Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Morawa 1. Keadaan Geografi 2. 3. 6. 10. Lengau Seprang 11. Naga Timbul 12. Ujung Serdang 13. Punden Rejo 14. Tanjung mulia 15. Sei Merah Analisis multivariat

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Puskesmas Tanjung Morawa 4.1.1. Keadaan Geografi Kecamatan Tanjung Morawa yang terdiri dari 16 desa memiliki jumlah penduduk sebanyak 106902 jiwa. Dengan luas wilayah 80,73 km2, yang kepadatan penduduknya pada tahun 2009 sebesar 241,800 Jiwakm2. Puskesmas Tanjung Morawa didirikan sejak tahun 1968, yang terletak di jalan Irian daerah Tanjung Morawa – Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang dengan luas tanah Puskesmas 450 m dengan batas wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Puskesmas Dalu X - Sebelah Selatan berbatasan dengan kecamatam STM Hilir - Sebelah barat berbatasan dengan kecamatan Patumbak - Sebelah Timur berbatasan dengan kecamtan Galang, kecamatan Merbau, kecamatan Lubuk Pakam. Bentuk bangunan Puskesmas bertingkat dua dengan jenis bangunan permanen, lokasi Puskesmas berada di tepi jalan raya. Sejak tahun 2007, Puskesmas Tanjung Morawa telah membuka pelayanan selama 24 jam, serta memiliki fasilitas rawat inap. Secara administratif Puskesmas Tanjung Morawa terdiri dari 16 desa yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa. Tabel 4.1. Desa ,luas, banyak dusun, jarak ke Puskesmas induk Tahun 2009 No Desa Luas km2 Banyak Dusun Jarak ke Pusk. Induk km

1. Limau Manis

5.00 14

2.00 2.

Tanjung Morawa B 1.25 5

3.00 3.

Tanjung Morawa A 1.96 5 0.60

4. Bangun Rejo

9.92 8

0.60 5.

Tanjung baru 4.90 5

4.00 6.

Medan Sinembah 3.50 7 6.50

7. Tanjung Morawa P

1.10 5

0.50 8.

Dagang Kerawan 1.27 4 1.00 9. Bandar Labuhan 2.70 7

3.00 10. Lengau Seprang

4.25 3

7.00 11. Naga Timbul

5.00 5

7.00 12. Ujung Serdang

3.07 5

6.00 13. Punden Rejo

10.00 4

7.00 14. Tanjung mulia

7.14 4

8.00 15. Sei Merah

22.04 5

3.00 16. Aek Pancur

5.01 3 9.00 Dalam rangka memberi pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum, diwilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa terdapat 4 PUSTU, 7 POLINDES, 2 POSKESDES, 76 POSYANDU yang semuanya berada di 16 desa di Kecamatan Tanjung Morawa dan Puskesmas Tanjung Morawa didukung oleh 101 orang tenaga kesehatan yaitu 56 orang berada di Puskesmas Tanjung Morawa, 35 orang tersebar di empat PUSTU dan 10 orang Bidan Desa. Tabel 4.2. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tanjung Morawa No. Keterangan Jumlah

1. Dokter umum

3 orang

2. Dokter spesialis kandungan

1 orang 3. Dokter gigi 3 orang

4. Tenaga medis

4 orang

5. Perawat dan bidan

34 orang

6. Gizi

1 orang

7. Perawat gigi

3 orang

8. Tenaga non medis

7 orang Jumlah 56 orang Puskesmas Tanjung Morawa saat ini telah memiliki laboratorium untuk pemeriksaan darah rutin, pemeriksaan urine rutin, pemeriksaan feces rutin, pemeriksaan fungsi hati, pemeriksaan fungsi ginjal, pemeriksaan lipid profile, pemeriksaan glukosa darah, pemeriksaan serologi, dan pemeriksaan bakteriologi. Laboratorium ini merupakan sarana pelengkap dan penunjang yang banyak membantu dalam kegiatan pelayanan yang ada di Puskesmas Tanjung Morawa setiap harinya.

4.1.2. Gambaran Demografi

Pada tahun 2009 wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa memiliki 106902 orang penduduk, yang berjenis kelamin laki – laki sebanyak 53211 dan 53691 orang penduduk yang berjenis kelamin perempuan.

4.1.3. Klinik VCT Puskesmas Tanjung Morawa

Klinik VCT Puskesmas Tanjung Morawa merupakan wadah khusus yang didirikan untuk memberi pelayanan kesehatan bagi individu maupun kelompok berisiko terinfeksi HIVAIDS berupa konseling pra testing, tes HIV dan konseling pasca testing. Jika hasil tes menunjukkan penderita positif HIVAIDS, penderita diberi pengobatan dasar berupa Cotrimozasol prophylaxis dan kemudian klinik ini bekerja sama dengan klinik VCT RSUD Deli Serdang di Lubuk Pakam sebagai tempat rujukan terdekat. Namun, bagi penderita yang tidak mau dirujuk, maka mereka akan didampingi dan dipantau oleh petugas VCT puskesmas bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM yang menjangkau mereka. Klinik VCT Puskesmas Tanjung Morawa ini resmi berdiri pada tahun 2008, namun sejak Tahun 2006, petugas kesehatan di Puskesmas ini telah melaksanakan sosialisasi HIVAIDS kepada masyarakat dan memobilisasi masyarakat untuk memeriksakan dirinya ke Klinik VCT RSUD Deli Serdang. Hal ini dilakukan sebagai wujud dari rasa kepedulian petugas terhadap Orang Dengan HIVAIDS ODHA Orang Dengan HIVAIDS di Tanjung Morawa setelah petugas mengikuti pelatihan di Bogor Tahun 2006.

