Latar Belakang Masalah Figur Surya Paloh dan Persepsi Pendukung Nasional Demokrat (Studi Deskriptif Tentang Persepsi Pendukung Organisasi Massa Nasional Demokrat Terhadap Surya Paloh Sebagai Figur Sentral Dalam Bingkai Komunikasi Politik).

12 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di dalam kehidupan, dari segi apapun, selalu ada satu karakter atau pribadi yang menjadi sorotan, karena kemampuannya sebagai pemimpin. Karakter tersebut sedari awal sudah menunjukkan perbedaannya dengan pribadi yang lain, karena kemampuan dan kualitas kepemimpinan seperti datang dengan pemikiran yang visioner dan revolusioner dan selalu berorientasi kepada perubahan, atau sebagai orator yang ulung dengan semangat berapi-api. Namun tidak mudah menjadi pribadi seperti ini, dan oleh karena itu pula, sosok seperti di atas akan selalu menjadi sorotan dan tokoh di garda depan untuk mencitrakan kekuatan suatu kelompok atau komunitas. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa ditempatkan sebagai figur utama, yang tujuannya adalah pembawa visi kemudian juga berfungsi sebagai bagian dari pencitraan kelompok tersebut secara utuh melalui satu individu tersebut. Indonesia sejak dulu memang mampu mencetak pribadi pemimpin yang berkualitas, dihargai di dunia internasional, umumnya menjadi pemimpin politik atau gerakan massa. Hingga sekarang pun, Indonesia memiliki puluhan sosok pemimpin dari berbagai organisasi yang memiliki kemampuan untuk mengumpulkan dan mempertahankan simpati para pendukung. Di antara Universitas Sumatera Utara 13 pemimpin di Indonesia ini, adalah Surya Paloh, yang kisah hidupnya sudah dibukukan dalam biografi berjudul Editorial Kehidupan Surya Paloh. 1 Surya Paloh terlahir dengan nama Surya Dharma Paloh. 2 Masa kecil dan remaja Surya Paloh lebih banyak dilalui di daerah Sumatera Utara, tepatnya di Labuhan Ruku, Serbelawan, dan Medan. Itulah sebabnya ia lebih akrab dengan kultur dan karakter sebagai anak Medan, daripada sebagai putra Tanah Rencong. Ia melanjutkan pendidikan tinggi di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara USU dan menamatkan Strata satu di Fakultas Sosial Politik di Universitas Islam Sumatera Utara UISU. Pengalaman organisasinya dimulai sejak umur belia, dan ia banyak menggagas organisasi. Beberapa organisasinya adalah Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia KAPPI. 3 Karena kepiawaiannya di dunia bisnis sewaktu muda, ia pun pernah menjabat Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia HIPMI Sumut 1974-1977 dan salah satu ketua BPP HIPMI 1977-1979. Pada tahun 1969, ia pun mulai bersentuhan dengan Partai Golkar, dengan menjadi Ketua Koordinator PPMG Pemuda Pelajar Mahasiswa Golkar Medan tahun 1969- 1 Buku Editorial Kehidupan Surya Paloh setebal 590 halaman ini ditulis oleh Usamah Hisyam, dkk untuk mempertingati ulang tahun Surya Paloh ke 50 tahun pada 16 Juli 2001. 2 Surya Paloh merupakan putra pasangan Daud Paloh dan Nursiah pada tanggal 16 Juli 1951 di rumahnya, di Jalan Teuku Nyak Arief, Kutaraja sekarang Banda Aceh, tepat di depan kantor Gubernur Daerah Istimewa Aceh. Bagi keluarga Daud Paloh, nama Paloh merupakan identitas keluarga, yakni singkatan dari Panglima Hasan, panggilan ayah Daud Paloh di lingkungan teman-temannya. Kebetulan di daerah kampung halamannya, Pidie, Aceh Utara, terdapat juga sebuah desa bernama Desa Paloh. 3 Organisasi massa yang menentang kebijakan yang salah dari pemerintahan orde lama. Surya Paloh menjadi salah seorang pimpinan KAPPI. Setelah KAPPI bubar, ia menjadi Koordinator Pemuda dan Pelajar pada Sekber Golkar. Beberapa tahun kemudian, Surya Paloh mendirikan Organisasi Putra-Putri ABRI PP-ABRI, lalu ia menjadi Pimpinan PT-ABRI Sumut. Bahkan organisasi ini, pada tahun 1978, didirikannya bersama anak ABRI yang lain, di tingkat pusat Jakarta, dikenal dengan nama Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan Indonesia FKPPI. Universitas Sumatera Utara 14 1972. Pada pemilu 1971, pemilu pertama di era Orde Baru, Surya Paloh masuk dalam Daftar Calon Sementar DCS anggota legislatif termuda untuk DPRD II Kota Medan, saat umur 19 tahun. Namun ia mengundurkan diri, karena menyadari kemampuan belum cukup untuk memasuki politik praktis dan Surya membidik posisi legislatif di DPR-RI. Pada pemilu berikutnya, di umur 25 tahun, ia pun lolos sebagai Anggota MPR pada tahun 1977-1982 dan kembali menjadi Anggota MPR tahun 1982-1987. Terakhir, pada tahun 1987 juga terpilih sebagai Anggota MPRDPR RI dari Golkar namun urung dilantik karena Prioritas, koran miliknya dibredel. 