Semiotik dalam Sosiologis dan Semiotik dalam Kajian Sastra

32 Tujuan dari pendekatan sosiologi sastra ini adalah untuk mendapat gambaran yang lengkap, utuh serta menyeluruh tentang hubungan timbal balik sastrawan, karya sastra dan masyarakat. Pada penelitian ini, karya sastra digunakan sebagai cerminan kehidupan masyarakat dengan berbagai masalah sosial yang dihadapi oleh tokoh utama dalam novel “Saga no Gabai Baachan” karya Yoshichi Shimada khususnya tentang kehidupan masyarakat Jepang pada masa awal setelah Perang Dunia II.

2.4.2 Semiotik dalam

Kajian Sastra Media sastra adalah bahasa. Menurut Saussure dalam Pratiwi 2012:30, bahasa adalah sistem tanda. Tanda sebagai kesatuan dari dua bidang yang tidak dapat dipisahkan, seperti halnya selembar kertas. Dimana ada tanda di sana ada sistem. Artinya, sebuah tanda berwujud kata atau gambar mempunyai dua aspek yaitu yang ditangkap oleh indera kita yang disebut signifier penanda dan bentuk atau aspek lainnya yang disebut signified petanda. Aspek kedua terkandung di dalam aspek pertama. Jadi petanda merupakan konsep atau apa yang dipresentasikan oleh aspek pertama. Pradopo dalam Pratiwi 2011:1 menjelaskan, tanda itu tidak hanya satu macam saja, tetapi ada beberapa berdasarkan hubungannya antara penanda dan petandanya. Jenis-jenis tanda yang utama adalah ikon, indeks dan simbol. Ikon adalah tanda yang menunjukkan adanya hubungan yang bersifat alamiah antara penanda dan petandanya. Hubungan itu adalah hubungan persamaan, misalnya gambar kuda sebagai penanda yang menandai hewan kuda petanda sebagai Universitas Sumatera Utara 33 artinya. Indeks adalah tanda yang menunjukkan hubungan kausal sebab-akibat antara penanda dan petandanya, misalnya asap menandai adanya api. Simbol adalah tanda yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan alamiah antara penanda dengan petandanya, hugungan bersifat arbitrer semau-maunya. Arti tanda itu ditentukan oleh konvensi. Misalnya kata “ibu” adalah simbol, artinya ditentukan oleh konvensi masyarakat pengguna bahasa Indonesia. Inggris menyebutnya “mother”, Perancis menyebutnya “la mere”, dan sebagainya. Adanya bermacam-macam tanda untuk satu arti itu menunjukkan “kesemena- menaan” tersebut. Dalam bahasa, tanda yang paling banyak digunakan adalah simbol. Dengan demikian, uraian tentang kajian semiotik yang berupa notasi simbol-simbol kemudian coba dijelaskan apa fungsi dan maknanya. Dalam hal ini, kajian semiotik ini akan dipergunakan oleh penulis untuk dapat menjelaskan makna yang terkandung dalam teks-teks pada novel “Saga no Gabai Baachan”.

2.5 Nilai – Nilai Budaya Luhur Menurut Pandangan Masyarakat Jepang