a. Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal adalah analisis yang dilakukan dengan membagi variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan persentase setiap
kategori Singarimbun, 1995: 266.
b. Analisis Tabel Silang
Merupakan salah satu teknik yang dipergunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan yang lainnya. Sehingga
dapat diketahui apakah variabel tersebut bernilai positif atau negatif Singarimbun, 1995:273.
c. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan., juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji statistik inferensial dengan tujuan untuk melihat derajat hubungan diantara dua variabel.
kekuatan hubungan yang menunjukkan derajat hubungan ini disebut koefisien asosiasi korelasi. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat
dalam skala ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik yang berlaku, pengujian hipotesis yang berskala ordinal dapat dilakukan dengan test
statistik ”Spearman’s Rho Rank Order Correlations”, yaitu rumus koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman Kriyantono, 2006: 174. Rumus koefisien
korelasinya adalah:
Universitas Sumatera Utara
Keterangan: Rho = koefisien korelasi rank-order
d = perbedaan antara pasangan jenjang
Σ = sigma atau jumlah N
= jumlah individu dalam sampel 1
= bilangan konstan 6
= bilangan kostan Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala Guilford. Jika rho 0, maka hipotesis ditolak.
Jika rho 0, maka hipotises diterima. Untuk menguji tingkat signifikan korelasi, maka digunakan rumus
test
t pada
tingkat signifikan 0,05 sebagai berikut:
Keterangan: t = nilai
hitung
t
r = nilai koefisien relasi n = jumlah sampel
Jika
, tabel
hitung
t t
, maka hubungan signifikan Jika
, tabel
hitung
t t
, maka hubungan tidak signifikan 1
6 1
2 2
− −
− =
∑
N N
d Rho
2
1 2
r n
t −
− =
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan skala Guilford yaitu sebagai berikut:
0,20 = hubungan rendah sekali; lemah sekali
0,20 – 0,39 = hubungan rendah tapi pasti
0,40 – 0,70 = hubungan yang cukup berarti
0,71 – 0,90 = hubungan yang tinggi; kuat
0,90 = hubungan yang sangat tinggi; kuat sekali; dapat
diandalkan
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN