Pengertian Perdagangan Orang Tinjauan Kepustakaan

27 “suatu perilaku manusia yang pada suatu saat tertentu telah ditolak didalam sesuatu pergaulan hidup tertentu dan dianggap sebagai perilaku yang harus ditiadakan oleh hukum pidana dengan menggunakan sarana – sarana yang bersifat memaksa yang terdapat didalamnya”. Namun menurut Van Hamel telah merumuskan “strafbaar feit” itu sebagai berikut : 42 “suatu serangan atau suatu ancaman terhadap hak – hak orang lain”. Berdasarkan beberapa pendapat para sarjana yang ada di atas, penulis berpendapat bahwa tindak pidana tersebut adalah suatu perbuatan yang memiliki sifat melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang baik sengaja maupun tidak sengaja yang harus diberikan sanksi terhadap pelanggarnya. Berdasarkan pengertian – pengertian yang terdapat di atas, penulis dapat mengambil suatu pemikiran bahwa tindak pidana yang dilakukan seseorang akan membawa akibat hukum kepadanya yaitu berupa suatu penjatuhan hukuman pidana. Penjatuhan hukuman yang dijatuhkan oleh hakim tersebut merupakan suatu proses pemidanaan. Adapun suatu pemidanaan yang dilakukan kepada seseorang memiliki tujuan untuk memberikan suatu penderitaan kepada seorang pelaku tindak pidana.

3. Pengertian Perdagangan Orang

Dengan diberlakukannya Undang – undang nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang rumusan mengenai perdagangan orang Human Trafficking yang terdapat dalam Undang – undang ini menjadi rujukan utama, yakni seperti yang terdapat dalam pasal 1 angka 1 mengatakan bahwa : “perdagangan orang adalah tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat, sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut, baik yang dilakukan di dalam negara maupun antar negara, untuk tujuan eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi “ 41 P.A.F Lamintang, Op.Cit., hal 182. 42 Ibid. Universitas Sumatera Utara 28 Berdasarkan Protokol Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Mencegah, Memberantas dan Menghukum Perdagangan Manusia, khususnya Perempuan dan Anak 2000, suplemen Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Melawan Organisasi Kejahatan Lintas Batas, memasukkan definisi perdagangan manusia sebagai berikut, Perdagangan Manusia adalah perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang, dengan ancaman atau penggunaan kekerasan atau bentuk-bentuk lain dari pemaksaan, penculikan, penipuan, kebohongan, atau penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan atau memberi atau menerima pembayaran atau memperoleh keuntungan agar dapat memperoleh persetujuan dari seseorang yang berkuasa atas orang lain, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi termasuk pelayanan paksa, perbudakan atau praktek - praktek serupa perbudakan, perhambaan atau pengambilan organ tubuh”. Sedangkan resolusi majelis umum PBB nomor 49166 mendefenisikan istilah perdagangan orang atau trafficking adalah : “Trafficking is the illicit and clandestine movement of persons across national and international borders, largely from developing countries and some countries and some countries with economies in transition, with the end goal of forcing women and girl children into sexually or economically oppresive and exploitative situations for the profit of recruiters, traffickers, and crime syndicates, as well as other illegal activities related to trafficking, such as forced domestic Labour, false marriages, clandestine employment and false adoption“. Perdagangan orang adalah suatu perkumpulan gelap oleh beberapa orang lintas nasional dan perbatasan internasional, sebagian besar berasal dari negara – negara berkembang dengan perubahan ekonominya, dengan tujuan akhir memaksa wanita dan anak – anak perempuan bekerja di bidang seksual dan penindasan ekonomis dan dalam keadaan eksploitasi untuk kepentingan agen, penyalur dan sindikat kejahatan, sebagaimana kegiatan illegal lainnya yang berhubungan dengan perdagangan seperti pembantu rumah tangga, perkawinan palsu, pekerjaan gelap dan adopsi . Pengertian di atas tidak menekankan pada perekrutan dan pengiriman yang menentukan suatu perbuatan tersebut adalah tindak pidana perdagangan orang, tetapi juga kondisi eksploitatif terkait ke dalam mana orang diperdagangkan. Dari pengertian di tersebut ada tiga unsur yang berbeda yang saling berkaitan satu sama lainnya, yaitu : a. Tindakan atau perbuatan yang dilakukan, yaitu perekrutan, pengiriman, pemindahan, penampungan atau penerimaan seseorang; b. Cara, menggunakan ancaman atau penggunaan kekerasan, atau bentuk – bentuk paksaan lainnya, penculikan, tipu daya, penipuan, penyalahgunaan Universitas Sumatera Utara 29 kekuasaan atau kedudukan rentan atau pemberian atau penerimaan pembayaran atau keuntungan untuk memperoleh persetujuan dari orang – orang; c. Tujuan atau maksud, untuk tujuan eksploitasi. Eksploitasi mencakup setidak – tidaknya eksplotiasi pelacuran dari orang lain atau bentuk – bentuk eksploitasi seksuan lainnya, kerja paksa, perbudakan, penghambaan dan pengambilan organ tubuh. Sedangkan menurut Peraturan Daerah Sumatera Utara Nomor 6 Tahun 2004 Pasal 1 huruf o menyebutkan, bahwa ; “perdagangan Trafficking Perempuan dan anak adalah tindak pidana atau perbuatan yang memenuhi salah satu atau lebih unsur-unsur perekrutan, pengiriman, penyerahterimaan, perempuan atau anak dengan menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan, penipuan, penculikan, penyekapan, penyalahgunaan kekuasaan, pemanfaatan posisi kerentanan, atau penjeratan hutang untuk tujuan dan atau berakibat mengeksploitasi perempuan dan anak”

F. Metode Penelitian