4.2. Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan dilakukan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen dan dependen dalam penelitian yang meliputi : persepsi tentang HIVAIDS, persepsi tentang klinik VCT dan fasilitas klinik VCT serta tingkat pemanfaatan klinik VCT.

4.2.1. Distribusi Responden berdasarkan Umur Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Umur

No Umur responden f Persentase 1 Dewasa Muda 21-40 tahun 52 96,3 2 Dewasa Madya 41-60 tahun Gunarsa, 1999 2 3,7 Jumlah 54 100 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa distibusi umur responden adalah pada umur dewasa muda 21-40 tahun ada sebanyak 52 orang 96,3 dan pada dewasa madya 41-60 tahun ada 2 orang 3,7. 4.2.2. Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan jenis kelamin No Jenis Kelamin f Persentase 1 Laki-laki 44 81,5 2 Perempuan 10 18,5 Jumlah 54 100 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 54 responden,44 orang 81,5 adalah laki-laki dan 10 orang 18,5 adalah perempuan. 4.2.3. Distribusi Tingkat Pendidikan Responden Tabel 4.5. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan No Tingkat pendidikan f Persentase 1 SLTP 9 16,6 2 SLTA 44 81,5 3 D3S1 1 1,9 Jumlah 54 100 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui distribusi tingkat pendidikan responden bahwa ada sebanyak 44 orang 81,5 yang tamat SLTA, 9 orang 16,7 tamat SLTP dan hanya 1orang1,9 yang tamat D3S1. 4.2.4. Distribusi Asal Informasi Seputar HIVAIDS Pertama Sekali Didengar Tabel 4.6. Distribusi Responden Berdasarkan Asal Informasi Seputar HIVAIDS Pertama Sekali Didengar No Asal informasi f Persentase 1 Teman 27 50,0 2 Saudara 6 11,1 3 Keluarga 4 7,4 4 Petugas kesehatan 13 24,1 5 Media massa TV, radio,buku dll 4 7,4 Jumlah 54 100 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa untuk pertama sekali responden mendengar seputar HIVAIDS sebagian besar berasal dari teman yakni sebanyak 27 orang 50 sementara yang mendengar dari petugas kesehatan ada sebanyak 13 orang 24,1. 4.2.5. Distribusi Kejelasan Informasi Yang Diberikan Tabel 4.7. Distribusi Responden Berdasarkan Kejelasan Informasi Yang Diberikan No Kejelasan informasi f Persentase 1 Jelas 32 59,3 2 Kurang jelas 22 40,7 Jumlah 54 100 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari segi kejelasan informasi yang didengar oleh responden ada sebanyak 32 orang 59,3 dan sebanyak 22 orang 40,7. 4.2.6. Distribusi Bagaimana Cara Penyampaian Si Pemberi Informasi Tabel 4.8. Distribusi Responden Berdasarkan Cara Penyampaian Si Pemberi Informasi No Cara penyampaian pemberi informasi f Persentase 1 Baik 41 75,9 2 Kurang baik 13 24,1 Jumlah 54 100 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 54 responden ada 41 orang 75,9 yang menyatakan cara penyampaian pemberi informasi adalah baik.