4 Pembredelan koran di masa Soeharto ini 5 mengakhiri umur Prioritas yang baru 13 bulan. Bagi Surya Paloh, walau ia dibesarkan di Golkar, namun ia tidak segan-segan menelanjangi berbagai penyimpangan yang ada pada masa Orde Baru yang merupakan masa berjaya Golkar. Semangat dalam mewujudkan demokrasi politik, yang dilandasi dengan kemerdekaan dan kebebasan pers menjadi pokok pikiran dan tujuannya. Konsistensi Surya Paloh terhadap keyakinannya dengan kebebasan pers tetap dipertahankan hingga sekarang. Media 4 Pembredelan inilah puncak sekaligus awal kontroversi politik Surya Paloh, yang membawanya ke sebuah vonis kematian perdata dan hak-hak politik dalam waktu lama sampai ia memunculkan gagasan Konvensi Presiden Partai Golkar pada tahun 2004. 5 Periode 1966-1973, kebebasan pers seolah-olah dibuka dan sikap pemerintah seakan- akan siap dikritik. Namun setelah peristiwa 15 Januari 1974, 12 media ditutup sekaligus oleh pemerintah. Rezim Orde Baru memperkenalkan lembaga perizinan berupa SIUPP Surat Izin Usaha Penerbitan Pers. Lalu, sejak 1984, pelaksanaan pembredelan pers diperparah dengan dikeluarkannya Permenpen Nomor 01PerMenpen1984. Padahal, undang-undang pers tahun 1966 dan tahun 1967 melarang sensor dan pembredelan terhadap pers. Tahun 1978, tangan besi pemerintah kembali menimpa tujuh koran—kali ini sehubungan dengan Sidang Umum MPR tahun 1978. Pembredelan tetap berlanjut, termasuk terhadap tiga media ber-SIUPP, yakni Sinar Harapan, Prioritas, dan Monitor. Selain banyak media yang dibredel, banyak juga wartawan yang dipenjarakan, beberapa di antaranya dibuang ke Pulau Buru. Universitas Sumatera Utara 15 Group yang membawahi Harian Media Indonesia dan stasiun televisi berita Metro TV merupakan jalannya untuk berkiprah di dunia pers Indonesia. Semenjak berdirinya stasiun tersebut pada 25 Oktober 1999, Surya Paloh lebih dikenal publik Indonesia. Dengan mengambil spesifikasi siaran yang 70 persen berita, menempatkan stasiun ini menjadi stasiun televisi berita pertama di Indonesia. Dan hal ini tentu menjadi salah satu keinginan Surya Paloh dalam mengembangkan dunia pers dan jurnalistik yang lebih matang, bebas, serta demokratis di Indonesia. Kiprah politiknya kembali ditunjukkan pada era reformasi, yaitu gagasannya untuk mengadakan Konvensi Calon Presiden Partai Golkar Menuju Pemilu Presiden 2004 untuk membangun kembali citra Golkar. Ia pun ikut menjadi salah satu calon dan mengusung sebuah konsep tentang kepemimpinan nasional serta menyiapkan sejumlah agenda penyelamatan bangsa dari krisis multidimensional, yang disebutnya sebagai Restorasi Nasional. 6 Visi yang 6 Gagasan Restorasi Nasional terdapat 12 program restorasi non-konvensional di bidang politik, ekonomi dan kesra. Bidang politik adalah prioritas utama. Pertama, adalah program memantapkan stabilitas politik melalui rekonsiliasi dan pardon nasional, kemudian menciptakan keamanan, ketertiban masyarakat, menghentikan konflik sosial, etnik, dan agama, serta peningkatan peran aparat Kepolisian untuk melindungi dan mengayomi masyarakat. Kedua, meningkatkan partisipasi publik agar mendukung penuh program pembangunan. Setiap kebijakan publik harus dikomunikasikan terlebih dahulu dengan bebagai komponen masyarakat dengan hubungan komunikasi bottom up. Ketiga, memperkuat kembali kekuatan pemersatu bangsa yakni semangat kebhineka tunggal ika-an yang kini mulai rapuh. Keempat, menegakkan supremasi hukum dalam rangka menciptakan clean and good governance, masyarakat yang tertib hukum, serta berorientasi kepada “hukum sebagai panglima”. Kelima, melanjutkan otonomi daerah dalam kerangka NKRI dengan meningkatkan percepatan pembangunan di daerah dalam segala bidang agar dapat mengejar ketertinggalannya. Sementara di bidang ekonomi, restorasi nasional terdapat lima prioritas program restorasi sebagai langkah pemulihan. Pertama, menjaga stabilitas ekonomi makro. Kedua, melaksanakan restrukturisasi manajemen hutang luar negeri. Ketiga, mencanangkan reformasi pajak yang mengarah pada prinsip keadilan. Keempat, mendorong tumbuhnya investasi dengan memberikan insentif serta kemudahan-kemudahan perizinan. Kelima, membuka lapangan pekerjaan seluas- luasnya dalam rangka mengurangi angka pengangguran. Di bidang kesejahteran rakyat, ada dua program. Pertama, menekan tingkat kemiskinan serendah mungkin dengan mengupayakan terciptanya lapangan pekerjaan seluas-luasnya. Kedua, mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan memberikan dan membuka prasarana pendidikan yang mudah, murah, dan seluas-luasnya. Universitas Sumatera Utara 16 tujuannya memperbaiki kondisi kebangsaan dari semua aspek dan dari seluruh masyarakat Indonesia ini. Namun di 2004, dia tidak berhasil terpilih, begitu juga pada pemilihan Ketua Umum Partai Golkar tahun 2009. Surya Paloh tidak berhenti hanya karena kekalahan sebelumnya di politik, bahkan ia tetap konsisten mengusung tema perubahan dan menawarkan solusi alternatif