Menurut Yatim 2006, pada orang dewasa AIDS dapat diduga apabila terdapat paling sedikit dua gejala mayor dan paling sedikit satu gejala minor tanpa
sebab imunosupresi lain yang diketahui seperti kanker, malnutrisi atau penyebab lain. Gejala mayor, antara lain :
a. Penurunan berat badan lebih dari 10 dalam waktu singkat b. Demam lebih dari satu bulan intenmiten atau kontinu
c. Diare kronik lebih dari satu bulan. Gejala minor, antara lain :
a. Batuk lebih dari satu bulan b. Kelainan kulit dan iritasi gatal
c. Herpes simplecs kulit melepuh dan terasa nyeri yang menyebar dan bertambah parah
d. Infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan e. Pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, yang teraba di bawah
telinga, leher, ketiak dan lipat paha. f. Limfadenopati generalisasi
2.5.3. Stadium HIVAIDS
Stadium HIVAIDS di kategorikan oleh Djoerban, dkk 2010 menjadi : 1. Fase Pertama
Beberapa hari atau beberapa minggu sesudah terjadi infeksi HIV untuk pertama kali, seseorang mungkin akan menjadi sakit dengan keluhan dan gejala-gejala mirip
seperti flu, yaitu :
a. Demam. b. Rasa lemah dan lesu.
c. Sendi-sendi terasa nyeri. d. Batuk.
e. Nyeri tenggorokan. 2. Fase Kedua
Fase kedua ini disebut window period yang berlangsung antara 3-6 bulan. Pada fase ini hasil tes untuk mendeteksi antibodi HIV masih menunjukkan hasil
negatif HIV- . Orang yang sudah memasuki tahap ini sudah dapat menularkan kepada orang lain.
3. Fase Ketiga Hasil tes laboratorium pada tahap ini sudah menunjukkan hasil positif HIV+ .
Tahap ini belum dapat disebut dengan gejala AIDS. Fase ini berlangsung selama 2-10 tahun. Mulai timbul gejala-gejala yang mirip dengan penyakit lain, yaitu :
a. Demam berkepanjangan. b. Penurunan berat badan lebih dari 10 dalam waktu 3 bulan .
c. Kelemahan tubuh yang menggangumenurunkan aktivitas fisik sehari-hari. d. Pembengkakan kelenjar di leher, lipatan paha dan ketiak.
e. Diare atau mencret terus menerus tanpa sebab yang jelas. f. Batuk dan sesak nafas lebih dari satu bulan secara terus menerus, kulit gatal
dan bercak-bercak merah kebiruan.
3. Fase Keempat Pada tahap ini penderita mudah diserang penyakit lain, dan disebut infeksi
oportunistik. Maksudnya adalah penyakit yang disebabkan baik oleh virus lain,
seperti bakteri, jamur atau parasit yang bisa hidup dalam tubuh kita yang bila sistem kekebalan tubuh baik, kuman ini dapat dikendalikan oleh tubuh. Pada tahap ini
pengidap HIV+ telah berkembang menjadi penderita AIDS. Infeksi opportunistik yang biasa diderita, yaitu :
a. Radang paru : TBC. b. Radang saluran pencernaan.
c. Radang karena jamur di mulut dan kerongkongan. d. Kulit : Herpes Simplecs, kanker kulit yang biasa terjadi yaitu Sarkoma caposii.
e. Gangguan susunan saraf : Toxoplasmosis. f. Alat kelamin : Herpes genitalis.
2.5.4. Penularan HIV AIDS
HIV hanya ditularkan dari satu orang kepada yang lainnya melalui pertukaran cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina dan air susu ibu. HIVAIDS
ditularkan melalui : 1.
Hubungan seks. 2.
Penggunaan jarum suntik yang pernah dipakai orang lain yang terular HIV. 3.
Transfusi darah yang mengandung HIV. 4.
Transplantasi organ pengidap HIV.
5. Hubungan perinatal, yakni dari ibu hamil kepada janin atau bayi yang disusuinya
Zein, 2006. Penularan HIV melalui hubungan seks mencapai lebih dari 90. Penularan
melalui hubungan seks heteroseksual yang paling dominan. Tingkatan risiko tergantung pada jumlah virus yang keluar dan masuk ke dalam tubuh seseorang dapat
meningkat jika ada luka pada alat kelamin. Masyarakat dianjurkan untuk berperilaku seksual yang lebih bertanggung jawab lebih berhati-hati agar jangan tertular HIV.
Apalagi karena hubungan seks adalah perilaku sehari-hari dalan kehidupan manusia Zein, 2006.
HIV tidak menular lewat pergaulan sehari-hari, karena HIV bukan virus yang menular seperti virus flu atau kuman penyakit kulit. HIV tidak menular karena kita
berjabatan tangan, bersentuhan atau merangkul orang lain. HIV tidak menular karena makan bersama, minum bersama atau berenang di kolam yang sama. HIV juga tidak
menular melalui gagang telepon atau lewat WC yang habis dipakai penderita AIDS Yatim, 2006. Keterbatasan informasi yang didapat masyarakat Indonesia tentang
penyakit ini, mengakibatkan banyak penderita HIVAIDS yang dikucilkan dari lingkungannya Djoerban, 2010.
Adapun kelompok yang mempunyai risiko untuk tertular HIV menurut Zein 2006 adalah pasangan seksual pengidap HIV, pecandu narkoba suntik dan pasangan
seksualnya, wanita pekerja seks dan pelanggannya, serta pasangan pelanggannya, waria sebagai pekerja seks dan pelanggannya dan pasangan pelanggannya, petugas
kesehatan yang berhubungan dengan darah dan sekret penderita HIV, janin yang dikandung oleh penderita HIV.
2.5.5. Pencegahan dan Pengobatan HIVAIDS