4.2.7. Deskripsi Pengetahuan Responden Tentang Penyakit HIVAIDS

Pengukuran penegetahuan responden tentang penyakit AIDS melalui 11 indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada sebanyak 47 orang 87 yang menjawab Human Immunodeficiency Virus. Berdasarkan jawaban yang diberikan tentang kepanjangan dari AIDS ada sebanyak 47 orang 87 yang menjawab Aquired Immune Deficiency Syndrome. Berdasarkan pengetahuan tentang pengertian HIV ada sebanyak 48 orang 88,9 yang menjawab virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan akan menimbulkan AIDS. Berdasarkan pengetahuan tentang media virus HIV ada sebanyak 52 orang 96,3 yang menjawab darah,cairan vagina, air mani. Berdasarkan pengetahuan tentang infeksi oportunistik HIV ada sebanyak 52 orang 96,3 yang menjawab Tb, radang kulit,radang jamur di mulut. Berdasarkan pengetahuan responden tentang masa inkubasi HIV yaitu ada sebanyak 29 orang 53,7 yang menjawab 5-10 tahun, 24 orang 44,4 yang menjawab 1-5 tahun. Berdasarkan pengetahuan responden tentang gejala-gejala tubuh yang terinfeksi HIV yaitu ada sebanyak 50 orang 92,6 yang menjawab penurunan berat badan 10 dalam waktu singkat, demam selama 1 bulan lebih, diare kronik 1 bulan lebih, batuk 1 bulan lebih. Berdasarkan pengetahuan responden tentang penularan virus HIV yaitu ada sebanyak 52 96,3 orang yang menjawab hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, transfuse darah. Berdasarkan pengetahuan responden tentang pencegahan penularan HIV yaitu 50 orang 92,6 yang menjawab menjauhi hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, transfusi darah yang tidak steril. Berdasarkan pengetahuan responden tentang kelompok orang yang berisiko tinggi untuk tertular yaitu ada sebanyak 52 orang 96,3 yang menjawab WPS dan pelanggannya, waria dan pelanggannya, pengguna jarum suntik. Berdasarkan pengetahuan responden tentang pengobatan yang dapat dilakukan terhadap ODHA yaitu sebanyak 49 orang 90,7 yang menjawab pengobatan terhadap infeksi oportunistik, pengobatan terhadap peningkatan kesehatan secara umum dan pengobatan ARV. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.9. Tabel 4.9. Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Responden Tentang Penyakit HIVAIDS No Pertanyaan f Persentase 1. HIV merupakan singkatan dari apa? a. Human Immunodeficiency Virus b. Human Immuno Virus c. tidak tahu 47 2 5 87,0 3,7 9,3 Jumlah 54 100 2. AIDS merupakan singkatan dari apa? a. Aquired Immune Deficiency Syndrome b. Aquired Immune Deficiency System c. tidak tahu 47 3 4 87,0 5,6 7,4 Jumlah 54 100 3. Yang dimaksud dengan HIV? a. virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan akan menimbulkan AIDS b. virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia c. tidak tahu 48 6 88,9 11,1 Jumlah 54 100 4. Virus HIV terdapat dalam …. a. darah,cairan vagina, air mani b. darah c. tidak tahu 52 2 96,3 3,7 Jumlah 54 100 5. Ketika tubuh terserang HIV maka tubuh akan rentan terkena penyakit lainnya,yaitu….. a. tb, radang kulit,radang jamur di mulut b. tb c. tidak tahu 52 2 96,3 3,7 Jumlah 54 100 6. HIV membutuhkan waktu berapa lama hingga menunjukkan gejala-gejalanya? a. 5-10 tahun b. 1-5 tahun c. tidak tahu 29 24 1 53,7 44,4 1,9 Jumlah 54 100 7. Yang menjadi gejala-gejala ketika tubuh sudah terinfeksi HIV adalah.. a. penurunan berat badan 10 dalam waktu singkat, demam selama 1 bulan lebih, diare kronik 1 bulan lebih, batuk 1 bulan lebih b. demam, diare c.tidak tahu 50 3 1 92,5 5,6 1,9 Jumlah 54 100 8. HIV dapat menular melalui.. a. hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian, transfuse darah b. hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian c.tidak tahu 52 2 96,3 3,7 Jumlah 54 100 9. Penularan HIV dapat dicegah melalui.. a. menjauhi hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarumsuntik secara bergantian, transfuse darah yang steril b. menjauhi hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik secara bergantian c. tidak tahu 50 3 1 92,5 5,6 1,9 Jumlah 54 100 10. Kelompok orang yang termasuk dalam risiko tinggi tertular HIV adalah… a. wanita pekerja seks dan pelanggannya, waria dan pelanggannya, pengguna jarum suntik b. wanita pekerja seks dan pelanggannya,waria dan pelanggannya c. tidak tahu 52 2 96,3 3,7 Jumlah 54 100 11. Pengobatan yang dapat dilakukan terhadap penderita HIV adalah a. pengobatan terhadap infeksi oportunistik, pengobatan terhadap peningkatan kesehatan secara umum dan pengobatan ARV b. pengobatan untuk peningkatan kesehatan secara umum dan pengobatan ARV c. tidak tahu 49 5 90,7 9,3 Jumlah 54 100 Variabel pengetahuan responden dibagi dalam 3 kategori yaitu buruk, sedang dan baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa ada sebanyak 52 orang 96,3 yang memiliki pengetahuan yang baik sedangkan yang kategori sedang ada sebanyak 2 orang 3,7. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.10. Tabel 4.10. Distribusi Kategori Variabel Pengetahuan Responden tentang Penyakit AIDS No Kategori pengetahuan f Persentase 1 Sedang 2 3,7 2 Baik 52 96,3 Jumlah 54 100 4.2.8. Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Penyakit AIDS Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi responden terhadap penyakit AIDS adalah sebagai berikut 42 orang 77,8 menyatakan bahwa AIDS menyatakan setuju bahwa AIDS adalah penyakit yang mematikan dan menimbulkan rasa malu. Persepsi responden tentang penyakit AIDS menyebabkan nafsu makan hilang yaitu sebanyak 35 orang 64,8 yang menyatakan setuju. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi responden tentang penderita AIDS akan dijauhi keluarga yaitu ada sebanyak 28 orang 51,9 menyatakan kurang setuju. Persepsi responden tentang penyakit AIDS akan dikucilkan teman-teman yaitu 28 orang 51,9 yang menyatakan kurang setuju. Persepsi responden tentang penderita AIDS akan dicemooh masyarakat yaitu 27 orang 50 yang menyatakan kurang setuju. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.11 Tabel 4.11. Distribusi Kategori Variabel Persepsi Responden tentang Penyakit AIDS No Persepsi responden terhadap penyakit AIDS F Persentase 1 AIDS merupakan penyakit yang mematikan dan menimbulkan rasa malu a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 42 8 4 77,8 14,8 7,4 Jumlah 54 100 2 AIDS membuat nafsu makan hilang a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 35 13 6 64,8 24,1 11,1 Jumlah 54 100 3 Penderita AIDS akan dijauhi keluarga a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 14 28 12 25,9 51,9 22,2 Jumlah 54 100 4 Penderita AIDS akan dikucilkan oleh teman-teman a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 17 28 9 31,5 51,9 16,6 Jumlah 54 100 5 Penderita AIDS akan dicemooh masyarakat a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 18 27 9 33,3 50,0 16,7 Jumlah 54 100 Variabel persepsi responden terhadap penyakit AIDS dibagi atas 3 kategori yaitu buruk, sedang dan baik. Berdasarkan persepsi responden terhadap penyakit AIDS dapat diketahui bahwa 39 orang 72,2 berada dalam kategori buruk, 10 orang 18,5 dalam kategori sedang dan yang kategori baik hanya ada sebanyak 5 orang 9,3. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.12. Tabel 4.12. Distribusi Kategori Variabel Persepsi Responden Terhadap Penyakit AIDS No Kategori persepsi terhadap penyakit AIDS f Persentase 1 Buruk 39 72,2 2 Sedang 10 18,5 3 Baik 5 9,3 Jumlah 54 100 Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sebagian besar responden melakukan pemeriksaan HIVAIDS di Puskesmas Tanjung Morawa yakni sebanyak 39 orang 72,2. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.13. Tabel 4.13. Distribusi Responden Berdasarkan klinik VCT yang dikunjungi No Klinik VCT f Persentase 1 Puskesmas Tanjung Morawa 39 72,2 2 Rumah Sakit Umum Lubuk Pakam 12 22,2 3 Lainnya RSUP Adam Malik, Pusat Rehabilitasi 3 5,6 Jumlah 54 100 4.2.9. Deskripsi Persepsi Responden Tentang Klinik VCT 4.2.9.1. Deskripsi Pengetahuan Responden Tentang Klinik VCT Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi pengetahuan responden tentang klinik VCT yaitu sebanyak 44 orang 81,5 yang tidak tahu. Distribusi pengetahuan tentang kegunaan klinik VCT yaitu 44 orang 81,5 yang menjawab tidak tahu. Distribusi pengetahuan reponden tentang kegiatan yang dilakukan dalam klinik VCT yaitu sebanyak 37 orang 68,5 yang tidak tahu. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan mereka tentang orang-orang yang seharusnya memanfaatkan klinik VCT yaitu sebanyak 37 orang 68,5 menjawab tidak tahu. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.14 Tabel 4.14. Distribusi Kategori Variabel Pengetahuan tentang Klinik VCT No Pengetahuan responden tentang klinik VCT f Persentase 1 Yang diketahui tentang klinik VCT a. Tahu b. kurang tahu c. Tidak tahu 6 4 44 11,1 7,4 81,5 Jumlah 54 100 2 Yang menjadi kegunaan klinik VCT adalah a. Tahu b. Kurang tahu c. Tidak tahu 5 5 44 9,3 9,3 81,4 Jumlah 54 100 3 Kegiatan yang dilakukan dalam klinik VCT a. Tahu b. Kurang tahu c. Tidak tahu 11 6 37 20,4 11,1 68,5 Jumlah 54 100 4 Orang-orang yang seharusnya memanfaatkan klinik VCT adalah a. Tahu b. Kurang Tahu c. Tidak tahu 13 4 37 24,1 7,4 68,5 Jumlah 54 100 Variabel persepsi responden terhadap penyakit AIDS dibagi atas 3 kategori yaitu buruk, sedang dan baik. Berdasarkan persepsi responden terhadap penyakit AIDS dapat diketahui bahwa 48 orang 88,9 berada dalam kategori buruk, 4 orang 7,4 dalam kategori sedang dan yang kategori baik hanya ada sebanyak 2 orang 3,7. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.15. Tabel 4.15. Distribusi Kategori Variabel Pengetahuan tentang Klinik VCT No kategori pengetahuan tentang klinik VCT F Persentase 1 Buruk 38 70,4 2 Sedang 11 20,4 3 Baik 5 9,2 Jumlah 54 100

