Komunikasi Politik Strategi Komunikasi

43

2.2.2 Komunikasi Politik

Politik dan komunikasi merupakan dua entitas yang saling berhubungan, baik dilihat dari sudut panndang relasi empirik ataupun dalam tinjauan akademis. Secara empirik, politik adalah sebuah proses kekuasaan yang menyebabkan dinamika kehidupan berjalan secara struktural, formal, dan asimetris. Sedangkan untuk kajian maupun tinjauan akademis, politik dilihat dari bagaimana kekuasaan dan pemerintahan dilihat dari teori-teori yang ada, digunakan dalam menganalisis fenomena yang terjadi. Dalam kaitannya dengan komunikasi, di sini komunikasi menjadi instrumen yang akan menjelaskan baik secara vertikal maupun horizontal. Kata menjelaskan di sini adalah mempertegas dan menyebarluaskan inti dan hakikat dari politik kepada masyarakat. Jurgen Habermas mengatakan bahwa untuk mencapai kekuasaan melalui politik, caranya adalah dengan meletakkan komunikasi sebagai sebuah politik, karena komunikasi merupakan sebuah proses perebutan pengaruh yang paling demokratis yang pernah ada. Cara memperoleh legitimasi atau dukungan ada beberapa jalan, antara lain melalui kekuatan fisik termasuk militer, dengan uang, jabatan, dan pemerasan. Namun keempat hal di atas bukanlah sarana yang cukup fair jika dibandingkan dengan komunikasi. Di dalam komunikasi, mereka yang berebut kekuasaan harus mampu memengaruhi orang banyak baik dengan cara- cara yang kharismatikal ataupun cara-cara yang intelektual. Karena komunikasi merupakan sarana paling adil, bahkan paling manusiawi untuk saling mempertukarkan pengaruh dan memperebutkan kekuasaan. 43 43 Riant Nugroho Dwidjowijoto, op. cit., hlm. 55. Universitas Sumatera Utara 44 Komunikasi politik yang bersinggungan dengan organisasi atau kelompok menjadi jiwa dari organisasi politik tersebut. 44 Melalui itu, terdapat beberapa tujuan yang hendak dicapai untuk memasyarakatkan suatu organisasi politik seperti yang dijelaskan oleh Redi Panuju, yakni dengan menyosialisasikan keberadaannya kepada masyarakat, membangun citra positif dalam rangka mencari dukungan, menggalang opini publik dalam rangka membangun, menyeleksi isu, dan merangkumnya menjadi formulasi kebijakan, dan membangun jaringan dalam rangka efektivitas kerja. Oleh karena itu dibutuhkan suatu strategi komunikasi politik untuk mewujudkan empat tujuan tersebut.

2.2.3 Langkah Strategik

Dokumen yang terkait

Opini Mahasiswa Terhadap Iklan Nasional Demokrat (Studi Deskriptif Opini Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU Terhadap Iklan Nasional Demokrat Di Metro TV)

0 54 90

PENGARUH TERPAAN IKLAN TELEVISI PARTAI NASIONAL DEMOKRAT TERHADAP PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PARTAI NASIONAL DEMOKRAT (Studi Pada Masyarakat Dusun Geneng Desa Pacalan Kec. Plaosan Kab. Magetan)

1 51 29

Media dan Pemilu 2014: Analisis wacana kolom "Indonesia Memilih" Harian Umum Media Indonesia

0 6 98

Kepemilikan media dalam mencitrakan partai politik: analisis wacana kritis berita partai politik nasional Demokrat dalam kolom Indonesia memilih harian umum Media Indonesia

0 4 98

Pencitraan Partai Politik Nasional Demokrat Melalui Iklan Versi Sepak Bola (Studi Wacana Kritis Norman Fairclough Mengenai Iklan Partai Politik Nasional Demokrat Versi Sepak Bola

0 9 1

PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Profiling Surya Paloh dalam Surat Kabar Harian Media Indonesia Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional G

0 3 13

PENDAHULUAN PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Profiling Surya Paloh dalam Surat Kabar Harian Media Indonesia Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Golkar ke VIII).

0 4 27

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN PROFILING SURYA PALOH DALAM SKH MEDIA INDONESIA (Analisis Framing Profiling Surya Paloh dalam Surat Kabar Harian Media Indonesia Terkait dengan Pemilihan Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional Golkar ke VIII).

0 3 26

Nasional Demokrat, Jabar Golkar.

0 0 1

Tabel 1: Berita tentang Surya Paloh

0 0 8