menggambarkan proses perkembangan yang melibatkan pengetahuan, perasaan, dan tindakan. Guru harus terlibat dalam kegiatan anak didik dan
membantu mereka berpikir kritis tentang moral dan etika. Guru harus dapat mengilhami mereka menjadi berkomitmen untuk tindakan moral dan etika
serta memberi kesempatan kepada mereka untuk mempraktikkan perilaku moral dan etika.
Berdasarkan beberapa pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sistem penanaman nilai-nilai karakter yang
bertujuan membentuk pribadi dan kebiasaan sehingga sifat anak terukir sejak dini. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan bahan ajar yang mampu
mendukung tujuan pendidikan karakter.
2.2.7 Hakikat Apresiasi
Suharianto 1981:15 mengemukakan bahwa apresiasi adalah kegiatan atau usaha merasakan dan menikmati hasil-hasil karya sastra. Hal
serupa dikemukakan oleh S. Effendi 1982:11 bahwa apresiasi sastra adalah kegiatan menggauli karya sastra secara sungguh-sungguh sehingga
menumbuhkan, pengertian, penghargaan, kepekaan kritis, dan kepekaan perasaan yang baik terhadap karya sastra. Berbeda dengan Nadeak
1985:44 yang mengatakan apresiasi berkaitan dengan nilai-nilai estetis yang berkaitan dengan puisi dan pengajarannya serta batasan-batasan yang
perlu dijernihkan terlebih dahulu.
Apresiasi sastra hendaknya diartikan sebagai suatu kondisi kesempatan jiwa yang matang dalam menghadapi karya sastra. Lebih luas
lagi, apresiasi sastra dimaksudkan sebagai kematangan jiwa untuk dapat memaahami, menikmati dan memperoleh kekayaan batin dari karya sastra.
Jadi seseorang yang mamiliki apresiasi sastra yang memadai berarti ia
memiliki sikap batin yang positif terhadap karya sastra Suyitno 1985:22.
Apresiasi adalah 1 kesadaran terhadap nilai-nilai budaya, 2 penilaian atau penghargaan terhadap sesuatu, 3 kenaikan nilai barang
karena harga pasarnya naik atau permintaan akan barang itu bertambah KBBI 2002:62. Waluyo 2003: 164-165 mengemukakan bahwa apresiasi
adalah pernyataan seseorang yang secara sadar tertarik dan senang terhadap suatu hal, mampu menyatakan penghargaan dan memandang hal yang
dipilihnya itu mengandung nilai dalam kehidupannya. Orang merasakan pengalaman yang menyenangkan jika terlibat dalam kegiatan yang
berhubungan dengan hal yang dipilinya itu. Dengan demikian apresiasi juga mempinyai berbagai unsur, yaitu 1 perhatian yang terkontrol dan terpilih,
2 persetuan untuk merespons, 3 kemauan untuk merespons, 4 keputusan untuk merespons, 5 penerimaan suatu nilai, 6 pemilihan suatu
nilai. Tingkatan apresiasi ada tiga yaitu: 1 terjadi apabila seseorang
mengalami pengalaman yang ada dalam sebuah karya sastra, 2 terjadi apabila daya intelektual pembaca bekerja lebih giat, 3 tingkat ketiga
apabila pembaca menyadari antara hubungan antara satra dengan dunia lain
atau dunia luarnya sehingga pemahaman dan penikmatnyapun dilakukan
dengan lebih luas dan mendalam. Berdasasrkan penjelasan-penjelasan di
atas dapat ditarik simpulan bahwa apresiasi adalah pengenalan dan pemahaman yang tepat tehadap nilai suatu karya.
2.2.8 Hakikat Sastra Melayu Klasik