4.2.9.2. Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Pra tes

Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi tentang informasi yang diberikan konselor sebelum testing ada sebanyak 32 orang 59,2 yang menyatakan baik. Distribusi frekuensi tentang informasi yang diberikan konselor seputar prosedur tes ada sebanyak 44 orang 81,5 yang menyatakan baik. Distribusi frekuensi responden tentang informasi yang diberikan konselor seputar pengelolaan diri dalam menghadapi tes ada 25 orang 46,3 yang menyatakan kurang baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui distribusi frekuensi tentang penjelasan yang diberikan konselor dalam menjalani hidup di masa depan yaitu sebanyak 37 orang 68,5 yang menyatakan baik. Distribusi frekuensi tentang persepsi terhadap penguatan yang diberika konselor atas keputusan yang diambil yaitu sebanyak 42 orang 77,8 yang menyatakan baik. Distribusi frekuensi persepsi tentang konseling yang diberikan konselor tentang seks yang aman yaitu sebanyak 45 orang 83,3 yang menyatakan baik. Demikian pula dengan distribusi frekuensi persepsi responden tentang pemberian informed consent. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa distribusi frekuensi persepsi responden tentang kesabaran konselor dalam mendengarkan keluhan mereka yaitu sebanyak 32 orang 61,1 menyatakan kurang sabar. Distribusi frekuensi persepsi responden terhadap kesediaan konselor memberi kesempatan untuk menyampaikan keluhan yang dirasakan yaitu sebanyak 24 orang 44,4 yang menyatakan kurang baik. Distribusi frekuensi persepsi responden tentang konselor mampu menjalin hubungan yang baik dengan klien yaitu sebanyak 26 orang 48,1 yang menyatakan kurang baik. Distribusi frekuensi persepsi responden tentang konsistensi konselor menjaga kerahasiaan status klien yaitu sebanyak 45 orang 83,3 menyatakan baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.15. Tabel 4.16. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Terhadap Pra Tes No Persepsi responden terhadap Pra Tes F Persentase 1 Bagaimana informasi yang diberikan Konselor sebelum testing a. baik b. kurang baik c. tidak baik 32 21 1 59,2 38,9 1,9 Jumlah 54 100 2 Bagaimana informasi yang diberikan Konselor seputar prosedur tes a. baik b. kurang baik c. tidak baik 44 9 1 81,5 16,6 1,9 Jumlah 54 100 3 Bagaimana informasi yang diberikan konselor seputar pengelolaan diri dalam menghadapi tes a. baik b. kurang baik c. tidak baik 21 25 8 38,9 46,3 14,8 Jumlah 54 100 4 Bagaimana penjelasan Konselor tentang cara bagaimana menghadapi hidup di masa yang akan datang a. baik b. kurang baik c. tidak baik 37 16 1 68,5 29,6 1,9 Jumlah 54 100 5 Bagaimana penguatan yang diberikan oleh konselor untuk keputusan yang anda ambil? Tes atau tidak a. baik b. kurang baik c. tidak baik 42 12 77,8 22,2 Jumlah 54 100 6 Bagaimana informasi yang diberikan Konselor tentang seks yang aman a. baik 45 83,3 b. kurang baik c. tidak baik 9 16,7 Jumlah 54 100 7 Sebelum Menjalani tes, bagaimana penjelasan konselor tentang informed consent a. baik b. kurang baik c. tidak baik 45 9 83,3 16,7 Jumlah 54 100 8 Bagaimana kesabaran Konselor dalam menangani dan mendengar keluhan anda a. sabar b. kurang sabar c. tidak sabar 12 33 9 22,2 61,1 16,7 Jumlah 54 100 9 Bagaimana dengan kesempatan yang diberikan konselor untuk menyampaikan keluhan yang anda rasakan a. baik b. kurang baik c. tidak baik 23 24 7 42,6 44,4 13,0 Jumlah 54 100 10 Bagaimana hubungan anda dengan konselor ketika proses pemeriksaan a. baik b. kurang baik c. tidak baik 16 26 12 22,2 48,1 29,7 Jumlah 54 100 11 Menurut anda bagaimana kerahasiaan status anda dijaga oleh konselor a. baik b. kurang baik c. tidak baik 45 8 1 83,3 14,8 1,9 Jumlah 54 100 Variabel persepsi responden terhadap pra tes dibagi atas 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan persepsi responden terhadap pra tes dapat diketahui bahwa 44 orang 81,5 berada dalam kategori tinggi, 10 orang 18,5 dalam kategori sedang. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.16. Tabel 4.17. Distribusi Kategori Variabel Persepsi Terhadap Pra Tes No Kategori persepsi terhadap pra tes f Persentase 2 Sedang 10 18,5 3 Baik 44 81,5 Jumlah 54 100 4.2.9.3. Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Tes Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui distribusi frekuensi persepsi responden tentang konselor yang menganjurkan untuk tetap melakukan tes yaitu ada sebanyak 33 orang 61,1 yang menyatakan ya. Distribusi frekuensi persepsi tentang tes dilakukan sesuai dengan prosedur yaitu sebanyak 47 orang 87 yang menyatakan ya. Distribusi frekuensi persepsi tentang sebelum tes informasi seputar HIVAIDS di ulang kembali, 44 orang 81,5 menyatakan ya. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.18 Tabel 4.18. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Terhadap Tes No Persepsi responden terhadap Tes f Persentase 1 Konselor menyarankan anda untuk tetap melakukan tes a. ya b. tidak 33 21 61,1 38,9 Jumlah 54 100 2 Tes yang dilakukan pada anda sesuai dengan prosedur a. ya b. tidak 47 7 87,0 13,0 Jumlah 54 100 3 Sebelum tes,info seputar HIVAIDS diulang kembali a. ya b. tidak 44 10 81,5 18,5 Jumlah 54 100 Variabel persepsi responden terhadap tes dibagi atas 3 kategori yaitu rendah, sedang dan tinggi. Berdasarkan persepsi responden terhadap tes dapat diketahui bahwa 2 orang 3,7 berada dalam kategori buruk, 23 orang 42,6 dalam kategori sedang dan yang kategori baik hanya ada sebanyak 29 orang 53,7 . Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.18 Tabel 4.19. Distribusi Kategori Variabel Persepsi Terhadap Tes No Kategori persepsi Terhadap Tes f Persentase 1 Buruk 11 20,4 2 Baik 43 79,6 Jumlah 54 100 4.2.9.4. Deskripsi Persepsi Responden Terhadap Pasca Tes Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi responden tentang bagaimana cara penyampaian hasil tes ada sebanyak 38 orang 70,4 yang menyatakan tidak baik. Persepsi responden tentang bagaimana bantuan konselor dalam membantu untuk beradaptasi dengan keadaan responden yaitu sebanyak 37 orang yang menyatakan tidak baik 68,5. Persepsi responden tentang kemampuan responden dalam menangani emosi yaitu 39 orang 72,2 yang menyatakan tidak baik. Persepsi responden tentang dukungan yang diberikan konselor untuk menjalani hidup yaitu 35 orang 64,8 menyatakan tidak baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi responden tentang konselor menyarankan agar keluarga turut dites ada sebanyak 35 orang 64,8 yang menyatakan tidak setuju. Persepsi responden tentang konselor mampu mengurangi kekhawatiran terhadap penyakit yaitu sebanyak 41 orang yang menyatakan tidak baik 75,9. Persepsi responden tentang konselor memberi penjelasan dalam menangani penyakit yaitu 34 orang 62,9 yang menyatakan tidak baik. Persepsi responden tentang konselor memberi dukungan untuk mengurangi perilaku berisiko yaitu 36 orang 66,7 menyatakan tidak baik. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.19 Tabel 4.20. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Terhadap Pasca Tes No Persepsi Terhadap Pasca Tes f Persentase 1 Bagaimana cara penyampaian hasil tes oleh petugas kesehatan a. baik b. kurang baik c. tidak baik 4 12 38 7,4 22,2 70,4 Jumlah 54 100 2 Bagaimana dengan bantuan yang diberikan konselor dalam membantu anda untuk beradaptasi dengan keadaan anda a. baik b. kurang baik c. tidak baik 6 11 37 11,1 20,4 68,5 Jumlah 54 100 3 Bagaimana kemampuan konselor dalam menangani emosi anda ketika anda mengetahui status anda a. baik b. kurang baik c. tidak baik 6 9 39 11,1 16,7 72,2 Jumlah 54 100 4 Bagaimana peran Konselor dalam memberi dukungan untuk menjalani hidup a. baik b. kurang baik c. tidak baik 6 13 35 11,1 24,1 64,8 Jumlah 54 100 5 Konselor menyarankan keluarga anda untuk memeriksakan diri a. setuju b. kurang setuju c. tidak setuju 8 11 35 14,8 20,4 64,8 Jumlah 54 100 6 Bagaimana kemampuan Konselor dalam mengurangi kekhawatiran anda mengenai penyakit anda a. baik 5 9,3 b. kurang baik c. tidak baik 8 41 14,8 75,9 Jumlah 54 100 7 Bagaimana penjelasan Konselor dalam menangani penyakit HIVAIDS a. jelas b. kurang jelas c. tidak jelas 7 13 34 13,0 24,1 62,9 Jumlah 54 100 8 Bagaimana peran Konselor dalam mendorong anda untuk mengurangi perilaku berisiko a. baik b. kurang baik c. tidak baik 6 12 36 11,1 22,2 66,7 Jumlah 54 100 Variabel persepsi responden terhadap pasca tes dibagi atas 3 kategori yaitu buruk, sedang dan baik. Berdasarkan persepsi responden terhadap pasca tes dapat diketahui bahwa 38 orang 70,4 berada dalam kategori buruk, 10 orang 18,5 dalam kategori sedang dan yang kategori baik hanya ada sebanyak 6 orang 11,1 . Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.21. Tabel 4.21. Distribusi Kategori Variabel Persepsi Terhadap pasca tes No kategori persepsi Terhadap Pasca Tes F Persentase 1 Buruk 38 70,4 2 Sedang 10 18,5 3 Baik 6 11,1 Jumlah 54 100 4.2.9.5. Deskripsi Persepsi Terhadap Fasilitas Klinik VCT Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa persepsi responden terhadap jarak klinik VCT dengan tempat tinggalnya sebanyak 34 orang 63,0 menyatakan tidak jauh. Distribusi frekuensi persepsi responden terhadap semua fasilitas yang ada di klinik VCT yaitu sebanyak 32 orang 59,3 yang menyatakan kuran memadai dan 20 orang 37,0 yang menyatakan cukup memadai. Distribusi frekuensi persepsi responden terhadap ada tidaknya ARV yaitu sebanyak 41 orang 75,9 menyatakan tidak setuju. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.22 Tabel 4.22. Distribusi Frekuensi Persepsi Responden Terhadap Fasilitas Klinik VCT No Persepsi terhadap Fasilitas klinik VCT f Persentase 1 Tanggapan terhadap lokasi klink VCT dengan tempat tinggal a. Jauh b. Cukup jauh c. Tidak jauh 11 9 34 20,3 16,7 63,0 Jumlah 54 100 2 Tanggapan dengan fasilitas di klinik VCT a. Memadai b.Cukup memadai c. Tidak memadai 2 20 32 59,3 37,0 3,7 Jumlah 54 100 3. Obat ARV tersedia di Klinik VCT a. Setuju b.Kurang setuju c. Tidak setuju 4 9 41 7,4 16,7 75,9 Jumlah 54 100 Variabel persepsi responden terhadap fasilitas klinik VCT dibagi atas 3 kategori yaitu buruk, sedang dan baik. Berdasarkan persepsi responden terhadap fasilitas klinik VCT dapat diketahui bahwa 36 orang 66,7 berada dalam kategori buruk, 17 orang 31,5 dalam kategori sedang dan yang kategori baik hanya ada sebanyak 1 orang 1,9 . Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.23 Tabel 4.23. Distribusi Kategori Variabel Persepsi Terhadap fasilitas klinik VCT No kategori persepsi Terhadap fasilitas klink VCT f Persentase 1 Buruk 36 66,6 2 Sedang 17 31,5 3 Baik 1 1,9 Jumlah 54 100 4.2.10. Deskripsi Pemanfaatan Klinik VCT Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden memanfaatkan klinik VCT secara bervariasi, sebagiab besar memanfaatkan klinik VCT sebanyak 3 kali yaitu ada 19 orang 35,2. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.24. Tabel 4.24. Distribusi Frekuensi Tingkat Pemanfaatan Klinik VCT No Jumlah kunjungan penderita ke klinik VCT f Persentase 1 4 7,4 2 1 1 1,9 3 2 7 13,0 4 3 19 35,2 5 4 9 16,7 6 5 1 1,9 7 6 3 5,6 8 7 2 3,7 9 8 2 3,7 10 9 2 3,7 11 10 1 1,9 12 11 1 1,9 13 12 2 3,7 Jumlah 54 100 4.3. Analisis Bivariat Untuk menjelaskan hubungan variabel bebas pengetahuan dan persepsi penderita HIVAIDS tentang penyakit AIDS dan klinik VCT dengan variabel terikat tingkat pemanfaatan klinik VCT digunakan uji korelasi Pearson Product Moment dengan hasil sebagai berikut : 1. Variabel persepsi terhadap penyakit AIDS ρ = 0,000, persepsi tentang klinik VCT ρ = 0,000 menunjukkan hubungan yang secara signifikan dengan variabel tingkat pemanfaatan klinik VCT karena ρ 0,05. 2. Menurut Colton Hastono, 2001, melalui hasil uji statistik dari korelasi Pearson dapat dilihat kekuatan hubungan dua variabel secara kualitatif sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Hubungan variabel persepsi responden tentang penyakit AIDS dengan variabel tingkat pemanfaatan klinik VCT menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,744 yang berpola positif artinya semakin tinggi persepsi tentang penyakit AIDS maka akan semakin tinggi pemanfaatan klinik VCT. b. Hubungan variabel persepsi responden tentang klinik VCT dengan variabel tingkat pemanfaatan klinik VCT menunjukkan hubungan yang kuat r = 0,816 yang berpola positif artinya semakin tinggi persepsi tentang klinik VCT maka akan semakin tinggi pemanfaatan klinik VCT. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel 4.25 Tabel 4.25. Hasil uji Statistik Korelasi Pearson No Variabel Correlation Coeffisien r Sig ρ 1 Pengetahuan tentang penyakit AIDS 0,018 0,896 2 Persepsi tentang penyakit AIDS 0,744 0,000 3 Persepsi tentang klinik VCT 0,816 0,000 Salah satu aspek yang perlu diperhatikan untuk masuk pada uji analisis regresi linier berganda, variabel numerik terutama varibel terikat harus berdistribusi normal. Apabila nilai uji statistik Kolgomorov Smirnov ρ 0,05 terutama variabel terikat, maka data berdistribusi normal. Pada uji kolgomorov smirnov diperoleh data variabel terikat ρ = 0,001 maka data berdistribusi normal.

