Gimu Giri Ninjou TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL “

35

b. Gimu

Bangsa Jepang membagi ke dalam kategori yang jelas tentang pembayaran kembali “on”, mana “on” yang jumlahnya dan jangka waktunya pembayarannya tanpa batas, dan mana “on” yang sama secara kuantitatif serta sudah harus dibayar pada kesempatan – kesempatan khusus. “Gimu” adalah pembayaran dan pengembalian tanpa batas utang “on” atau pembayaran kembali yang secara maksimal dari utang “on” yang dianggap masih belum cukup dan tidak ada batas waktu pembayarannya Benedict, 1982:122-125. “Gimu” dibagi menjadi dua kelompok kewajiban yang berbeda. “Gimu” yang merupakan pembayaran kembali “on” kepada orang tua sendiri dan nenek moyang disebut “ko”, sedangkan “gimu” yang merupakan pembayaran kembali “on” kepada Kaisar, hukum, dan negara disebut “chu” Benedict, 1982:122. Selain itu ada juga “gimu” yang disebut “nimmu” yang merupakan kewajiban terhadap pekerjaan seseorang Benedict, 1982:125.

c. Giri

Berdasarkan Encyclopedia Wikipedia 2013 “giri” adalah nilai – nilai budaya Jepang yang dalam bahasa Inggris kurang lebih diartikan sebagai tugas atau kewajiban, atau bahkan beban kewajiban, dengan penekanan pada pengaruh budaya dan kultur Jepang, daripada hanya sekedar arti dari kata tersebut. Sedangkan menurut Benedict 1982:141, “giri” adalah suatu kewajiban untuk mengembalikan atau membalas semua pemberian yang telah diterima Universitas Sumatera Utara 36 dengan nilai yang sama harganya dari apa yang telah diterima sebelumnya. Hubungan antara kedua belah pihak tersebut pun tidak hanya berlaku di antara mereka yang memiliki hubungan khusus, tetapi juga antara teman ataupun kolega dan relasi. “Giri” memiliki dua pembagian yang jelas, yang oleh Benedict 1982:141 dinamakan “giri kepada dunia” dan “giri kepada nama sendiri”. “Giri kepada dunia” adalah kewajiban seseorang untuk membayar “on” kepada sesamanya, sedangkan “giri kepada nama sendiri” adalah kewajiban untuk tetap menjaga kebersihan nama serta reputasi seseorang dari noda fitnah Benedict, 1982:141.

d. Ninjou

Menurut Befu dalam Setiawan 2009:2 “ninjou” terdiri dari dua karakter kanji, yaitu “nin” yang memiliki arti orang atau manusia, dan, “jou” yang memiliki arti emosi, perasaan hati, cinta kasih, simpati, ketulusan. Dalam penggunaannya kata ”ninjou” merujuk kepada kecenderungan perasaan peri kemanusiaan, kebaikan hati, dan keinginan – keinginan yang bersifat alamiah. Sedangkan “ninjou” menurut kamus besar Kojien dalam Setiawan 2009:21 didefinisikan sebagai kebaikan hati, tenggang rasa, kasih sayang, getaran alami hati manusia. Pada awalnya istilah “ninjou” berasal dari kata “nasake” yang berarti kasih sayang. “Ninjou” adalah perasaan kasih sayang manusia yang dicurahkan kepada sesamanya. Perasaan ini adalah perasaan yang murni dari hati yang paling dalam dan dipunyai oleh setiap umat manusia di dunia ini. “Ninjou” dilakukan oleh seseorang terutama bila ia Universitas Sumatera Utara 37 melihat orang lain sedang dalam kesulitan dan membutuhkan pertolongan, Doi dalam Setiawan 2009:21. “Ninjou” berhubungan erat dengan “giri”. Dalam kehidupan masyarakat Jepang, “ninjou” bertugas sebagai rasa ikhlas dalam membalas “giri” yang telah diterima dari orang lain. “Giri” mewakili rasa terbeban atas kewajiban seorang untuk membalas kebaikan yang telah ia terima dari orang lain. Menurut Minamoto dalam Setiawan 2009:21 menyatakan “ninjou” adalah keinginan atau ambisi manusia dan perasaan emosi yang bekerja secara alami, yang mempengaruhi kepribadian manusia di dunia.

e. Haji