Tujuan Keluarga Berencana Sasaran program KB

waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri serta menentukan jumlah anak dalam keluarga Suratun, 2008. Keluarga berencana menurut Undang-Undang no 52 tahun 2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan PUP, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera Arum, 2008:28. Program Keluarga berencana adalah salah satu program untuk meningkatkan kualitas penduduk, mutu sumberdaya manusia, kesehatan dan kesejahteraan sosial, yang dilaksanakan melalui pengaturan kelahiran, pendewasaan usia perkawinan, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga. Hal ini sesuai dengan motto dari KB yaitu “Ayo Ikut KB, Dua Anak Lebih Baik”. Sejalan dengan arah kebijakan tersebut, tujuan pembangunan program KB nasional di masa mendatang adalah meningkatkan kualitas program KB untuk memenuhi hak – hak reproduksi, kesehatan reproduksi, pemberdayaan keluarga, pengentasan pendudukkeluarga miskin, peningkatan kesejahteraan anak, pemberdayaan perempuan, dan pengendalian kelahiran guna mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera dalam rangka menciptakan Keluarga Berkualitas BKKBN, 2000:1.

II.4.2. Tujuan Keluarga Berencana

Gerakan KB dan pelayanan kontrasepsi memiliki tujuan: a Tujuan demografis yaitu mencegah terjadinya ledakan penduduk dengan menekan laju pertumbuhan penduduk LLP dan hal ini tentunya akan diikuti dengan menurunnya angka kelahiran atau TFR Total Fertility Universitas Sumatera Utara Rate dari 2,87 menjadi 2,69 per wanita. Pertambahan penduduk yang tidak terkendalikan akan mengakibatkan kesengsaraan dan menurunkan sumber daya alam serta banyaknya kerusakan yang ditimbulkan dan kesenjangan penyediaan bahan pangan dibandingkan jumlah penduduk. Hal ini diperkuat dengan teori Malthus 1766-1834 yang menyatakan bahwa pertumbuhan manusia cenderung mengikuti deret ukur, sedangkan pertumbuhan bahan pangan mengikuti deret hitung. b Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup. c Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan, hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia. d Married Conseling atau nasehat perkawinan bagi remaja atau pasangan yang akan menikah dengan harapan bahwa pasangan akan mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas. e Tujuan akhir KB adalah tercapainya NKKBS Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera dan membentuk keluarga berkualitas, keluarga berkualitas artinya suatu keluarga yang harmonis, sehat, tercukupi sandang, pangan, papan, pendidikan dan produktif dari segi ekonomi Arum, dkk, 2008:29. Universitas Sumatera Utara

II.4.3. Sasaran program KB

a Sasaran Langsung Pasangan usia subur yaitu pasangan yang wanitanya berusia antara 15 - 49 tahun, Karena kelompok ini merupakan pasangan yang aktif melakukan hubungan seksual dan setiap kegiatan seksual dapat mengakibatkan kehamilan. PUS diharapkan secara bertahap menjadi peserta KB yang aktif lestari sehingga memberi efek langsung penurunan fertilisasi Suratun, 2008. b Sasaran Tidak Langsung 1. Kelompok remaja usia 15 - 19 tahun, remaja ini memang bukan merupakan target untuk menggunakan alat kontrasepsi secara langsung tetapi merupakan kelompok yang beresiko untuk melakukan hubungan seksual akibat telah berfungsinya alat-alat reproduksinya. Sehingga program KB disini lebih berupaya promotif dan preventif untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan serta kejadian aborsi. 2. Organisasi-organisasi, lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi- instansi pemerintah maupun swasta, tokoh-tokoh masyarakat alim ulama, wanita, dan pemuda, yang diharapkan dapat memberikan dukungannya dalam pelembagaan NKKBS Hartanto, 2004. 3. Sasaran wilayah dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi Prawirohardjo, 2005 A. Universitas Sumatera Utara

II.4.4. Akseptor Keluarga Berencana a Pengertian

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Hubungan Tingkat Kosmopolitan Dengan Tingkat Adopsi Terhadap Sistem Pertanian Terpadu (Sistem Integrasi Padi-Ternak) Di Kabupaten Serdang Bedagai (Studi kasus : Desa Lubuk Bayas Kecamatan Perbaungan)

0 51 89

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Budidaya Ikan Kerambah Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Dan Pendapatan Usaha Tani Kabupaten Toba Samosir (Kecamatan Simanindo Desa Simairiudo Sangkal)

1 30 89

Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Adopsi Inovasi (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Penyuluhan Pembuatan Bokashi oleh PT.Toba Pulp Lestari,Tbk. Terhadap Tingkat Adopsi Inovasi pada Masyarakat di Kecamatan Parmaksian Kabupaten Toba Samosir)

3 49 138

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca Sapientum L) Dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang).

4 57 108

Komunikasi Penyuluhan dan Tingkat Penerimaan Petani Terhadap Informasi Teknologi Pertanian (Studi Korelasional Kepada Petani Di Kecamatan Tanjung Pura Kabupaten Langkat)

5 78 130

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Tingkat Adopsi Inovasi KB Pria di Kalangan Prajurit Wilayah Medan Tahun 2007

0 58 125

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Penggunaan Pupuk Sesuai Dosis Anjuran Pada Usaha Tani Padi Sawah (Studi kasus: Desa Sidoarjo Dua Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 55 82

Pengumuman Balai Penyuluhan KB

0 0 1