4.4. Analisis multivariat

Analisis multivariat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Uji yang digunakan dalam analisis multivariat adalah uji regresi berganda. Berdasarkan uji statistik bivariat dapat diketahui bahwa variabel persepsi tentang penyakit AIDS dan persepsi tentang klinik VCT dapat dilanjutkan ke analisis multivariat regresi linier berganda karena ρ-value 0,25. 1. Terdapat pengaruh bermakna antara variabel persepsi tentang penyakit AIDS p = 0,004, persepsi tentang klinik VCT ρ = 0,000 menunjukkan hubungan yang secara signifikan dengan variabel tingkat pemanfaatan klinik VCT. 2. Nilai koefisien determinan R Square menunjukkan nilai 0,718 ini berarti variabel persepsi tentang penyakit AIDS dan persepsi tentang klinik VCT memberikan pengaruh terhadap pemanfaatan klinik VCT sebesar 71,8 dan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. 3. Hasil uji anova mengungkapkan nilai F hitung F = 64,912 da n ρ = 0,000 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang penyakit AIDS dan persepsi tentang klinik VCT berpengaruh terhadap tingkat pemanfaatan klinik VCT pada tingkat kepercayaan 95. 4. Model persamaan regresi yang terbentuk adalah : Y = -9,153 konstanta +0,382X2 +0,176X3 Keterangan : Y : variabel tingkat pemanfaatan klink VCT X2: variabel persepsi tentang klinik VCT Berdasarkan persamaan di atas dapat dideskripsikan bahwa : 1. Apabila dinaikkan satu poin variabel persepsi tentang penyakit AIDS maka variabel tingkat pemanfaatan klinik VCT akan meningkat sebesar 0,382 kali. 2. Apabila dinaikkan satu poin variabel persepsi tentang klinik VCT maka variabel tingkat pemanfaatan klinik VCT akan meningkat sebesar 0,176 kali Hasil uji regresi dapat dilihat pada tabel 4.25 Tabel 4.26. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda N o Variable Taraf signifikan B R Adjusted R Square P Value 1 Konstanta -9,153 0,718 0,707 0,000 2 Persepsi tentang penyakit AIDS 0,004 0,382 3 Persepsi tentang klinik VCT 0,000 0,176

BAB V PEMBAHASAN

Hasil analisis uji statistik regresi linier berganda dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel persepsi tentang penyakit AIDS dan persepsi tentang klinik VCT mempunyai pengaruh yang bermakna tingkat pemanfaatan klinik VCT, sedangkan perngetahuan tentang penyakit terhadap AIDS tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan klinik VCT.

5.1. Pengaruh Pengetahuan Tentang Penyakit AIDS dengan Tingkat Pemanfaatan Klink VCT

Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda, pengetahuan tentang penyakit AIDS tidak mempunyai pengaruh terhadap tingkat pemanfaatan klink VCT p=0,896 0,05. Hal ini tidak sejalan dengan teori Notoadmojo 2003, yang menyatakan bahwa tindakan seseorang terhadap masalah kesehatan pada dasarnya akan dipengaruhi oleh pengetahuan seseorang akan masalah tersebut. Robbins 2002, penafsiran dipengaruhi oleh karakteristik pribadi individu tersebut yang meliputi sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu dan pengharapan atau ekspektasi. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa tingginya pengetahuan responden adalah karena pemberian informasi yang secara terus-menerus oleh pihak LSM dan kelompok dukungan sebaya misalnya dengan adanya Close Meeting yang dilakukan 1 X sebulan dan pembagian leaflet dan brosur kepada orang-orang yang berisiko tinggi. Hal ini dapat dilihat ketika berkunjung ke rumah responden dan responden tersebut mengeluarkan semua brosur dan leaflet yang diberikan oleh LSM.

Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian HIV Pada Kalangan LSL Di Klinik IMS Dan VCT Veteran Medan Tahun 2015

4 50 152

Hubungan Faktor Pendukung dan Faktor Penguat Pekerja Seks Komersil Dengan Pemanfaatan Klinik VCT (Voluntary Conselling Testing)Di Wilayah Kerja Puskesmas Wisata Bandar Baru Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Tahun 2012

2 47 176

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Bidan Praktek Swasta Tentang Inisiasi Menyusu Dini Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kecamatan Tanjung Morawa

0 43 72

Pengetahuan Dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Ikterus Neonatorum Di Klinik Bersalin Tutun Sehati Tanjung Morawa

7 124 49

Pengaruh Pengetahuan Dan Persepsi Penderita Hiv/Aids Di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Tentang Penyakit AIDS Dan Klinik VCT Terhadap Tingkat Pemanfaatan Klinik VCT Tahun 2010

5 63 94

Pengaruh Karakteristik Dan Motivasi Pasien Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik IMS Di Puskesmas Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2009

0 39 138

Pengaruh Demografi Dan Pengetahuan Pekerja Seks Komersial Tentang HIV/AIDS Terhadap Pemanfaatan Pelayanan Klinik VCT Komite Penanggulangan HIV/AIDS Di Kabupaten Toba Samosir

1 44 124

Persepsi Stakeholders Tentang Pelaksanaan Kemitraan Pertolongan Persalinan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010

5 49 97

Persepsi Pekerja Seks Komersial Terhadap Pemanfaatan Klinik IMS Dan VCT Di Klinik VCT Kantor Kesehatan Pelabuhan Belawan Kota Medan Tahun 2009

1 44 97

Hubungan Perilaku Pencegahan Terhadap Kejadian HIV Pada Kalangan LSL Di Klinik IMS Dan VCT Veteran Medan Tahun 2015

0 0 34