untuk perbaikan kondisi kebangsaan. Sehingga di tahun 2010 ini, Surya Paloh bersama 44 deklarator lainnya pada tanggal 1 Februari lalu mendeklarasikan sebuah gerakan massa baru yang bernama Nasional Demokrat, mengusung tema restorasi yang hampir sama dengan slogannya ketika di Konvensi Golkar 2004, yakni Restorasi Indonesia. Gerakan ini sebagai tujuan dan jalan yang ditempuh gerakan massa ini. Surya Paloh sebagai inisiator organisasi ini menempatkan pokok pemikirannya yang paling mendasar, yaitu merestorasi seperti prinsip Restorasi Meiji di Jepang pada 1866-1869, yang merupakan rangkaian kejadian untuk perubahan pada struktur politik dan sosial Jepang di awal kekaisaran Meiji. Sehingga Surya Paloh dan deklarator yang ikut dalam mengumumkan berdirinya organisasi massa tersebut meyakini gerakan Restorasi Indonesia dapat mengembalikan kejayaan Indonesia dan memberikan wadah demokrasi bagi warga negara. Sebenarnya mendirikan organisasi massa ormas adalah hal yang biasa dalam era reformasi ini. Tetapi Nasional Demokrat ini memang mencuri perhatian, karena banyaknya tokoh yang menjadi deklarator ormas ini. Para pendiri atau inisiator sentral ormas ini adalah Surya Paloh dan Sultan Hamengku Buwono X. Bersama mereka ada sederet nama yang ikut serta, seperti Syafii Universitas Sumatera Utara 17 Maarif, Siswono Yudhohusodo, Anies Baswedan, Eep Saifulloh Fatah, Khofifah Indar Parawansa, Ferry Mursyidan Baldan, Syamsul Muarif, Enggar Tyasto Lukito, Didik J. Rachbini, Akbar Faisal, Franky Sahilatua, Budiman Sudjatmiko, dan beberapa tokoh dari latar belakang yang beragam. Bahkan deklarasi ini turut dihadiri oleh Megawati, Jusuf Kalla, Akbar Tanjung, dan Wiranto. Sebagai inisiator, Surya Paloh dan Sri Sultan Hamengku Buwono X cukup berhasil merangkul berbagai kalangan dan dari berbagai partai. Ada tokoh Muhammadiyah, Syafii Maarif, Khofifah Indar Parawansa dari PKB, Ferry Mursyidan dari Golkar, Budiman Sudjatmiko dari PDIP, Didik J. Rachbini dari PAN, dan Akbar Faisal dari Hanura. Ada pengamat politik yang terjun berpolitik praktis seperti Anies Baswedan dan Eep Saifulloh Fatah, ada pula akademisi dan beberapa guru besar, seperti Prof. Dr. T. Bahri Anwar dari Universitas Sumatera Utara dan Prof. Dr. Bachtiar Aly, M.A dari Universitas Indonesia. Tidak itu saja, Nasional Demokrat juga didukung oleh budayawan Franky Sahilatua, dan wartawan senior Djaffar H. Assegaff. Untuk memperkuat dasar ormas ini hingga ke akar rumput, dari awal pendirian Nasional Demokrat, para deklarator yang diwakili oleh Meutya Hafid saat konferensi pers di Istora Senayan pada 1 Februari 2010 mengatakan bahwa organisasi massa ini memang juga akan didirikan di daerah sebagai perwakilan dan cabang dari Nasional Demokrat pusat. Karena dari awal, organisasi massa ini ingin memeratakan semua arus demokrasi hingga ke seluruh Indonesia. Oleh karena itu, tidak berselang beberapa lama, Nasional Demokrat cabang Makassar sebagai perwakilan untuk Propinsi Sulawesi Selatan diresmikan pada 22 Februari Universitas Sumatera Utara 18 2010. Kemudian disusul di Propinsi Bangka Belitung pada tanggal 3 April, di DI Yogyakarta pada 15 April, dan 18 April di Nangroe Aceh Darussalam. Hingga November ini, telah 18 daerah di Indonesia yang telah resmi mendeklarasikan Nasional Demokrat daerah, dan rencananya deklarasi ini akan digenapkan di 33 propinsi seluruh Indonesia sebelum ulang tahun Nasional Demokrat yang pertama. Restorasi Indonesia yang diusung oleh Surya Paloh memang membutuhkan otoritas dan dukungan. Faktor pemimpin yang mampu mengomunikasikan ide dan gagasannya dalam tujuan memperbaiki kondisi dan mencari jalan keluar, memang dibutuhkan di dalam kondisi kemasyarakatan Indonesia saat ini. Nasional Demokrat sebagai organisasi massa yang berbasis nasional dan merambah ke daerah telah mendapatkan sambutan yang sangat baik. Tokoh sentralnya, Surya Paloh meletakkan dasar pemikirannya dalam organisasi ini. Banyaknya tokoh nasional yang bergabung ke dalam organisasi massa ini, serta tingginya respon masyarakat terutama pejabat daerah yang menyatakan dukungannya, menunjukkan adanya satu keterkaitan antara sosok Surya Paloh dengan dukungan yang meluas ini. Dukungan yang sangat besar dalam jangka waktu yang cukup singkat, yakni 3 bulan sejak dideklarasikan secara resmi di Jakarta ini melibatkan persepsi para komunikannya dalam memandang sebuah organisasi yang dipimpin oleh sosok Surya Paloh. Oleh karena tingginya antusiasme para tokoh dan pejabat daerah untuk bergabung ke dalam ormas ini, membuat peneliti tertarik untuk meneliti persepsi pendukung organisasi massa Universitas Sumatera Utara 19 Nasional Demokrat terhadap Surya Paloh sebagai figur sentral Nasional Demokrat dalam bingkai komunikasi politik.

