13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
2.1 Tinjauan Pustaka
Kemampuan mengapresiasi sastra harus dikuasai oleh setiap orang, baik anak maupun orang tua, mengapresiasi sastra dalam kehidupan sehari-
hari sangatlah penting karena dapat memperoleh informasi untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Begitu juga di sekolah, mengapresiasi sastra
mempunyai peranan penting karena dengan mengapresiasi sastra dapat menambah ilmu, menerima dan menghargai pendapat orang lain.
Berbagai penelitian telah dilakukan dalam bidang mengapresiasi sastra. Hasil menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan
mengapresiasi sastra setelah diterapkan pembelajaran dengan berbagai metode dan teknik, namun penelitian terhadap kemampuan mengapresiasi
sastra masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi, baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat baru. Berkenaan
dengan penelitian-penelitian ini, ada beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan sebelumnya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kitao 1997 menjelaskan bahwa dalam pengajaran bahasa, penting sekali untuk memilih bahan ajar
yang sesuai dengan kondisi siswa. Bahan ajar yang sesuai untuk kelas tertentu perlu memiliki filosofi yang mendasari instruksional, pendekatan,
metode, dan teknik yang sesuai dengan siswa dan kebutuhan mereka. Bahan
ajar tersebut harus benar, dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan standar kurikulum yang ada. Dijelaskan pula, guru harus pintar dalam
memilih bahan ajar. Penelitian yang dilakukan Kitao memiliki persamaan dengan
peneliti, yaitu penelitiannya sama-sama berorientasi pada bahan ajar. Kitao membahas bagaimana memilih bahan ajar yang baik dan dapat digunakan di
kelas secara tepat. Peneliti melakukan penelitian pengembangan bahan ajar apresiasi sastra Melayu klasik bermuatan karakter. Selain itu, terdapat pula
perbedaan dari penelitian yang dilakukan Kitao dan peneliti, yaitu fokus penelitian Kitao adalah meneliti penggunaan bahan ajar yang sudah ada di
kelas, sedangkan peneliti melakukan penelitian mengembangkan bahan ajar yang bermuatan karakter.
Mansoer 2007 dalam penelitiannya yang berjudul “Collaborative Learning Via Email Discussion: Strategies for ESL Writing Classroom”
menyimpulkan bahwa pengembngan media email dapat diimplementasikan dalam suasana pembelajaran kolaboratif dengan menggabungkan tahap
penulisan pendekatan proses dan aktivitas pasangan kerja. Pengembangan media ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam
kelas. Penelitian yang dilakukan oleh Mansoer memiliki persamaan dengan
peneliti, yaitu sama-sama melakukan penelitian pengembangan. Namun, perbedaannya adalah penelitian Mansoer mengembangkan media
pembelajaran sedangkan peneliti mengembangkan bahan ajar lyang dapat digunaka siswa dan guru dalam proses belajar mengajar.
Haryanto 2009 dalam skripsinya yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Membacakan Puisi untuk Siswa SMA dengan Teknik Latihan
Menyiasati diri dan Menyiasati Puisi” menyimpulkan bahwa bahan ajar membacakan puisi untuk siswa SMA dapat dikembangkan ke dalam wujud
buku dan DVD panduan membacakan puisi. Adapun simpulan dari penelitian ini adalah keefektifan bahan ajar terhadap pembelajaran terlihat
pada perunbahan positif setelah guru menggunakan buku dan DVD panduan berlatih membacakan puisi di kelas. Siswa lebih memiliki ketertarikan
dalam pembelajaran sehingga berdampak positif pada peningkatan kemampuan membaca puisi yang dimiliki siswa.
Penelitian yang dilakukan oleh Haryanto dengan penulis mempunyai persamaan, yaitu sama-sama melakukan penelitian pengembangan bahan
ajar. Bedanya adalah Haryanto melakukan pengembangan bahan ajar membacakan puisi, sedangkan penulis melakukan pengembangan bahan ajar
apresiasi sastra Melayu bermuatan karakter. Namun keduanya sama-sama dalam lingkup pengembangan bahan ajar. Subjek penelitian Haryanto juga
sama dengan penulis, yaitu pada jenjang SMA. Adapun perbedaannya terletak pada materi yang dikembangkan. Haryanto dalam penelitiannya
mengembangkan bahan ajar pembacaan puisi. Trynasari 2009 dalam sekripisinya yang berjudul “Pengembangan
Bahan Ajar Keterampilan Menulis Resensi dengan Teknik Cutting and
Glueing bagi Siswa SMP kelas IX” menyimpulkan bahwa hasil keterampilan siswa dalam pembelajaran menulis resensi dengan teknik
cutting and glueing mengalami peningkatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Trynasari dengan penulis mempunyai persamaan, yaitu sama-sama melakukan penelitian pengembangan bahan
ajar. Bedanya adalah Trynasari melakukan pengembangan bahan menulis resensi, sedangkan penulis melakukan pengembangan bahan ajar apresiasi
sastra melayu bermuatan karakter. Namun keduanya sama-sama dalam lingkup pengembangan bahan ajar. Adapun perbedaannya subjek penelitian
Trynasari adalah pada jenjang pendidikan SMP, sedangkan subjek penelitian penulis terletak pada jenjang SMA. Selain itu perbedaannya juga terletak
pada materi yang dikembangkan. Trynasari dalam penelitiannya mengembangkan bahan ajar ketrampilan menulis resensi.
Narsih 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Pengembangan Buku Pengayaan Menyunting Surat Dinas Menggunakan Pendekatan
Kontekstual bagi Siswa SMP” menyimpulkan bahwa berdasarkan kebutuhan buku pengayaan menyunting surat dinas menggunakan pendekatan
kontekstual, siswa maupun guru membutuhkan buku pengayaan menyunting surat dinas yang memuat materi sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Siswa dan guru membutuhkan penyajian tujuan pada setiap bab dan adanya latihan pada setiap bab. Siswa dan guru mengaharapkan buku pengayaan
menyunting surat dinas menggunakan bahasa Indonesia baku. Sama halnya dengan indikator grafika, judul, sampul, warna, ketebalan buku,
desainmodel, jenis, dan ukuran huruf di dalam buku harus disesuaikan dengan keinginan siswa dan guru.
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Narsih 2012 dengan yang dilakukan penulis terletak pada jenis penelitian yang dilakukan yakni
jenis penelitian dan pengembangan, selain itu persamaan penelitian yang dilakukan Narsih dan penulis terletak pada subjek penelitian yang dipilih,
yaitu siswa pada jenjang SMA. Perbedaanya Narsih mengembangkan buku pengayaan menyunting surat dinas, sedangkan penulis mengembangkan
bahan ajar apresiasi satra Melayu klasik beruatan karakter. Siswandi 2012 dalam penelitiannya yang berjudul “Model CIRC
Kreativitas Verbal dalam Pembelajaran Menulis Karangan Naratif Ekspresif” menyimpulkan bahwa dibutuhkan penelitian pengembangan
mengenai model CIRC yang lebih sesuai dengan karakter dan perkembangan psikologis siswa SMA. Model tersebut diharapkan mampu
memacu kreatifitas verbal siswa dalam pembelajaran menulis karangan naratif ekspresif.
Persamaan penilitian yang dilakukan oleh Siswandi 2012 terletk pada jenis penitian, yakni sama-sama melakukan penelitian pengembangan.
perbedaannya Siswandi melakukan pengembangan model pembelajaran, sedangkan peniliti mengembangkan bahan ajar dalam model CIRC yang
dikembangkan oleh Siswandi.
2.2 Landasan Teoritis