1.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana hubungan antara
komunikasi penyuluhan yang dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB terhadap tingkat adopsi KB masyarakat di Desa Nagasaribu 1
Kec. Lintong Nihuta Kab. Humbang Hasundutan”
1.3. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari ruang lingkup yang terlalu luas yang dapat mengaburkan penelitian, maka ditetapkan batasan masalah sebagai berikut:
1. Penelitian terbatas pada kegiatan yang dilakukan oleh Petugas Lapangan
Keluarga Berencana PLKB Kec. Lintong Nihuta. 2.
Kegiatan dimaksudkan dalam penelitian ini adalah “penyuluhan tentang program keluarga berencana di Desa Nagasaribu 1 Kecamatan Lintong
Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. 3.
Obyek Penelitian adalah Pasangan Usia Subur PUS di Desa Nagasaribu 1 yang tidak terdaftar sebagai akseptor KB termasuk PUS yang ikut dalam
acara penyuluhan tentang Program Keluarga Berencana pada tanggal 7 September 2010.
4. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Febuari 2011sampai selesai.
Universitas Sumatera Utara
1.4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.4.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pelaksanaan komunikasi penyuluhan Program
Keluarga Berencana yang dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB Kecamatan Lintong Nihuta.
b. Untuk mengetahui tingkat adopsi KB masyarakat di Desa Nagasaribu
1 Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan. c.
Untuk mengetahui hubungan antara kegiatan penyuluhan tentang program keluarga berencana terhadap tingkat adopsi KB pada
masyarakat Desa Nagasaribu 1 Kecamatan Lintong Nihuta Kabupaten Humbang Hasundutan.
1.4.2. Manfaat Penelitian
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah penelitian di Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU khususnya mengenai komunikasi penyuluhan.
b. Secara praktis, hasil Penelitian ini diharapkan mampu menjadi
sumbangan pikiran dan kontribusi kepada Petugas Lapangan Keluarga Berencana PLKB atau pihak-pihak yang memberikan
perhatian terhadap pengetahuan yang berhubungan dengan Komunikasi Penyuluhan.
Universitas Sumatera Utara
c. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan
dan menambah pengetahuan peneliti mengenai ilmu komunikasi khususnya komunikasi penyuluhan.
1.5. KERANGKA TEORI
Teori menurut Kerlinger merupakan himpunan konstruk konsep, defenisi dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan
menjabarkan relasi dimana variabel untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut Rakhmat, 2004:6.
Setiap penelitian memerlukan teori sebagai landasan kerangka berpikir untuk mendukung pemecahan suatu masalah secara sistematis. Untuk itu perlu
disususn kerangka teori yang akan memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan dibahas Nawawi,
1995:40. Dengan adanya kerangka teori, peneliti akan memiliki landasan dalam menemukan tujuan arah penelitiannya. Adapun teori-teori yang dianggap relevan
dalam penelitian ini adalah : Komunikasi dan Komunikasi Penyuluhan, Penyuluh sebagai Agen Perubahan, Teori Difusi Inovasi, Program Keluarga Berencana.
1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Penyuluhan a. Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin communis yang berarti “sama”, communico, communication, atau
communicare yang berarti “membuat sama” to make common. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara
sama Mulyana, 2005:41.
Universitas Sumatera Utara
Everett M. Rogers mendefenisikan komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu penerima atau lebih, dengan maksud
untuk mengubah tingkah laku mereka Cangara, 2006:19. Wilbur Schramm dalam Effendy, 1992:32-33 dalam karyanya “How
Communication Works” mengatakan the condition of success in communication diringkas sebagai berikut:
a Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat menarik perhatian sasaran yang dimaksud. b
Pesan harus menggunakan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga
sama-sama dapat dimengerti.
c Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak komunikan, dan
menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tersebut. d
Pesan harus menyarankan suatu cara untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok tempat komunikan berada pada
saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki.
b. Komunikasi Penyuluhan
Pada hakikatnya penyuluhan adalah suatu kegiatan komunikasi. Proses yang dialami mereka yang disuluh sejak mengetahui, memahami, meminati, dan
kemudian menerapkannya dalam kehidupan yang nyata adalah suatu proses komunikator yang baik untuk tercapainya hasil penyuluhan yang baik. Seperti
mana suatu komunikasi baru berhasil bila kedua belah pihak sama-sama siap untuk itu, demikian pula dengan penyuluhan, suatu perencanaan yang matang dan
bukan dilakukan secara asal-asalan saja. Persiapan dan perencanaan inilah yang hendak dipenuhi dengan menyusun lebih dahulu suatu desain komunikasi
penyuluhan. Penyuluhan merupakan proses komunikasi sebab, pengertian komunikasi
itu sendiri adalah sebuah proses dimana seseorang individu komunikator menyampaikan lambang-lambang tertentu, biasanya berbentuk verbal untuk
mempengaruhi tingkah laku komunikan. Dengan demikian, dalam proses
Universitas Sumatera Utara
penyuluhan, banyak faktor yang mesti diperhatiakn oleh penyuluh. Seorang penyuluh harus terampil mengolah media pendukung. Media komunikasi yang
mutlak digunakan dalam kegiatan penyuluhan adalah: media massa, baik cetak maupun elektronik, pendekatan dalam bentuk komunikasi kelompok, dan
komunikasi antar pribadi Nasution, 1990:10. Melihat bentuk dan tujuannya, maka penyuluhan merupakan wujud
konkrit dari apa yang sekarang dikenal dengan sebutan komunikasi serbaguna. Suatu bidang yang berkembang pesat sejak penghujung dekade 60-an. Dalam arti
luas, komunikasi pembangunan meliputi peran dan fungsi komunikasi sebagai suatu aktivitas penukaran pesan secara timbal balik antar semua pihak yang
terlibat dalam usaha pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemerintah, sejak dari proses perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian
terhadap hasil pencapaian penyuluhan. Sedangakan dalam arti sempit, komunikasi penyuluhan yang berasal dari pihak yang memprakarsai dan ditujukan dapat
memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang disampaikan tersebut Nasution, 1990:10.
Dalam melekukan penyuluhan, faktor penyampaian hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting. Karena itu, penyuluhan menuntut
dipersiapkannya lebih dahulu suatu desain, yang secara terperinci dan spesifik menggambarkan hal-hal pokok berikut ini:
1 Masalah yang dihadapi
2 Siapa yang akan disuluh
3 Apa tujuan objectivities yang hendak dicapai dari setiap kegiatan
penyuluhan. 4
Pengembangan pesan 5
Metode atau saluran yang digunakan 6
Sistem evaluasi “telah terpasang” atau “built-in” di dalam rencana keseluruhan kegiatan dimaksud Nasution, 1990:10.
Universitas Sumatera Utara
Komunikasi penyuluhan lebih tepat dimasukkan ke dalam kelompok definisi secara paradimatis, karena proses komunikasi dalam penyuluhan selalu
dikaitkan dengan tujuan untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, pengetahuan dan keterampilan sasaran komunikasi, baik secara langsung atau
tidak langsung sehingga sasaran komunikasi akan berubah menuju kearah lebih baik dengan cara mengikuti saran, gagasan, atau inovasi yang diajarkan Setiana,
2005:18 Berikut adalah faktor pendukung efektivitas penyuluhan Setiana, 2005:48-
56:
a. Metode Penyuluhan, berdasarkan pendekatan sasaran metode ini dibagi atas tiga yakni: