Tema Alur Plot Unsur Intrinsik Novel “

18 permasalahan yang timbul di sekelillingnya baik dari cucunya Akihiro Tokunaga maupun dari lingkungan sekitar tempat tinggalnya dengan kecerdikan dan segala ide – ide cemerlangnya. Kemiskinan membuat nenek Osano menjadi seorang pekerja keras, bahkan di usianya yang sudah tua dan dengan ide – ide cemerlangnya ia membuat kehidupannya menjadi mudah namun tetap terhormat di mata orang – orang di sekitarnya.

2.2 Unsur Intrinsik Novel “

Saga No Gabai Baachan” Sebuah karya sastra seperti novel, pada dasarnya dibagun atas unsur – unsur berupa tema, alur plot, setting latar, penokohan perwatakan dan sudut pandang pusat pengisahan. Struktur formal novel ini dapat di sebut sebagai element atau unsur – unsur yang dapat menentukan situasi umum dalam sebuah novel. Unsur – unsur struktur formal novel ini lah yang menjadi fokus untuk di telaah dalam bagian ini, berikut adalah telaah umum terhadap unsur – unsur struktur formal dalam novel “Saga No Gabai Baachan”.

2.2.1 Tema

Tema berasal dari bahasa latin yang berarti “tempat meletakkan suatu perangkat”, Aminuddin dalam Keliat 2012:14. Dikatakan demikian karena tema adalah ide yang mendasari suatu cerita, sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam memaparkan karya yang diciptakannya. Sementara itu pendapat lain mengatakan bahwa tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi penciptaan karya sastra, Fananie dalam Pratama 2011:20. Universitas Sumatera Utara 19 Sastra merupakan cerminan kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra sangatlah beragam. Tema dapat berupa segala hal berkaitan dengan permasalahan kehidupan, seperti moral, etika, agama, sosial budaya, tradisi dan teknologi. Namun, tema juga bisa berupa pandangan pengarang, ide atau keinginan pengarang dalam menyikapi persoalan yang muncul. Berdasarkan pengertian tema yang sudah dijelaskan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tema dari novel “Saga no Gabai Baachan” adalah tentang perjuangan seorang nenek dalam membesarkan seorang cucu yang dititipkan kepadanya dalam kondisi ekonomi mereka yang serba kekurangan namun dengan kerja keras dan ide cemerlang sang nenek, mereka dapat menjalani kehidupan dengan penuh kegembiraan tanpa mengharap belas kasihan dari orang lain.

2.2.2 Alur Plot

Alur atau plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan peristiwa yang lain, Stanton dalam Pratama 2011:20. Alur atau plot adalah suatu struktur yang merupakan rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai penghubung antar bagian – bagian dalam keseluruhan pada sebuah karya sastra fiksi. Menurut susunan urutan waktunya, maka alur dibagi dua jenis, yaitu alur maju dan alur mundur. Alur maju adalah alur yang susunan waktunya bergerak maju seiring munculnya peristiwa serta permasalahan dalam cerita dan diakhiri Universitas Sumatera Utara 20 dengan suatu peristiwa puncak serta penyelesaian di akhir cerita. Sedangkan alur mundur adalah alur yang susunannya dimulai dari suatu peristiwa dimana peristiwa tersebut merupakan bagian dari peristiwa puncak atau peristiwa di akhir cerita yang kemudian jalan cerita tersebut kembali ke suatu peristiwa yang menyebabkan terjadinya peristiwa puncak atau akhir cerita tersebut. Sedangkan menurut Aminuddin dalam Pratama 2011:21, alur cerita prosa fiksi pada umunya disusun berdasarkan urutan berikut: 1. Perkenalan Pada bagian ini pengarang menggambarkan sitauasi dan memperkenalkan tokoh – tokohnya. 2. Pertikaian Pada bagian ini pengarang mulai memunculkan pertikaian yang dialami para tokoh. 3. Perumitan Pada bagian ini pertikaian para tokoh semakin menghebat. 4. Klimaks Pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul. 5. Peleraian Pada bagian ini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan. Adapun alur atau plot yang terdapat pada novel “Saga no Gabai Baachan” ini adalah alur mundur, dikarenakan novel ini bercerita tentang masa kecil sang pengarang yaitu Yoshichi Shimada ketika ia dititipkan ibunya pada neneknya. Cerita pada novel ini dimulai ketika sang pengarang teringat akan masa kecilnya Universitas Sumatera Utara 21 dahulu semasa ia tinggal dengan sang nenek di sebuah desa bernama Saga dan membandingkan masa itu dengan masa sekarang ini. Kemudian dilanjutkan dengan mencerikan tentang awal bagaimana ia bisa sampai dititipkan kepada sang nenek oleh ibunya pada usia 8 tahun, cerita terus berlanjut sampai si pengarang menyelesaikan sekolah menengah pertamanya pada usia 16 tahun dan akhirnya kembali tinggal bersama sang ibu di kota Hiroshima.

2.2.3 Latar Setting