2.5.5. Pencegahan dan Pengobatan HIVAIDS
Dewasa ini pencegahan merupakan satu satunya upaya penanggulangan AIDS. 5 langkah untuk mencegah tertular HIVAIDS dalam Noe 2010, yaitu :
A = Abstinence of Sex jauhi seks bebas B = Be Faithful setia pada pasangan
C = use Condom gunakan kondom D = Don’t share a needle jangan berbagi jarum suntik
E = Education pendidikan
Pencegahan dan penanggulangan AIDS mempunyai tiga tujuan antara lain : mencegah infeksi HIV, mengurangi dampak perorangan dan sosial dari infeksi HIV
serta menggerakan dan menyatukan upaya nasional dan internasional melawan AIDS. 1.
Secara seksual. Saling setia dengan mitra seksual merupakan sesuatu yang penting. Tapi jika
bermaksud saling setia, hal yang harus diperhatikan adalah :
a.
Pemilihan mitra seksual anda berkaitan dengan risiko terinfeksi karena hal ini tergantung dari besarnya kemungkinan bahwa mitra anda adalah termasuk
kelompok risiko tinggi.
b.
Jumlah mitra seksual yang makin besar akan memperbesar kemungkinan mendapatkan mitra yang terinfeksi.
c.
Penggunaan kondom yang tepat dan konsisten mulai dari awal hingga akhir untuk semua penetrasi seksual vagina, oral dan anal
d.
Jenis kebiasaan perilaku seksual.
2. Pencegahan Penularan melalui Darah
Untuk pencegahan penularan HIV melalui darah dan produk darah yang terinfeksi, pendekatan yang telah terbukti efektif adalah mengambil donor sukarela,
melakukan skrining darah donor terhadap HIV dan mendidik petugas kesehatan untuk mengurangi transfusi yang tidak perlu. Pencegahan penularan di antara pengguna
narkoba suntik haruslah sejalan dengan usaha pencegahan secara seksual di antara mereka, termasuk menurunkan permintaan akan obat, menurunkan penggunaan obat
suntik dan mensterilkan alat suntik dan jarum dengan memasaknya atau menggunakan pemutih.
4. Pencegahan Penularan dari Ibu kepada Anaknya
Strategi terbaik dalam pencegahan dari ibu kepada anaknya tentu saja dengan mencegah penularan HIV secara seksual kepada wanita usia subur. Pencegahan
sekunder tergantung pada upaya menghindari kehamilan dari wanita usia subur yang diketahui atau dicurigai terinfeksi HIV. Pelayanan konseling dan kontrasepsi harus
tersedia untuk wanita Djoerban, 2010 Infeksi HIVAIDS menyebabkan menurunnya sistem imun secara progresif
sehingga muncul berbagai infeksi opurtunistik yang dapat berakhir pada kematian. Sementara itu, hingga saat ini belum ditemukan obat maupun vaksin yang efektif,
sehingga pengobatan HIVAIDS dapat dibagi dalam tiga kelompok Depkes RI, 2006 sebagai berikut :
a. Pengobatan suportif yaitu pengobatan untuk meningkatkan keadaan umum
penderita. Pengobatan ini terdiri dari pemberian gizi yang baik, obat simptomatik dan pemberian vitamin.
b. Pengobatan infeksi opurtunistik merupakan pengobatan untuk mengatasi berbagai
penyakit infeksi dan kanker yang menyertai infeksi HIVAIDS. Jenis-jenis
mikroba yang menimbulkan infeksi sekunder adalah protozoa Pneumocystis carinii, Toxoplasma dan Cryptotosporidium, jamur Kandidiasis, virus Herpes,
cytomegalovirusCMV, Papovirus dan bakteri Mycobacterium TBC, Mycobacterium ovium intra cellular, Streptococcus, dll. Penanganan terhadap
infeksi opurtunistik ini disesuaikan dengan jenis mikroorganisme penyebabnya dan diberikan terus-menerus.
c. Pengobatan antiretroviral ARV, ARV bekerja langsung menghambat enzim
reverse transcriptase atau menghambat kinerja enzim protease. Pengobatan ARV terbukti bermanfaat memperbaiki kualitas hidup, menjadikan infeksi opurtunistik
menjadi jarang dan lebih mudah diatasi sehingga menekan morbiditas dan mortalitas dini, tetapi ARV belum dapat menyembuhkan pasien HIVAIDS
ataupun membunuh HIV.
2.6. Konseling Dan Testing HIVAIDS Sukarela VCT