Undang – undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

61 “Setiap anak berhak untuk memperoleh perlindungan dari kegiatan eksploitasi ekonomi dan setiap pekerjaan yang membahayakan dirinya, sehingga dapat menggangu pendidikan, kesehatan fisik, moral, kehidupan sosial, dan mental spiritualnya”.

4. Undang – undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak

Negara kesatuan republik Indonesia menjamin kesejahteraan tiap – tiap warga negaranya termasuk perlindungan terhadap hak anak yag merupakan hak asasi manusia, dan anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya melekat harkat martabat sebagai manusia seutuhnya, ini adalah bagian dari pembukaan UU Nomor 23 tentang Perlindungan Anak telah disahkan pada tanggal 22 Oktober tahun 2002. Pembentukan undang – undang ini didasarkan atas pertimbangan bahwa anak adalah tunas, potensi, dan generasi muda penerus cita – cita perjuangan bangsa, memiliki peran strategis dan mempunyai ciri – ciri dan sifat khusu yang menjamin kelangsungan eksistensi bangsa dan negara pada masa depan. Adapun beberapa pasal yang ada didalam Undang – undang 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak : a. Pasal 1 ayat 2 : Segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak – haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari perlakuan ; 1 Diskriminasi 2 Eksploitasi, baik ekonomi maupun seksual 3 Penelantaran 4 Kekejaman, kekerasan dan penganiayaan 5 Ketidakadilan 6 Perlakuan salah lainnya. b. Pasal 1 ayat 15 : “Anak diberikan perlindungan khusus adalah perlindungan yang diberikan kepada anak dalam situasi darurat, anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak yang menjadi korban penyalahgunaan narkotika, alkohol, dan zat adiktif lainnya, anak korban menyandang cacat dan korban perlakuan salah dan penelantaran”. Universitas Sumatera Utara 62 c. Pasal 59 : “Pemerintah dan lembaga lainnya berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memberikan perlindungan khusus kepada anak dalam situasi darurat anak yang berhadapan dengan hukum, anak dari kelompok minoritas dan terisolasi, anak tereksploitasi secara ekonomi dan seksual, anak yang diperdagangkan, anak menjadi korban penyalahgunaan narkotika. Alkohol, dan adiktif lainnya. Anak korban kekerasan fisik dan atau mental anak yang menyandang cacat, dan anak korban perlakuan salah dan terlantar”. d. Pasal 66 ayat 1 : “Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 merupakan kewajiban pemerintah dan masyarakat”. e. Pasal 66 ayat 2 : “Perlindungan khusus bagi anak yang dieksploitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan melalui : 1 Penyebarluasan danatau sosialisasi ketentuan peraturan perundang – undangan yang berkaitan dengan perlindungan anak yang dieksploitasi secara ekonomi danatau seksual. 2 Pematauan, pelaporan dan pemberian sanksi, dan 3 Keterlibatan berbagai instansi pemerintah, perusahaan, serikat pekerja, lembaga swadaya masyarakat, dalam penghapusan eksploitasi terhadap anak secara ekonomi danatau seksual”. f. Pasal 66 ayat 3 : “Setiap orang dilarang menempatkan, membiarkan, menyuruh melakukan, atau turut serta melakukan eksploitasi terhadap anak sebagaimana dimaksud dalam ayat 1”.

5. Konvensi Hak Anak