan, tahun dan bahkan zaman tertentu yang melatarbelakangi cerita tersebut.
Dalam novel “Saga no Gabai Baachan” ini, latar waktu berlangsungnya cerita adalah tahun 1958 atau tahun ke 33 era Showa
sampai dengan tahun 1966 atau tahun ke 41 era Showa.
3. Latar Sosial
Latar sosial mengacu kepada hal – hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat atau tokoh yang pada satu
tempat yang diceritakan dalam karya fiksi maupun non fiksi. Latar sosial di sini dapat berupa kebiasaan hidup, cara berfikir, pandangan
hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan dan cara bersikap. Latar sosial ini juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan,
misalnya rendah, menengah atau tinggi. Dalam novel “Saga no Gabai Baachan” ini, tokoh utama yaitu
nenek Osano memiliki peran sebagai seorang nenek di rumah dan sebagai seorang petugas bersih – bersih di lingkungan sekolah dan
universitas Saga di kota Saga. Sedangkan di lingkungan rumahnya, nenek Osano memiliki status yang terhormat. Karena nenek Osano
Universitas Sumatera Utara
23
termasuk tokoh yang dituakan dan dihormati di lingkungan tempat tinggalnya.
2.2.4 Penokohan Perwatakan