1.2 Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Opini Mahasiswa Terhadap Iklan Nasional Demokrat (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Terhadap Iklan Nasional Demokrat Di Metro TV)

0 54 90

PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (Studi Pada Masyarakat Dusun Geneng Desa Pacalan Kec. Plaosan Kab. Magetan)

1 51 29

Media dan Pemilu 2014: Analisis wacana kolom "Indonesia Memilih" Harian Umum Media Indonesia

0 6 98

Kepemilikan media dalam mencitrakan partai politik: analisis wacana kritis berita partai politik nasional Demokrat dalam kolom Indonesia memilih harian umum Media Indonesia

0 4 98

Pencitraan Partai Politik Nasional Demokrat Melalui Iklan Versi Sepak Bola (Studi Wacana Kritis Norman Fairclough Mengenai Iklan Partai Politik Nasional Demokrat Versi Sepak Bola

0 9 1

PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Profiling Surya Paloh dalam Surat Kabar Harian Media Indonesia Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional G

0 3 13

PENDAHULUAN PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Profiling Surya Paloh dalam Surat Kabar Harian Media Indonesia Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Golkar ke VIII).

0 4 27

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Profiling Surya Paloh dalam Surat Kabar Harian Media Indonesia Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Golkar ke VIII).

0 3 26

Nasional Demokrat, Jabar Golkar.

0 0 1

Tabel 1: Berita tentang Surya Paloh

0 0 8